awal

5.3K 452 97
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Saat ini [Name] sedang berada di depan gedung TK sambil menggandeng dua anak TK yang belum dijemput. Ini sudah menjadi kebiasaannya setiap hari. Tiap jam pulang, para guru TK diwajibkan untuk mengawasi muridnya hingga semuanya sudah pulang.

Di tengah hari begini, ketika matahari tinggi, pastinya sangat panas, bukan? Itu lah yang [Name] rasakan sekarang. Tapi, demi anak TK dan juga gaji, apa yang enggak, sih?

"Lamaa...."

Salah satu anak yang [Name] gandeng mulai bersuara, matanya sudah berkaca-kaca sekarang. Ah, nampaknya dia ingin menangis.

Ya, dia termasuk bocah yang cepat sekali dijemput, sih. Tumben sekali hari ini lama. Mungkin karena itu dia menangis, tidak terbiasa dijemput lama.

"Sabar ya, anak sabar itu nanti disayang banyak orang." sedikit terdengar seperti kebohongan, tapi tak apa. Biarkan saja, bocah itu masih kecil.

Tak lama, sebuah mobil berwarna putih itu datang mendekati [Name]―ternyata itu mobil yang ingin menjemput salah satu murid di gandengan [Name]. [Name] membantu bocah kecil itu masuk ke dalam mobil, setelahnya, ia melambai yang dibalas oleh lambaian balik.

Berbeda dengan bocah kecil yang ia gandeng sekarang, dirinya malah menangis karena hanya dirinya yang belum dijemput.

"Huee... MAMIIII!"

Nah, yang seperti ini, akan menjadi ribet.

"Duh, jangan nangis! Gapapa, Athan kan anak hebat, anak sabar. Masa nangis? Bunda-mu bakal dateng sebentar lagi, kok. Mau telpon?"

[Name] mengelap air mata milik lelaki kecil itu, dia merapikan bajunya yang sedikit berantakan, lalu membawanya masuk ke dalam gedung karena cuacanya yang sangat panas.

"Athan mau ... epon Mami."

Dengan wajah memelasnya itu, ia menarik ujung baju [Name]―karena hanya itu bagian yang bisa ia raih. "Iya, iya. Bun [Name] lagi coba hubungin Mami Athan."

Sebenarnya, jam segini dia ada janji dengan suaminya yang pulang cepat karena tak ada jadwal mengajar lagi untuk hari ini. Tapi, sepertinya dia harus membatalkan janji itu demi bocah di hadapannya ini.

Segera ia kirimi suaminya itu pesan singkat di saat sedang mencoba menghubungi orang tua dari bocah ini.

Ganteng (jangan ganti) ❤

Mas Supra |
12.56

Maaf, hari ini janji kita |
dibatalin lagi, gapapa?
12.56

Ada murid yang belum |
dijemput sama orang tuanya,
aku harus temenin mau gak mau
12.56

Maaf, ya (◞‸◟) |
12.56

| ... Ya sudah.
12.58

| Kalo gitu, mau kutungguin aja?
12.58

Maksudnya nungguin sampe |
wali anak ini dateng?
12.58

| Ya. Kamu belum makan siang, kan?
12.58

| Aku ke sana temenin kamu,
sama bawa [f/f] kesukaanmu.
12.58

Siap ٩( ᐛ )و |
12.59

Hati-hati di jalan, love u <3 |
12.59

| Too. ❤
12.59

guru; b. supra [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang