Tantrum (HeeHoon) Enhypen//Switch (TERBIT)

13.𓉳

Sinar matahari menghilang ketika hordeng ditutup rapat.Pagi hari yang bimbang.Hatinya memilih untuk melangkah pada tempat yang lebih jauh namun kenyataan dirinya enggan.Heeseung memutuskan sebuah pilihan namun dirinya sendiri yang merasa bingung.Ada rasa menyesal kenapa dirinya tak bisa menahan diri untuk tidak menolak.Selalu saja yang ia ucapkan berbeda dari apa yang ada dihatinya.

Sama seperti perasaannya.Terlihat semu dan begitu pudar.Tidak ada alasan lain selain mengembalikan klinik seperti semula,tapi ia paham jika saat ini ada yang berbeda.Dirinya tidak menyadari tapi ia mulai merasa jika rasa yang ia miliki saat ini bukan sebatas bayaran atau rasa iba untuk kasihan pada Sunghoon.Namun tetap saja ia tidak bisa mendeskripsikannya secara jelas walau pada dirinya sendiri.

Satu tas pakaian dilirik lagi.Sebagian pakaian dikemas rapi disana.Memutuskan untuk tinggal dikediaman Park bukanlah hal yang baik tapi ia juga tidak tahu seburuk apa nasib yang akan ia terima setelah ini.Akankah semuanya berjalan dengan lancar tanpa hambatan? Atau justru sebaliknya.Yang paling ia takutkan semuanya menjadi semakin berantakan.Rancu dipertengahan atau diujung jalan.

Melamunkan hal-hal seperti itu tidak berguna.Semakin membuat hati gelisah namun tak menunjukkan jalan keluar sama sekali.Bergegas melangkah dengan pasti adalah yang harus ia lakukan sekarang.

Hujan gerimis.Debu pada jalanan tidak berterbangan.Kendaraan berlalu lalang melintasi jalan kota.Mobil hitam melaju tenang,tidak seperti pengendara yang menatap kedepan dengan pikiran yang bercabang kemana-mana.Mata itu melihat sebuah bangunan putih disebelah sana.Merindukan hari-harinya saat masih berkecimpung pada dunianya sendiri.Dokter gigi.

Kini klinik itu kosong tak terawat.Heeseung ingat ia menumpuk barang tak berguna diruangan belakang.Berharap suatu hari nanti ia bisa kembali dan memperbaiki semuanya dari awal.Memulai lagi apa yang sempat berhenti,tanpa ada penghalang dan tanpa ada seseorang yang—kepalanya menggeleng pelan.Melajukan mobilnya semakin cepat untuk mengalihkan semua pikirannya.Lima belas menit,kurang lebih.Heseung memasuki gerbang tinggi yang dibuka.Memarkirkan mobilnya disana dengan debaran yang berbeda.

Sebuah tas ditangan,matanya menatap kedepan tepat pada pintu utama kediaman Park.Sekarang ia mengantarkan dirinya sendiri untuk masuk lebih jauh.Apapun masalah dan resikonya,untuk masa yang akan datang ia tidak akan bisa mengeluh.Tidak ada yang bisa ia lakukan dan hanya bisa kembali setelah Sunghoon pulih.Bila kemungkinan kepulihan itu tak kunjung datang,maka ia tidak tahu apa yang akan ia pilih.Bertahan atau pergi dengan semua keadaan yang semakin berantakan.

"Mari saya bawakan tas anda."

"Tidak perlu.Terimakasih." Heeseung tersenyum pada pelayan yang menghampirinya.

"Saya sudah menyiapkan sebuah kamar yang sudah Ibu Hyunseo pinta.Itu tempat anda selama disini." Pelayan itu tersenyum.
"Akan saya antar kesana."

Heeseung terkejut.Ia pikir Hyunseo memberinya sebuah kamar kecil dibelakang atau dibagian bawah lantai satu,tapi yang ia lihat kini adalah sebuah kamar besar yang tepat bersebelahan disebelah kamar Sunghoon.Ya,meskipun jarak pintu kamar mereka sepuluh meter karena luasnya kamar Sunghoon,tapi tetap saja ini bersebelahan dan ia mendapatkan sebuah kamar spesial.Seharusnya Hyunseo tidak mempercayainya sedalam ini karena ia sendiri tidak yakin pada dirinya apakah bisa melakukan hal dengan baik atau tidak.Perlu diingatkan jika dirinya tetaplah manusia.Tetaplah laki-laki biasa.

"Apakah tidak salah?" Heeseung menoleh pada pelayan yang sudah membuka pintu.Pelayan yang memakai pakaian hitam itu mengernyit heran lalu tersenyum hangat.

"Apa ini tidak sesuai dengan harapan anda, Dokter Lee?"

"Oh,bukan seperti itu.Saya hanya merasa sebaiknya kamar saya tidak berdampingan dengan kamar putri Park."