WYLM 04

1.1K 89 0
                                    

Tok.. Tok.. Tok..

"Zee kau sudah tidur?" tanya Kaew dari luar kamar Zee.

Zee didalam sedang mengerjakan pekerjaannya memakai laptop.
Mendengar ketukan dan suara ibunya Zee segera berdiri dan membuka pintu.

"Belum Mae, ada perlu apa Mae?" tanya Zee.

"Ada yang Mae mau bicarakan Zee." ujar Mae.

"Masuklah Mae." ujar Zee membiarkan pintu terbuka dan berjalan ke sofa dalam kamarnya.
Mereka pun duduk disana.

"Zee kau tahu kan betapa Mae sayang pada Zee?" tanya Kaew.

"Iya tentu saja Mae." ujar Zee bingung.

"Zee, Mae mau menjodohkanmu dengan seseorang." ujar Kaew.

"Apa??? Untuk apa Mae?" ujar Zee.

"Agar kamu bisa melupakan Saint, nak. Bukan Mae bermaksud jahat padamu tapi Mae sedih melihat kamu masih saja tetap murung seperti itu. Kamu berubah semenjak kepergian Saint." ujar Kaew sedih.

"Tapi Mae bukan begini caranya. Apakah Mae tega pada orang itu yang mungkin tidak akan pernah Zee cintai?" ujar Zee.

"Bukan begitu maksud Mae. Jika kamu tidak mau Mae tidak akan memaksa kalian berdua." ujar Kaew.

"Mae!!"

"Maksud Mae, kalian cobalah dulu pendekatan, bagaimana kalau 3 bulan? Jika diantara kalian tidak ada cinta. Kalian boleh berpisah dan Mae janji tidak akan berbuat seperti ini lagi." ujar Kaew.

Zee hanya cemberut dan wajah Kaew seperti memohon pada Zee.
Zee merasa kasihan pada Kaew.

"Baiklah. Tapi Mae janji jika dalam 3 bulan kami tidak bisa bersama, Mae tidak akan pernah berbuat seperti ini lagi." ujar Zee.

Kaew tersenyum.

"Baik Mae berjanji." ujar Kaew lagi. Kaew tersenyum, mencium kening Zee dan pergi keluar dari kamar dengan ceria.
Zee tersenyum melihat Maenya itu.
.
.
.
Satu minggu kemudian.
Akhirnya waktunya tiba pertemuan pertama antara Zee dan Nunew.
Mereka janji ketemu di sebuah restoran.

"June, disini." teriak Kaew pelan.

June dan Nunew pun berjalan menghampiri.
Zee membelalakkan matanya melihat kearah Nunew.

"Apa kabar Kaew? Oh kamu Zee?" ujar June.

"Sawadikhap." ujar Zee.

"Sawadikhap, nak. Kenalkan ini anak Mae, Nunew." ujar June.

Nunew pun memberi wai pada Zee.
Dan Zee membalas  dengan wai lagi.
Mereka pun duduk dan makan bersama.
Setelah selesai makan mereka berbincang kembali.

"Zee, Nunew bagaimana menurut kalian jika kamu Zee, menjemput Nunew dikampusnya setiap hari untuk makan siang? Kantormu dan kampus Nunew kan berdekatan agar kalian bisa lebih dekat dan berkencan setiap hari Sabtu malam?" ujar Kaew.

"Khap Mae." ujar Zee.

"Nunew?" ujar June.

"New setuju2 saja Mae." ujar Nunew.

Dan akhirnya mereka berbincang dan Mae2 mereka membicarakan apa yang anak2 mereka suka dan tidak suka.
.

Keesokan harinya Zee menjemput Nunew dikampus.
Zee menunggu didepan kampus.
Tak lama Nunew keluar dan menghampiri Zee.

"Sawadikhap Phi." ujar Nunew.

"Sawadikhap. Ayo kita pergi." ujar Zee.

Mereka pun masuk kedalam mobil.

"Kau mau makan dimana?" tanya Zee.

"Terserah Phi saja yang penting tidak terlalu jauh." ujar Nunew dengan tersenyum.

Zee melihat kiri kanan dan akhirnya Zee melihat 1 restoran masakan Thailand.

"Bagaimana kalau disitu?" tanya Zee lagi.

"Kalau Nunew tidak masalah Phi. New pemakan segalanya." ujar Nunew tersenyum kembali.

Zee pun memarkirkan mobilnya dan turun lalu masuk ke dalam restoran.

Mereka pun duduk dan mengambil menu.

"Phi khap, kami mau pesan." ujar Zee pada salah satu pelayan disana.

Pelayan itu pun datang dengan sebuah buku nota dan pulpen.

"Anda pesan apa, khun?" tanya pelayan itu.

Zee dan Nunew melihat2 menu itu.

"Saya pesan Tom yam udang dan nasi. Kamu New?" tanya Zee.

" Saya pesan Som tam, phad thai dan kalamae." ujar Nunew.

Mereka pun menunggu makanannya datang.

"Phi, bekerja sejak kapan?" tanya Nunew.

"Sejak lulus kuliah." ujar Zee.

"Ouhh sudah lama juga ya."
Mereka pun terdiam kembali.

Zee menatap wajah Nunew. Wajahnya sangat mirip dengan Saint tapi kepribadiannya jauh berbeda.

Saint yang pendiam dan Nunew yang cerewet.
Saint yang cool dan Nunew yang imut dan manja.
Saint yang susah senyum dan Nunew yang tak pernah lupa tersenyum.

Akhirnya makanan pun tiba.

"Wow wow wow." ujar Nunew menatap makanan didepannya dan tersenyum dengan begitu lebar.

Zee pun tersenyum dengan kelakuan Nunew.

"Memang kau bisa menghabiskan semua makanan itu?" tanya Zee.

"Phi menantangku? Tentu saja semua akan masuk kedalam perutku." ujar Nunew sambil memukul pelan perutnya.

Dan mereka pun makan.
Zee melihat cara Nunew makan, dia makan dengan sesendok penuh setiap suapnya yang membuat pipinya semakin tembem. Dan disela2 makannya Nunew kadang membuat suara2 aneh.
Zee menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

Setelah selesai makan Zee melihat semua makanan dihadapan Nunew habis tak tersisa.

"Bagaimana mungkin, tubuh sekurus itu bisa menghabiskan makanan sebanyak itu?" ujar Zee heran.

Nunew pun tersenyum dan menunjuk pipinya.

"Bisa, semuanya berkumpul disini." ujar Nunew.

Zee pun tersenyum melihatnya, betul juga pipinya bisa setembem itu.
Setelah selesai makan Zee pun kembali mengantar Nunew ke kampusnya.

"Terima kasih makanannya dan sampai jumpa besok, Phi." ujar Nunew dari luar mobil dan Zee hanya mengangguk.
Nunew pun berjalan masuk ke kampusnya.
.

TBC
.


772


Will You Love Me (ZeeNunew) 004Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang