5.𓉳

113 14 1
                                    

Sunghoon tertidur pulas setelah cukup lama duduk melamun diatas ranjang. Beberapa menit yang lalu Sunghoon masih menangis karena melihat tangan Heeseung yang terluka. Entah apa yang perempuan itu pikirkan dengan luka cakaran yang dibuatnya sendiri pada lengan Heeseung. Beruntung Sunghoon bisa tenang dan terdiam selama hampir limabelas menit akhirnya tertidur karena lelah.

Heeseung yang sejak tadi tak bisa kemana-mana karena harus mengawasi Sunghoon agar perempuan itu tertidur,kini menarik garis tipis memperhatikan wajah tenang Sunghoon yang terlelap. Tangannya menarik selimut dengan hati-hati agar perempuan itu tak terbangun. Setelah itu ia kembali melangkah melanjutkan apa yang tadi sempat tertunda—membersihkan kamar Sunghoon.

Sebuah ketukan sepatu mengalihkan pandangannya pada pintu. Dengan segera ia melangkah membuka pintu dan menemukan sosok Hyunseo yang berdiri didepan pintu dengan senyuman lembut. Kepala wanita itu sedikit melongo kedalam kamar melihat Sunghoon yang sedang tidur dengan lelap. Ada guratan lega di wajah yang tampak lelah tersebut sebelum kemudian tersenyum pada Heeseung.

"Tidak perlu bersihkan kamarnya dokter Lee,saya akan minta pelayan membersihkannya selama Sunghoon sedang tidur." Suara Hyunseo terdengar pelan seakan tidak ingin membangunkan putri kesayangannya. Wanita dengan kisaran umur empat puluh tahun itu tampak baru saja pulang dari kerja. Memakai celana panjang dan bleazer cokelat membuat Heeseung sadar jika ibu dari Sunghoon itu merupakan Ceo dari Park Group. Sejak suaminya meninggal tak ada lagi yang bisa memimpin perusahaan selain Park Hyunseo karena Park Minsung suaminya adalah putra tunggal dan tidak memiliki siapa-siapa lagi.

"Saya hanya takut Sunghoon terbangun saat ada orang yang membersihkan kamarnya,bu Hyunseo. Jadi biarkan saya saja." Heeseung melirik kedalam kamar sebentar.
"Sudah hampir selesai. Tidak masalah." Ujarnya kemudian yang dibalas sebuah anggukan pelan oleh Hyunseo.

_____________

Hampir tiga puluh menit Heeseung membersihkan kamar itu hingga semuanya kembali terlihat rapi. Matanya melihat sekali lagi pada Sunghoon yang masih tidur pulas. Untung Sunghoon tidak terbangun selama ia membereskan semuanya karena dengan sangat hati-hati dan pelan ia mengerjakannya agar tidak menimbulkan suara berisik.

Setelah memastikan jika Sunghoon masih dalam keadaan tidur,Heeseung membawa satu kursi ke sebelah ranjang. Dengan pelan ia mengambil lengan Sunghoon. Mereka memiliki luka yang sama,hanya saja luka pada Sunghoon terlihat bertumpuk pada luka-luka lain yang sudah tampak mengering. Ia yakin jika perempuan itu kerap melakukan hal ini jika dalam keadaan kambuh.

Meraih kapas yang sudah diberi obat merah,dengan perlahan ia tempelkan kapas itu pada goresan-goresan bekas kuku milik Sunghoon. Terus ia lakukan hal itu hingga selesai. Perasaannya terasa sedih melihat wajah putih pucat itu tidur dengan alis yang beberapa kali berkerut. Mungkin akan sulit bagi Sunghoon untuk bisa tidur dengan nyenyak. Ia tak bisa berpikir bagaimana jadinya jika perempuan itu terus-menerus melakukan hal seperti itu—menyakiti diri sendiri.

Meletakkan kotak P3K kedalam nakas,matanya kembali melihat wajah Sunghoon. Memperhatikan wajah yang cantik itu dengan perasaan campur aduk. Betapa sempurna hidup Sunghoon jika perempuan itu tak mengalami hal sulit seperti ini. Begitu kelam dan menyedihkan jika Sunghoon terus terpuruk dalam keadaan yang menyakitkan. Ia sendiri yang melihat ini secara langsung saja sudah terasa sakit meskipun bukan ia yang mengalami.

Mengerjapkan matanya pelan,apa yang ia katakan pada Sunghoon beberapa waktu lalu membuatnya sulit berpikir. Ia sendiri yang sudah mengatakan hal itu pada Sunghoon tanpa berpikir lebih jauh jika mungkin ia akan terikat pada perempuan itu. Tapi dirinya tersadar jika tadi ia mengatakan itu semua dalam keadaan sadar bukan? Bahkan ia berharap Sunghoon menjadi tenang setelah mendengar itu semua. Dan hasilnya benar-benar ada. Walau ia tidak tahu persis apa yang terjadi selanjutnya tapi setidaknya untuk saat ini Sunghoon sudah mau mendengarkan ucapannya.
Merasa sedikit lebih lega walau tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir tipis itu. Ia juga belum mengerti apa yang sebenarnya perempuan itu inginkan.

Tantrum (HeeHoon) Enhypen//Switch (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang