Bab 4: Pasar Malam

96 27 12
                                    

Selamat membaca^^
*
*
*

Sialan.

Gemilang sialan.

Gara-gara pria itu, ia kini harus merapikan kembali Make-upnya yang sedikit berantakan. Untung saja tidak berakhir hingga harus mengulangi tutorial merepotkan itu lagi, sungguh. Jika saja ia sudah mengambil gambar dari hasil usahanya dengan ponselnya, ia tidak akan repot-repot mempertahankan hasil polesan yang mempercantik wajahnya ini.

Bukan bermaksud sombong, jujur saja, fitur wajahnya ini bisa dibilang cukup lumayan untuk selera para pria yang mengedepankan wajah cantik sebagai tipenya. Hanya saja, yang menjadi nilai minus pada diri Gladis di mata para pria terlebih pria yang pernah ia sukai adalah, bentuk tubuhnya. Jika saja ia bisa, mendapatkan kesempatan untuk memiliki tubuh langsing ideal. Meskipun itu hanya sebatas tengah malam seperti waktu yang dimiliki oleh Cinderella, tidak mengapa. Gladis tidak masalah, asal bisa menikmati waktu dengan memiliki tubuh ideal impiannya.

Hah, maaf, ia jadi melantur. Di depan cermin pula, untung tidak sampai ...

Tok tok tok

Sialan... siapa pula yang mengetuk pintu, membuat terkejut saja.

"Siapa?!"

Gladis sedikit berteriak, membuat ketukan dari luar terhenti seketika.

"Ini saya, Ardana."sahutnya dari arah luar.

Oh? Si teman tampan Gemilang rupanya. Apa dia juga ingin menggunakan kamar mandi? Pikir Gladis. Segera saja gadis itu menyelesaikan urusannya. Setelah beres mencuci tangan, Gladis keluar dari kamar mandi. Tepat di depan pintu, Ardana berdiri tegap dengan tersenyum manis kearahnya.

Astaga, astaga... Entah mengapa ia rasa-rasanya seperti seorang Istri yang disambut oleh sang Suami ketika pulang, setelah lelah bepergian seharian. Ya ampun, padahal ia hanya keluar dari bilik kamar mandi. Kenapa bisa rasanya seperti baru saja keluar dari kereta kencana.

"Maaf ya, aku lama. Mau pakai kamar mandinya ya?"dengan bertutur lemah lembut, Gladis menyingkir ke tepi, mempersilahkan pria itu untuk masuk ke toilet.

Bagus, Gladis! Ayo mainkan peran mu, selayaknya Puteri Solo ini! -Batin Gladis seakan berteriak menyemangati diri sendiri.

"Eh? Enggak, saya bukan mau pakai kamar mandi,"

Ardana menggeleng dengan cepat, Gladis yang mendengar itu cukup bingung. Jika tidak ingin menggunakan kamar mandi, lalu untuk apa tujuan pria itu kemari. Apa karena ...

"Tapi, saya mau ngajakin kamu ke Pasar Malam. Kebetulan waktu saya dan Gemilang menuju arah pulang, kami melihat ada Pasar Malam di ujung tanah lapang dekat Alun-alun sana."jelas Ardana mengenai tujuannya menghampiri Gladis.

"Kamu mau kan, temani saya melihat-lihat sebentar?"tanya pria itu dengan penuh harap.

"Saya baru satu tahun ini pulang ke Indonesia, dan sudah lama nggak merasakan suasana Pasar Malam. Makanya saya agak rindu." 

Jika diingat-ingat lagi, ia pun sama seperti Ardana. Sudah lama sekali tidak menikmati waktu berjalan-jalan santai ke Pasar Malam. Terakhir kali ia pergi ke tempat seperti itu, waktu sebelum Gemilang pergi untuk keluar kota. Berarti sekitar 4 tahun yang lalu.

Baiklah. Karena ia memang memiliki waktu luang untuk sekedar menghabiskan waktu sebentar menikmati suasana Pasar Malam, ia akan menemani Ardana. Sekalian saja ia membuat rekaman untuk bahan kontennya yang memang sedang kosong saat ini. Kebetulan jadwal ia mengunggah video memasak di kanal pribadinya adalah dua hari lagi.

My 99kg Girl! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang