9.𓉳

85 15 0
                                    

Riuh suara para siswa memberikan kesan berisik pada sebuah gedung luas di pusat kota tersebut. Penerimaan raport akan diadakan tiga menit lagi,namun sejak tadi Sunghoon tak bisa berhenti bicara. Bibir tipisnya terus bergerak seperti mengatakan sesuatu namun satupun orang disana tak ada yang tahu apa yang sedang gadis itu katakan. Kakinya terasa sedikit kesemutan karena sejak tadi tak bergerak. Sunghoon tampak jongkok dengan kedua tangan memeluk lutut pada sudut aula. Tak perduli seberapa ramainya aula saat ini,ia tak perduli sama sekali dan tetap dalam posisi yang sama sejak beberapa menit yang lalu. Beberapa temannya menyapa,namun tak ingin sama sekali bibirnya
merespon. Sunghoon sibuk dengan ocehannya sendiri.

Suara mikrofon memberi interupsi pada seluruh siswa untuk duduk pada kursi yang disediakan. Semuanya duduk ,kecuali Sunghoon yang hanya menatap kebawah tak beranjak dari posisinya. Sunghoon kesal saat ini. Ibunya telat datang. Dia tidak suka melihat teman-temannya sudah bersama orang tuanya sementara dia masih sendirian. Jika saja masih ada ayahnya mungkin saat ini sang ayah bisa menghadirinya lebih cepat dibandingkan sang ibu yang beralasan sedang memiliki urusan. Sunghoon tahu ibunya bahkan akan lebih sibuk dari seorang pemimpin negara,namun dia tidak mau tahu tentang itu. Yang dia ingin ibunya ada disini. Ada untuknya.

Ketika suara teman-temannya terdengar lagi,Sunghoon mengatupkan bibirnya. Matanya menatap nanar pada lantai tempat dimana ia bisa melihat ujung sepatu pantofel hitam dan kaos kaki putihnya yang begitu kontras dan bersih. Bibirnya menggeram pelan saat pundaknya disentuh oleh salah satu temannya. Sunghoon tidak mau disapa,dia tidak mau diajak bicara saat ini,dia benci jika sapaan yang dia dapat adalah hanya sebuah sapaan basa-basi tanpa hati.

"Sunghoon! Kau tidak mendengarku?! Semua orang sudah duduk." Bentakkan keras terdengar dari suara cempreng salah satu siswi. Sunghoon membenci hal itu. Dia kesal jika ada yang membentaknya ,ada yang memarahinya,dan ada yang berani mengganggunya. Entah sejak kapan semua rasa emosi yang tinggi itu muncul,bahkan dia sendiri tidak tahu kenapa dirinya bisa semarah ini dan cepat sekali merasa kesal pada orang-orang disekitarnya.

"Sunghoon?!"

Beranjak cepat,Sunghoon mendorong kuat temannya hingga terjatuh ke belakang menabrak kursi serta orang-orang yang sedang duduk disana. Tangannya bergetar menatap kesal pada siswi yang meringis tersungkur dilantai.Dahi yang sobek membuat siswi tersebut memegangi kepalanya dengan beberapa tetes darah yang mulai mengalir. Beberapa orang menatap ke arahnya dengan terkejut,mulai berdatangan menolong dengan tatapan aneh padanya.Sungguh Sunghoon benci dengan tatapan itu.Salah satu guru berjalan cepat menghampiri kerumunan tersebut membuat Sunghoon menatap cemas dengan bingung. Tangannya meremas roknya sendiri dengan erat sebelum akhirnya berlari menerobos orang-orang disana yang mencoba menahan.  

Sunghoon terus berlari dengan kaki dan tubuh gemetar. Bersembunyi pada salah satu bilik toilet sembari mengoceh tidak jelas.Tangannya bergetar menutup pintu,menatap tajam dengan cemas pintu yang sudah ia kunci.Kaki rampingnya melangkah mundur perlahan ketika suara kembali terdengar dari Aula. Sunghoon hanya ingin diam disini hingga semuanya selesai.Dia hanya ingin keluar ketika semua orang sudah pergi.Ketika sekolah sepi.

Beberapa menit hingga berlalu setengah jam lebih,Sunghoon merasakan keringatnya semakin deras membanjiri dahi. Suara ramai ketukan sepatu yang berdatangan membuatnya menjadi semakin cemas. Segera ia mendekat pada pintu. Sunghoon tahu baru saja kelasnya selesai menerima raport. Darahnya seakan mendidih mengetahui jika bukan namanya lah yang berada pada urutan pertama. Dia tidak mendapatkan gelar juara umum,tapi temannya lah yang menjadi juara. Sunghoon kesal dengan hal itu,dia tidak mau seseorang menandinginya. Apa yang sudah menjadi miliknya tetaplah miliknya,apa yang ia inginkan seharusnya juga ada untuknya. Tapi kenapa kini dia merasa dia bukanlah orang yang berguna?

Tantrum (HeeHoon) Enhypen//Switch (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang