2

38 4 0
                                    

Entah mengapa sejak ibunya, penyakit yang dideritakannya tidur Nara  tidak pernah nyaman. Bayangkan ibunya yang melambaikan tangan untuk meninggalkannya selalu  terbayang di benak Nara

Nara hanya gadis SMA yang belum bisa berbuat apapun. hanya mengandalkan uang menjual majalah dan koran di pinggir jalan.

Nara tidak pintar seperti kebanyakan orang, jadi marah hanya bisa berkeliling mencari uang di tengah teriknya matahari sepulang sekolah.

Apapun yang terjadi. Nara gak akan biarin ibu pergi ninggalin Nara. Nara akan mencoba mencari pinjaman."

Nara menghapus air matanya dan segera keluar dari ruangan ibunya Nara dengan tatapan kosong Rumah sakit sebari  terisak hebat karena ia tidak tahu harus berjalan ke arah mana

Drtt...Drttt

Nara merongoh  kantong saku celananya lah segera mengambil ponselnya dan membuka isi pesan tersebut.

" Koran dan majalah telah tiba sebaiknya kamu segera kemarin!'

Malam menjelang. Nara membawa kantong kresek berwarna putih dan segera masuk ke dalam ruangan inganap ibunya. namun di ujung pintu. malah mengernyitkan dahinya bingung melihat seorang wanita yang tidak ia kenal, berdiri membelakangi saat ini.

"Maff,Tante... Siapa.iya?"tanya Nara

Wanita dengan penampilan modis dan sangat cantik itu berbalik dan mengembangkan senyuman manis semakin kebingungan.

"Nara! Kamu.Nara kan? Putri Tunggal Supardi?!"

Dengan ragu dan gugup gadis itu mengganggu dan  menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya.ada apa ya. Tante?" Tanya cara menganggap kantong kresek itu dengan sangat erat.

Wanita itu langsung mendekap tubuh mungil Nara. Membuat gadis itu tersentak karena aroma mawar menyerang manjakan hidungnya.

Wanita yang tidak ia kenal dan sangat terlihat modis memeluknya. tanpa beban

"Astaga, Nara. kamu sudah besar sekarang."wanita itu menatap penampilan Nara dari atas sampai bawah. Nara hanya tersenyum kikuk dan tidak bersuara.

"Kenalkan nama saya Navella Adhitama, panggil tante Ell,ya?"

"Iya, sayang.mau bertanya tentang apa?"

"Tante kenal sama ibu Nara?"tanya Nara hati-hati. wanita itu mengganggu kencang dan menatap Nara haru.

"selama ini. Tante mencoba mencari kalian. Eh. taunya bapak kamu sudah meninggal tante dengan semua yang telah terjadi merasa bersalah dengan semua yang telah terjadi."

Sekilas ke Arah ibu Nara. Wanita itu mengambil nafas panjang dan siap menceritakan semuanya.

"Dulu, kami bersahabat bapak kamu selalu membantu dan mendukung saya dan suami saya ketika berada di titik paling rendah perusahaan kami hampir bangkrut untung bapak kamu meminjamkan uang hasil penjualan tanahnya ke kami sehingga kami perlahan menggunakan uang tersebut untuk membayar hutang dan bangkit kembali."

"Jida.Bapak menjual tanahnya?"

Navella mengangguk"dan setelah perusahaan kami berjaya.Bapak Kamu tiba-tiba menghilang dan membawa ibu kamu yang dulu Tengah ngidam pergi jauh kami mencari kedua orang tuamu.Nara hingga bertahun-tahun lamanya namun nihil! tidak ada hasilnya dan sekarang ... tante menemukan kalian."

Kamu tiba-tiba menghilang dan membawa ibu kamu yang dulu Tengah ngidam pergi jauh kami mencari kedua orang tuamu.Nara hingga bertahun-tahun lamanya namun nihil! tidak ada hasilnya dan sekarang ... tante menemukan kalian."

"Kamu cerdas, Nara ternyata ada seseorang dibalik semua ini ya.... Manajer perusahaan bagian keuangan. tidak ingin tergeser dari jabatannya dan mengancam bapak kamu agar meninggalkan kami maff kami yg tidak bisa melindungi kalian."

Navella meneteskan air matanya dan terisak pelan. Keluarga mereka berhutang Budi kepada almarhum bapak Nara, yang dengan baik hati mengorbankan apapun untuk sahabatnya.

Udh segituh dulu jangan lupa vote/komen

pernikahan rahasia saat Masi sma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang