Jam dua malam begini, pasangan suami istri yang satu ini terbangun karena mas suami tiba-tiba mual. [Name], sebagai istri yang baik, tapi agak males gitu―pastinya temanin mas suami, dong.Lagian, mas suami muntah-muntah begini karena calon buah hati mereka.
Padahal [Name] maunya kayak orang-orang normal pas lagi hamil, biar bisa repotin Supra. Tapi ternyata malah Supra yang mual sama muntah-muntah karena dia.
"Udah enakan?"
"Enggak. Mual banget."
"Hahaha, maaf deh."
Supra ambruk di pelukan [Name] setelah keluar dari kamar mandi. Perutnya terasa tak enak sekarang. Sangat tak enak. Kalau kata dokter sejagat keluarga mereka, ini namanya Couvade Syndrome.
"Punggungku sakit,"
"Rebahan aja, Mas."
[Name] melepaskan pelukan mereka, dirinya membantu Supra untuk merebahkan tubuh nya di atas ranjang. Setelahnya, baru [Name] ikut merebahkan diri di samping.
"Ada keluhan lagi?"
Supra menggeleng. Dia mencoba untuk mengabaikan rasa mualnya saat ini dengan memejamkan mata. Supra memang pernah doa―kalau nanti sudah masuk masa hamil istrinya, biar dia saja yang menerima bagian sulitnya selama hamil. Tapi, bukan begini juga maksud Supra. Rasanya Supra ingin cancel doanya waktu itu.
"Mending kamu ngidam yang aneh-aneh daripada gini. Ngidam pengen punya naga juga gapapa, deh."
Supra enggak suka mual-mual, muntah. Mulutnya capek buat diajak kerja sama ngeluarin isi perutnya.
"Ngidam pengen punya suami kedua?"
"... Mending aku muntah sepuluh kali sehari aja, gapapa."
Mendengar jawaban pasrah Supra, [Name] tertawa geli. "Aku cuma bercanda. Toh aku gak bakal lirik cowok lain,"
"Bagus."
"Tapi berpaling ke cowok lain."
"Aku makan biskuit Yaya sebelas bungkus."
"Aku enggak mau jadi janda muda."
"Kalo gitu jangan ke cowok lain."
Walah, bisa aja Supra jawabnya.
[Name] menggelengkan kepalanya pelan, tak tahu mau menjawab apa lagi. Dia kalah untuk di adu bacot kali ini.
Dia membetulkan posisinya untuk tidur kembali, masih ada sekitar dua sampai tiga jam sebelum fajar menyambut mereka. [Name] mendekatkan dirinya pada Supra, berbicara padanya dengan suara halus.
"Aku mau peluk, Mas."
Segera Supra menarik istrinya ke dalam dekapannya. Membiarkan wajah istrinya itu bersentuhan dengan dada bidangnya. Hitung-hitung sekalian biar mualnya hilang gitu. Biasanya kalau peluk sesuatu mual agak berkurang. Teori gak jelas emang.
"Tidur lagi." ujarnya. Dia memberi kecupan pada istrinya di kepala, lalu mengelus punggung sang istri, mencoba kembali menidurkannya. [Name] itu, kalau sekali bangun di malam hari, susah lagi tidurnya.
"Enggak, ah. Udah gak ngantuk."
"Aku yang ngantuk."
―――GURU; B. SUPRA―――
"Wan, lo udah denger belom?"
"Denger apaan?"
"Itu, Pak Supra bakal punya anak."
KAMU SEDANG MEMBACA
guru; b. supra [√]
Fanfiction╰──> ˗ˏˋ BoBoiBoy Supra x Reader 𝘔𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘶𝘴𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘭 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘚𝘶𝘱𝘳𝘢―𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩―𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘪𝘯𝘪, 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 ... �...