OO ; Prolog

184 21 4
                                    

Malam yang indah dengan lampu yang menghiasi Istana Amaryllis, sesuai dengan artinya berkilau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam yang indah dengan lampu yang menghiasi Istana Amaryllis, sesuai dengan artinya berkilau. Istana kediaman keluarga Watson ini tengah ramai karena raja Andrew dan ratu Alana sedang merayakan pesta ulang tahun ke dua puluh tahun putri tunggal mereka, Janeva Watson.

Banyak kalangan bangsawan dari kerajaan lain yang datang dan turut meramaikan pesta. Tak lupa mereka juga mengundang teman dekat dari putri Jane, seperti putri Rosie dari kerajaan Laurent, dan putri Lily dari kerajaan Capulet.

"Jane! Kau tau ini sangat menyenangkan!" Seru Lily sambil tersenyum girang.

Jane turut tersenyum mendengarnya, "Aku tahu, Li."

"Pesta yang orangtua mu buat sungguh indah."

"Aku setuju, bahkan orangtua ku tidak mau membuatkan pesta jika bukan aku yang meminta." Rosie mendengus sebal mendapat kekehan dari kedua sahabat nya.

Memang benar apa kata putri Rosie, pesta ini bukan permintaan atau keinginan dari putri Jane, melainkan raja dan ratu lah yang sengaja membuatkan pesta untuk tuan putri tercinta mereka.

Alasan nya simple, Janeva tidak pernah meminta apapun selama ini kepada mereka berdua. Dia adalah putri yang mandiri meski dibesarkan di Istana yang megah seperti ini. Jane tidak ingin merepotkan orang lain selagi dia masih bisa melakukan nya.

Janeva Watson, kini 20 Tahun. Tidak seperti putri bangsawan lain yang seumuran dengannya sibuk dengan pangeran-pangeran tampan atau keinginan mewah. Ia lebih memilih untuk belajar membela diri dengan pedang, memanah, ia juga telah lulus dari Majesty Academy dengan nilai yang memuaskan.

Raja Andrew dan Ratu Alana sangat bangga pada putri mereka.

Para putri bangsawan itu melanjutkan kegiatan pesta mereka dengan penuh canda tawa, malam ini tidak akan pernah terlupakan oleh Jane. Malam dimana ia melepas masa kecil nya dan beralih menjadi dewasa.

"Aku ingin memberi tahu kalian." Ucapan Rosie membuat Jane dan Lily menatap nya dengan penuh tanda tanya.

"Beberapa bulan ke depan Majesty Academy akan mengadakan reuni untuk para pangeran dan putri yang telah lulus menuntun pendidikan disana. Apa kalian akan datang?" Tanya Rosie.

"Aku sudah pasti akan datang." Seru Lily.

"Bagaimana dengan mu, Jane?"

Jane terlihat sedang menimang-nimang ucapan Rosie, karena hanya Jane yang jarang sekali hadir dalam pesta reuni, Jane kurang suka keramaian. Ini saja kalau bukan orangtua yang mengadakan, Jane tidak akan mau.

"Oh, ayolah! Kau harus datang, siapa tau kau akan menemukan belahan jiwa mu disana." Ucapan Rosie membuat Jane berdecak malas. Hanya Jane dan Lily yang belum memiliki kekasih.

Mereka berdua memang tipe perempuan yang sulit untuk ditaklukan, tidak akan semudah membalikkan telapak tangan untuk membuat Jane dan Lily jatuh cinta.

Sedangkan Rosie sudah memiliki kekasih, ia adalah pangeran Jimmy dari keluarga kerajaan Matter, Jimmy Matter.

"Ya ya, baiklah. Aku akan datang."

"Omong-omong Rosie, kapan kau akan menikah dengan Jimmy?" Lily bertanya itu karena Rosie dan Jimmy sudah menjalin hubungan selama 3 Tahun, sejak mereka masih di academy.

"Entahlah, Li, aku merasa aku masih terlalu muda untuk menikah, dan aku rasa Jimmy pun belum siap untuk ke jenjang se serius itu." Benar apa kata Rosie, pernikahan bukan hal yang untuk di permainkan.

Dari lantai 2, raja Andrew dan ratu Alana memperhatikan putri mereka yang sedang berbincang ria dengan teman-teman nya. Mereka tersenyum haru karena berhasil membesarkan dan mendidik Jane sampai sejauh ini.

"Putri kita telah dewasa, sayang." Ucap sang raja sambil merangkul bahu istri nya.

Ratu Alana mengangguk, "Aku takut tidak bisa menemani nya hingga ia memegang takhta kerajaan ini, Andrew."

"Kita pasti bisa, bahkan sampai ia menikah dengan pangeran yang membawakan cinta untuknya."

"Aku rasa itu masih terlalu jauh, ia baru berumur 20 Tahun." Timpal Alana.

"Kau tahu, banyak raja yang ingin menjodohkan pangeran mereka dengan Jane, namun aku menolak dengan alasan Jane masih terlalu muda. Tapi setelah aku pikir-pikir, tidak ada salahnya menikah di usia muda, itu sudah jadi kebiasaan bangsawan bukan?"

"Zaman kita dengan zaman Jane itu berbeda, jangan kau samakan itu."

Benar apa kata Alana. Jane masih terlalu muda, takut jika putri satu satunya itu malah akan disakiti oleh lelaki. Ia tidak akan rela putri yang ia besarkan dengan penuh cinta disakiti oleh pangeran dari kerajaan lain.

Yang ia tahu, pangeran kerajaan sudah pasti banyak bermain wanita, ntah itu dari kalangan bangsawan atau bukan. Andrew tahu karena ia juga pernah merasakan masa muda.




Ini cerita pertama yang aku buat, so sorry kalau masih banyak kurang nya. Enjoy ya! :D

PRINCE(SS) | TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang