I'm back!
Happy Reading guys!
•••
"Sudah kau dapatkan?"
"Ya,"
"Dimana?"
"Gedung lantai delapan, dekat night club di jalan xxx."
"Nomor?"
Pradipta mengangkat sebelah alisnya. "Lantai delapan tidak memiliki ruangan lain selain apartemen Alresca. Dan kurasa lantai delapan adalah milik Alresca." Pungkasnya yakin.
"Baiklah. Aku akan datang kesana."
"Ku peringatkan kau, jangan datang dengan Frans."
Alskara berbalik, menatap penuh tanya pada Pradipta yang sedang bersantai di sofa ruangannya dengan kedua kaki bertumpu di atas meja kaca.
"Hanya sekedar informasi. Aku tidak ingin kau menyesal." Ungkapnya santai.
Alskara memandang datar. Memangnya kenapa? Frans itu tangan kanannya. Sekaligus orang yang selalu Alskara percayai dalam banyak hal.
Tanpa ingin berlama-lama Alskara segera meninggalkan Pradipta yang tersenyum sinis.
"Kau akan menyesal," Ucap Pradipta yang masih dapat Alskara dengan dibalik pintu.
"Aku tidak akan menyesal pada pilihanku," Adalah ucapan yang hanya ucapan.
Faktanya,
"Ini mendebarkan!"
"Ahh..."
Alskara berdecih sinis melihat adegan intim tangan kanannya dengan salah seorang jalang di parkiran night club. Sungguh menjijikkan!
Andaikan saja Alskara sedang tidak mempertahankan kewarasannya, Frans Madison dipastikan akan benar-benar kehilangan sebelah kakinya.
Tanpa ingin memperhatikan permainan menjijikkan Frans, Alskara mengedarkan pandangannya pada sebuah gedung apartemen mewah tidak jauh dari tempatnya berada.
Alskara yakin dirinya tidak salah mengenali. Alresca sempat datang ke night club yang ia datangi, dan membawa seorang jalang bersamanya. Namun ketika Alskara hendak membuntuti, Alresca malah menghilang.
Satu-satunya hal paling rasional dibandingkan mempercayai hal-hal mistis, Alskara lebih yakin jika Alresca satu mempunyai unit apartemen di di gedung mewah tersebut.
"Kau membawa terlalu banyak teka-teki, Alresca." Lirih Alskara begitu tatapannya jatuh pada salah satu balkon unit apartemen.
***
Langkah kaki Alskara menggema di koridor apartemen yang terbilang sepi itu. Sorot matamu terlihat waspada mengamati sekitar.
Barulah ketika melihat seorang wanita tanpa pakaian duduk di depan pintu apartemen seraya memegangi selembar cek, Alskara mendekatinya.
"Siapa kau?"
Jalang itu balik menatap Alskara. Matanya berbinar seolah mendapatkan berlian di pinggir jalan.
"Kapan kau pergi keluar? Mengapa aku tak melihatmu keluar? Kau ingin kembali bercinta?" Tanyanya beruntun.
Alskara mengerenyitkan kening. Sangat menjijikkan sekali Alresca ini. Meninggalkan jalang tanpa sehelai pun pakaian.
Mungkinkah Alresca menderita kelainan pada seksualitas?
Seketika Alskara bergidik. "Menjauh lah dariku jalang!" Alskara menyentak tangan kotor jalang tersebut hingga tersungkur.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONA [AINSLEY SERIES 2]
Ficción GeneralSetiap manusia pasti memiliki sifat tersembunyi. Baik itu jahat atau baik, keduanya adalah pilihan. Sedangkan bagi Alresca, sifat tersembunyi-nya adalah caranya bertahan; Bertahan di dunia kelam dimana perasaan mu harus disembunyikan; Bertahan di te...