Chapter 9

54 14 0
                                    

"Apa maksudmu? Kau kira aku sangat bodoh hingga tidak bisa menulis? Jika aku mau, wajah mu juga bisa ku tulis dengan kata sialan, dasar bodoh!"

𝗡𝗼𝘄 𝗽𝗹𝗮𝘆𝗶𝗻𝗴:
"(宇多田ヒカル (Hikaru Utada) - PINK BLOOD)"
01:23 ━━━━●───── 03:43
        ㅤ◁ㅤ ❚❚ ㅤ▷ ㅤㅤ
   ---˖⁺. ༶ ⋆˙⊹❀♡❀˖⁺. ༶ ⋆˙⊹---

"Kau!" Ucap wanita itu menunjuk gadis yang berada di hadapan march

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau!" Ucap wanita itu menunjuk gadis yang berada di hadapan march

"Apa? Mau marah?" Tanya gadis itu menantang lalu seorang dari sana menengahi pertikaian antara mereka.

Tidak lama setelah pertikaian itu, wanita itu langsung merampas peta yang ada di tangannya si penulis surat. Sempat parona bertanya tentang gambar yang di tunjukan padanya itu tapi alih-alih menjelaskan, wanita itu malah memotong perkataan si penulis surat.

"Disini, Kita akan kembali suatu saat nanti" jawabnya menunjukkan sebuah daerah dengan asal, lalu ia menggulung kembali petanya dan menyerahkan pada si penulis lagi.

"Baiklah, a-aku akan menyimpan surat ini sampai aku tahu dimana kita akan mengirimkannya, kita akan kembali kesana" ucap parona menyemangati march

"Sekarang ayo kita makan malam march" kata wanita itu mengajak mereka semua untuk mengisi perut mereka.

𝓕𝓾𝓽𝓪𝓽𝓪𝓫𝓲 𝓲𝓴𝓲𝓻𝓾 …⁠ᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷ

Mereka sampai di tempat kedai ramen dan memesan satu meja untuk 5 orang.

Sementara march dan parona duduk di hadapannya, Mau tidak mau (name) harus duduk di sebelah hayase karena ia tidak mau jika fushi berada di dekatnya.

Firasatnya mengatakan jika kali ini hatinya sangat tidak nyaman, jadi ia tidak mau membuat fushi lebih dekat dengan wanita tua itu, takutnya dia akan menghasut fushi yang polos itu untuk kepentingan pribadi nya.

Bisa di bilang (name) itu cemburu.

T-TIDAK! A-AKU TIDAK CEMBURU! -(NAME)

"Ari-ga-to, ari-ga-to" ucap lelaki itu sambil memakan ramen dengan wajah belepotan

"Fushi, kamu harus makan dengan sopan" ucap march dengan sombong sambil menunjukkan gaya makannya yang menggunakan tangan untuk mengambil makanannya

"Tidak apa-apa march, aku akan membantunya" ucap (name) yang sedang membersihkan sisa makanan dari bibir fushi, lalu ia membantu menyuapinya tapi sebelum itu ia meniupnya agar tidak terlalu panas seperti yang biasa ia lakukan.

"Kau juga harus melatih sopan santun march, dan juga cara makan menggunakan sumpit" ucap wanita itu tertawa kecil melihat tingkah march

"Sumpit? Bukannya itu di gunakan saat menggaruk kepala mu yang gatal?" Ucap march dengan polos lalu di balas dengan tawa wanita itu lagi

Live Again [To Your Eternity X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang