-5

98 17 1
                                    

Theodore tetap bungkam, bahkan setelah Jordan melayangkan banyak pertanyaan.

"Can you just stop asking? I'll tell u later" Ucap Theodore lirih matanya memperhatikan Arjuna yang tertidur nyenyak. "Gue capek Jo" Dan setelahnya Jordan pergi meninggalkan Theodore.

***

Kurang lebih 3 hari Arjuna di rawat dan selama itu pula dia tidak pernah melihat suaminya ada di sampingnya, walaupun lewat kabar dari suster yang menjaganya, Theodore akan selalu menemani Arjuna di malam hari.

"Lo serius mau balik? Ke rumah gue aja kalau gamau ke rumah mertua lo" Kata Willy yang akhirnya direpotkan untuk membantu Arjuna pulang.

"Gapapa Wil, gue udah banyak repotin lo, dari kemarin juga kan anak anak udah lo urusin, gue titip semalem lagi ya, besok gue jemput"

"Santai aja sih sama gue, lo nginep juga gapapa Jun" Willy sama sekali tidak pernah menyinggung Theodore lagi beberapa hari ini dan Arjuna menyadari hal itu. Keduanya memilih bungkam walaupun sama sama punya rasa yang janggal.

Selama perjalanan ke rumah, Arjuna tertidur dan Willy membiarkan sahabatnya ini beristirahat hingga mereka sampai.

"Jun... udah sampe yuk masuk" Kata Willy membangunkan Arjuna.

Keduanya memasuki rumah yang tampak sepi, tapi Arjuna menduga jika Theodore ada di rumah ketika melihat mobil yang sering di bawa pria itu terparkir di garasi.

"Yuk Jun gue anter ke kamar" Ajak Willy yang baru selesai memarkirkan motor dan membawa barang barang Arjuna. Keduanya menuju kamar Arjuna lagi lagi tampa obrolan.

"Lo kenapa diem?" Ucap Willy dari belakang  bingung ketika Arjuna diam. "Jun" Kata Willy sebelum akhirnya melihat ke arah pandang Arjuna.

"Kita ke rumah gue aja" Ucap Willy menarik Arjuna yang sudah siap menangis melihat Theodore, suaminya sedang tertidur di samping pria asing di kamar tidur mereka.

***

Arjuna tentu saja sudah selesai menangis dan mengendalikan dirinya ketika sampai di rumah Willy. Disambut kedua anaknya dan ponakan yang menggemaskan. Willy tampak menahan kesal ketika Benjiro pulang dan menanyakan kenapa Arjuna di rumah, karena seingatnya Willy bilang jika Arjuna mau pulang ke rumahnya.

"Aku nanya loh Ba..." Kata Benjiro menanyakan lagi ke Willy ketika akhirnya mereka ada di kamar berdua.

"Apa??? Kenapa Arjuna disini? Yaudah lah biarin dia disini daripada sama sahabat kamu yang Brengsek itu" Benjiro menyernyit heran, dia tau Willy kesal tapi sepertinya setelah dijelaskan kemarin perihal Theodore dia sudah paham.

"Kok kamu kesel lagi sama Theo? Kan aku bilang, dia nolongin temennya"

"Kamu juga bakal kaya dia nanti? Belain temen??? Sekalipun aku lagi sakit???"

"Kok jadi aku?"

"Ya kamu masih belain Theo udah jelas jelas dia salah" Benjiro cukup bersyukur membuat kamarnya kedap suara, karena jika tidak teriakan suaminya ini akan terdengar keluar.

"Ka-" Ucapan Benjiro terpotong.

"Kamu pikir pikir lagi deh Pa kalau belain temen! Jelas jelas Juna lagi hamil, masuk RS, mana temenmu itu? Anak anak ditelantarin terus sekarang enak enakan tidur sama gatau deh itu temen yang kamu maksud atau bukan" Willy bicara penuh emosi "Kasian aku sama Juna... aku kaya ngeliat lagi Juna pas ditinggalin orang tuanya" Mata Willy sudah berair sekarang.

"Maksud kamu gimana?" Benjiro tidak paham.

"Aku liat Theo tidur gatau sama siapa di kamar dia dan Juna pas tadi aku anterin Juna ke rumahnya." Dan jawaban dari Willy cukup membuat Benjiro geram.

"Udah... kamu jangan ikut nangis, nanti Juna liat kamu gini gimana?"

"Aku kesellll" Benjiro hanya bisa menenangkan suaminya sambil mencoba menghubungi Jordan.

***

Jordan tentu saja murka ketika mendapat pesan dari Benjiro.

"Lo cek deh temen lo, bener bantuin orang apa keenakan di rumahnya"

Dan benar saja ketika sampai rumah Theodore, Jordan melihat bagaimana sekarang pria itu menyuapi seseorang yang terduduk di ranjangnya.

"TOLOL" Teriak Jordan membuat Theodore menoleh dan kaget melihat sahabatnya ada di pintu kamarnya, buru buru Theodore keluar dan membawa Jordan menjauh dari kamarnya.

"Lo kenapa bisa masuk?"

"Pikir aja pake otak lo! Atau lo ga bisa mikir?" Theodore hanya terdiam.

"Lo tau laki lo hari ini balik dari RS??? Lo tau ga??? Lo cek hp lo ga??? Hah gue tanya monyet! Bukan diem aja" Theodore hanya menunduk.

"Ck... gue simpulin lo tau, dan lo lebih milih disini buat orang asing dibanding ngurusin laki lo?"

"Gue udah bilang, dia ga punya siapa siapa"

"Terus jadi kewajiban lo? Hah??? Lo pikir karena Juna masih ada gue dan yang lain, lo bebas telantarin Juna??? Lo tau gak kemarin dia hampir"

"Hampir apaa?"

"Tolol... gue udah gabisa bantu kalau Juna milih pisah dari laki tolol kaya lo The... asal lo tau... dia liat lo tidur sama temen lo itu" Dan Jordan pergi meninggalkan Theodore yang tampak mengacak rambutnya.

"Gara gara aku ya Yo?? Hiks hiks aku emang ga harusnya hidup ya??" Dan isakan Devan membuat Theodore mengalihkan atensi ke sahabat lamanya itu.

"Engga you gada salah... you ga salah Devan... semuanya udah takdir... bahkan kematian James juga udah takdir"

Dan Theo hanya bisa menelan rasa bersalah kepada suaminya dan lebih memilih menenangkan Devan yang menurut dokter sedang depresi itu.

Between Two ( Taeten )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang