06

779 72 8
                                    

Happy reading!

❣️

"Dia beneran balik?"

Gilang yang baru saja memasuki kamar para perawat pun, sontak menatap ke arah tiga orang yang duduk saling berhadapan sembari menikmati makan siang mereka.

"Iya, beneran! Gue sendiri yang liat dia di seret sama ceweknya."

"Cantik gk Sin?"

"Banget! Yakan Ainee?!"

Aine hanya dapat mengangguk, perempuan cantik itu tak memberi komentar lebih karna dirinya memang tak banyak bicara. Atau lebih tepatnya, enggan berbicara banyak.

"Dasar perempuan, masih pagi udah ngegosip aja."

Ketiga perawat tersebut menengok ke arah Gilang yang duduk di atas meja nakas sembari mencomot kukis yang tersedia di toples sampingnya.

"Eh, dokter Gilang, gk kepoli dok?" Gilang menggeleng.

"Enggak, gue di suruh visit ama dokter Tress."

"VIP?" Gilang menggeleng.

"Cuma kebetulan itu malam gue bisa masuk ke ruang VIP. Pertama dan terakhir kalinya deh."

"Oh, yang malam itu bareng dokter Raya juga yah?"

"Iya."

"Yang pasiennya kemarin maksa pulang itu kan dok? Yang ganteng banget?" Gilang mengerutkan keningnya, Cyntia nampak begitu bersemangat menanyakan sosok angkuh yang memang tak bisa di bohongi sangat tampan itu.

"Napa? Naksir?"

"Ya enggak lah, gk berani gue dok. Udah ada pacarnya."

"Ohh, jadi rumor itu beneran real? Dia di seret ama pacarnya sampe di rawat inap lagi?"

"Iya beneran loh," Arun kini menjawab.

"Yakin banget lo Run?"

"Ya udah terbukti kok, banyak saksinya. Mana ceweknya cantik banget lagi."

"Tau dari mana?"

"Dari Cyntia sama Aine."

Gilang hanya tersenyum masam, pria itu meraih sebotol air mineral di dalam kulkas kecil lalu meneguknya hingga tandas.

"Kalo gitu gue mau ke ruang pjt anak dulu. See u..."

"See U dok."

Gilang segera berjalan keluar dari dalam sana, menuju lift dan hanya dapat tersenyum sopan kepada para perawat yang tak sengaja ia jumpai di dalam lift tersebut.

"Tapi beneran dia di seret sama pacarnya?" Gilang menaikkan alisnya, pria itu mulai menajamkan pendengarannya terhadap dua orang perawat tadi.

"Iya, ternyata tipe-tipe cowok takut sama pasangannya, hihihi..."

Satu-satunya lelaki di dalam sana terkekeh tak percaya terhadap yang ia dengar tadi, wah... Nampaknya seluruh pegawai di gedung perawatan jantung terpadu itu sudah tau mengenai si pria kaya yang memaksa pulang hingga di seret kembali oleh pacarnya. Hilang sedikit bergidik geli mendengar hak tersebut.

Dia memang tak salah dalam memberi informasi kepada dokter Tressa pada malam itu.

Hingga, beberapa waktu setelahnya, tepat di ruang rawat inap VIP 3, Rahadyan duduk pasrah di atas ranjang menatap tangannya yang kini kembali di infus.

"Aa..! Buka mulut mas!"

Rahadyan mendengus sebal, ia kini menatap perempuan cantik dengan rambut yang di ikat asal, tengah berdiri di samping ranjangnya sembari menyuapkan makan siang pembagian rumah sakit.

Sound of HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang