Setelah waktu itu Supra mengetahui kebenarannya―dimana FrostFire menipu dirinya tentang anak, esok dan esoknya lagi Supra tak pernah berkomunikasi dengannya.Tak berkunjung, telpon, ngobrol, bahkan acara keluarga pun FrostFire didiemin. Kan FrostFire jadi agak gimana, gitu. Tapi emang salah dia, sih. Cuma, masa sampe sebulan lebih didiemin? FrostFire kudu apa, ya.
Hari ini―saat usia kandungan [Name] ingin memasuki bulan keenam, Supra berniat menemani istrinya melakukan USG di Rumah Sakit. Ini hari Sabtu, Supra bisa menemani istrinya. Ya, kalau hari kerja juga Supra pasti bela-belain izin buat nemenin.
Karena menurut Supra, [Name] itu gak boleh ditinggal sendirian kalo mau ngapa-ngapain. Harus ada yang nemenin, minimal teman deketnya lah. Bisa sama iparnya juga, kayak istrinya Glacier gitu, walau kadang [Name] capek juga karena selalu harus dia yang mulai topik.
Tapi akhir-akhir ini [Name] lagi dekat sama istrinya Gentar. Tuh dua makhluk baru nikah bulan lalu. Wibu-wibu gitu istrinya, tapi [Name]-nya malah betah terus nyambung lagi. Aduh, Supra takut [Name] jadi wibu juga.
Enggak apa, sih. Supra kan sukak [Name] apa adanya, bukan ada apanya.
Mereka berdua sudah dapat nomor antrian, sekarang tinggal menunggu saja. Sekitar dua orang lagi setelah itu baru [Name] bisa masuk.
Selama menunggu itu pula, [Name] hanya memainkan ponselnya sambil menyandar di bahu Supra. Berbeda dengan Supra yang malah bergelud dengan hati dan otaknya.
'Niat hati mau Mie Ayam. Tapi kok tiba-tiba mau seblak, ya. Apa bakso aja?'
Padahal Supra gak suka seblak. Bukan gak suka banget, tapi biasa aja. Paling makan seblak kalau [Name] lagi datang bulan, sama Supra dibeliin seblak, terus nanti dia gak habis―dikasih ke Supra.
"Habis cek, mau makan apa? Bentar lagi masuk jam makan siang."
"Pengen nasi lemak."
Yah, padahal Supra maunya bakso atau seblak. :( mau nawarin tapi kalau [Name] bilang gitu, Supra nurut aja, deh. Supra kira [Name] bakal jawab 'terserah' jadi Supra bisa nawarin bakso atau seblak, gitu.
"Ya sudah. Habis ini kita cari yang jual nasi lemak."
"Aku maunya nasi lemak buatan Bapaknya Gopal."
"... Buatan Tok Aba aja, mau?"
"Maunya buatan Bapaknya Gopal."
Ribet lu. /heh
"Selanjutnya!"
Suster keluar dari ruangan, memanggil pasien selanjutnya untuk masuk ke dalam. Ketika dilihat lagi, ternyata itu giliran [Name]. Akhirnya, mereka berdua memasuki ruangan.
Di sini, omongan FrostFire akan dijadikan taruhan oleh Supra. Habisnya, waktu pertama kali USG, belum terlihat sih. Jadi yang kedua kali, pasti terlihat.
"Kembar atau enggak, hayo?"
"Masuk, [Name]."
―――GURU; B. SUPRA―――
Supra hanya diam melongo sekarang. Dari saat [Name] USG sampai selesai dan sudah berada di dalam mobil, pria itu hanya diam dengan muka yang sulit dibaca. [Name] kan jadi bingung. Ini suaminya gak seneng gitu? Kalo iya, [Name] mau sama Iwan aja―gak, bercanda.
Tak ada yang bicara sedari tadi. [Name] sih mau ngajak ngobrol, tapi bingung topiknya apa. Akhirnya, ya, topik yang biasa dipake buaya darat.
"Mas, kamu gapapa? Sini cerita." /heh
Gapapa banget Supra, mah. Kejang dikit karena omongan kakaknya jadi beneran. Mana dia udah ngeblokir semua sosial media kakaknya lagi. Udah diemin sebulanan.
Di sini Supra agak merasa bersalah, tapi penasaran juga, kok bisa kakaknya jadi kayak cenayang.
"Mas?"
"..."
"Sayaang?"
"..."
"Mas Supra?"
"..."
"Woy, Supra!"
Oke, yang terakhir baru Supra noleh ke arah [Name]. Emang kudu teriak dikit biar dinotis sama Supra, tuh. Di-soswitin malah gak notis soalnya.
"... Apa?"
"Apa ipi. Dari tadi kamu diem terus, kenapa, sih? Gak seneng? Kaget? Apa gimana?"
Supra mengerutkan keningnya. Kok bisa istrinya ini mikir dia gak senang? Padahal mukanya nunjukin banget kalo dia shock.
Shock karena terlalu senang.
"Aku seneng, gak nyangka. Terus omongan Bang Frosty waktu itu jadi beneran juga. Itu tuh ... waktu itu juga omongan Glacy jadi beneran juga. Keluargaku kayaknya isinya orang-orang mulut masin semua, deh."
Iya, ya. Duri, Glacier, FrostFire, Gentar, Gempa, Taufan itu tuh mulut masin semua. Duri apalagi. Aduh, mulutnya tuh hish.
"Keluargamu aneh, aku jujur aja sih."
"Emang."
Tuh, Supra sendiri mengakui keluarga besarnya itu aneh. Apalagi sekarang ada satu kakak sepupunya baru balik habis bertapa selama tiga tahun di suatu tempat, doi salah satu orang aneh di antara orang-orang aneh di keluarga Supra.
Rimba namanya.
Yang pulang-pulang bawa istri. Bikin Beliung nangis tujuh hari tujuh malam karena didahuluin nikah. Sedangkan Beliung sendiri masih berjuang.
"Sebenarnya kamu juga aneh bagiku."
"Gak seaneh yang lain, kan? Aku ini lumayan normal di antara yang lain. Harusnya kamu tuh bersyukur karena gak nikah sama saudaraku yang gak normal. Tapi sama aku."
Ngomongnya gitu, tapi pipinya merah. Ya elah, lemah banget lukh.
"Tapi aku bakal lebih bersyukur kalo nikah sama Kak Ciel, sih. Hih, kenapa ditumbalin, sih?! Kasian tau!"
"Dia jomblo terus. Kisah cintanya gak ada yang happy ending. Ngapain sama dia? Aku aja cukup."
Cemburu dikit dia tuh.
[Name] yang mendengarnya tertawa kecil. Supra ini mudah sekali cemburu hanya karena omongan saja. Makanya, [Name] jadi suka jahilin atau godain Supra.
"Iya-iya, untung aku sama Supra, calon Papa dari si kembar yang ada di sini."
"Enggak usah gitu juga."
Apasih, gitu doang langsung ngadep kanan, pura-pura liat jalanan. Salting, ya?
"Cie, salting. Lemah."
________
Yh, sprti yang sudah ak sebutkan, nem dan supra ini pemain handal yh ges yh. Dua-duanya taw cara godain orang gimana, dan nyerang balik gimana.
Tapi kayaknya kali ini Supra kalah deh, gak bisa balas nem 😔 skill nem sudah meningkat.
Btw, besok kayaknya aku agak telat upnya. Besok aku ada kegiatan sekolah sampe malem, soalnya. Maaf, ya.
See u besok!
KAMU SEDANG MEMBACA
guru; b. supra [√]
Fanfic╰──> ˗ˏˋ BoBoiBoy Supra x Reader 𝘔𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘶𝘴𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘭 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘚𝘶𝘱𝘳𝘢―𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩―𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘪𝘯𝘪, 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 ... �...