"Mas,""Hm?"
"Kenapa huruf A itu bentuknya harus A? Kenapa gak B aja?"
"... Tidur."
Pada jam sebelas malam, tidur Supra diusik oleh wanita yang berada di sebelahnya. Dari tadi, wanita ini terus menerus bertanya tentang hal random yang bisa menambah beban pikiran orang.
Bayangkan saja, tiap Supra sudah siap menuju ke alam mimpi, tiba-tiba istrinya itu memberi pertanyaan random yang membuatnya ikut berpikir.
"Aku belum ngantuk, Mas."
"... Aku yang ngantuk."
Kalau saja [Name] itu FrostFire, pasti saat ini juga Supra tendang tubuhnya itu dan ia usir keluar kamar.
"Tumben banget Mas jam segini udah ngantuk. Biasanya juga jam dua belas baru tidur atau kadang jam dua."
"Kemarin aku tidur jam empat, bangun jam setengah empat. Siap-siap buat shubuh terus lanjut koreksi soal dulu."
[Name] menggelengkan kepalanya heran. Suaminya ini kenapa keras kepala sekali, sih? Padahal ia sudah memberi batas maksimal begadang itu sampai jam dua saja. Maunya sih sampai jam dua belas saja, tapi Supra tidak terima dan menawar; jadi jam dua.
"Kamu ini, nanti kuomelin malah ngambek."
Supra tak menjawab. Pria itu hanya menghela napas pelan. Dia membenarkan pelukan mereka, menepuk-nepuk kepala wanitanya dengan lembut untuk membantunya tidur.
"Tidur. Besok bangun pagi."
"Tapi besok libur,"
"Libur pun harus bangun pagi. Kamu sendiri yang bilang waktu itu. Mau jadi senjata makan Tuan?"
Benar. Wanita itu tak bisa menyangkal ketika suaminya berkata seperti itu. Itu adalah kata-kata yang biasa ia ucapkan pada pria yang tengah memeluknya ini ketika dia ingin bangun siang di hari libur.
"Ya, tapi―"
"―shut. Diam, gak boleh ngomong. Dimulai dari sekarang sampe tidur. 1, 2, 3."
Seperti dihipnotis, [Name] langsung menuruti apa kata Supra. Memang jurus 1, 2, 3 itu sangat ampuh pada [Name] sedari kecil.
Setelahnya, keheningan melanda mereka. Tak ada yang bicara sama sekali. [Name] yang melihat Supra sudah memejamkan matanya ikut memejamkan mata―namun tak tidur. Hanya pejamkan mata saja. Siapa tahu tiba-tiba ngantuk sendiri dan ketiduran.
Dua puluh lima menit tak ada suara, dan [Name] masih belum tidur juga selama dua puluh menit itu. Padahal ia dari tadi sudah tutup mata agar ketiduran.
Tangan Supra yang masih menepuk-nepuk kepalanya agar ia tertidur itu masih belum berhenti. Menandakan jika Supra belum sepenuhnya menuju ke alam mimpi.
Segera dia kembali berbicara.
"Ayam sama telur duluan ayam, kan?"
"[Name]―ARRGH!"
Pria itu melepaskan pelukannya. Dia menghadap ke arah yang membelakangi sang istri sambil menutup kepalanya dengan bantal. Duh, padahal tadi dia sudah hampir sampai di alam mimpi.
Supra itu memang bucin banget sama [Name]. Tapi dia juga bisa sebel sama [Name]. Kayak gini misalnya.
"Tuh, kan. Mas belum tidur."
"Diem." terdengar dingin. Namun Supra tak menyadarinya. Dia sedang fokus agar dirinya bisa segera tidur dan melupakan semua pertanyaan random dari istrinya yang ikut membuat dirinya kepikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
guru; b. supra [√]
Fanfiction╰──> ˗ˏˋ BoBoiBoy Supra x Reader 𝘔𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘶𝘴𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘭 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘚𝘶𝘱𝘳𝘢―𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩―𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘪𝘯𝘪, 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 ... �...