CH.2 - WINSON

6.5K 418 13
                                    

Di sebuah café di downtown, ada seorang gadis muda yang tampan dengan hati-hati menyendok bubuk kopi ke dalam filter kopi, menekannya, dan menaruhnya di mesin kopi. Ia menuang air dengan ukuran yang pas, tak lama kemudian sebuah espresso yang nikmat sudah siap disajikan. Ia tersenyum lebar melihat karyanya.

Ting

"Atas nama Ruka, espressonya sudah siap." Teriak Winson dari dapur sambil meracik sebuah latte. Request gambar kali ini sangat...absurd, pesanan latte atas nama 'Ningning' ini meminta gambar kadal...Winson tidak dapat menahan tawa selama proses penghiasan. Kadal...bagaimana cara gambarnya...

bagaimana cara gambarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(cr: DevianArt)

"Gini aja lah. Requestnya astaga." Keluh Winson sambil terus tertawa. Winson keluar dan menaruh cangkir itu di atas meja untuk diambil.

"Atas nama Ningning, lattenya sudah siap." Sebelum Winsom dapat kembali ke dapur...

"YAAAA!" Teriakan 10 octave yang tak lain berasal dari pelanggan bernama Ningning ini.

"Mbak, jangan teriak atuh. Kasian pelanggan yang lain."

"Excuse me? Kamu panggil saya mbak? Kamu ngak tau saya siapa? Panggil saya Miss, Miss Ningning."

"Iya...Miss Ningning. Kenapa teriak? Lattenya aman-"

"Lo yakin ini kadal?"

"Iya saya yak-"

"INI CICAK YA TOLONG!" Sama aja ngak sih ucap Winson dalam hati.

"Kalau begitu saya minta maaf, apa mau diganti?"

"Ngak usah!" Ningning pergi dan duduk di meja meninggal Winson yang kebingungan. Winson akhirnya kembali ke dapur dan membuat pesanan lainnya.

Begitulah keseharian Winson yang penuh cerita. Ia sangat bahagia dapat memadai kehidupannya sendiri dengan melakukan hobi dan keinginan satu-satunya, membuka café dan membuat kopi. Ditambah melihat senyum pelanggan saat menyantap kue dan kopi buatannya menyenangkan hati Winson yang kesepian.

Orang tuanya selalu sibuk, mereka tidak pernah pulang. Winson selalu sendirian bersama pembantu, pengasuh, dan guru homeschoolnya. Berada di mansion yang sangat besar membuatnya semakin kesepian sampai ia melihat video asmr pembuatan kopi. Mata Winson kecil berbinar.

"Ini yang aku mau."

Dengan sabar menunggu, setiap hari Winson berdoa agar ia segera berumur 18 tahun. Di hari ulang tahunnya yang ke-18 ia langsung pindah ke apartemen kecil di downtown dekat pangkalan truk-truk barang. Sebuah kesempatan bagus untuk mendirikan café.

Dengan sisa uang tabungannya, bersusah payah mencari jasa kontraktor yang murah namun tetap berkualitas. Selama 2 tahun menanti pembangunan cafénya sendiri ia bekerja dari pagi sampai malam, entah menjadi pengantar koran, kasir, pelayan restoran, dan tukang cuci baju dari rumah ke rumah. Ia tidak pernah menyerah.

Sekarang, hidupnya sudah stabil dan kerja kerasnya telah membuahkan hasil. Ia bangga dengan dirinya sendiri, tanpa mengandalkan kekuasaan orang tuanya ia mampu berdiri sendiri. Winson tersenyum, akhirnya semua pelanggan sudah pulang.

"Saatnya tutup. Terima kasih untuk hari ini." Ucapnya sambil membungkuk menghadap langit di depan café. Ia tersenyum dan kembali masuk untuk bersih-bersih sebelum kembali ke apartement dan menyantap makan malam yang ia nanti-nanti, jokbal.

Sesampai di apartemen, ia membuka jaket dan mengeluarkan jokbal untuk dipanaskan kemudian berlari untuk cepat-cepat mandi. Tepat selesai Winson mandi, microwavenya berbunyi. Ia mengeluarkan jokbal dan menaruhnya di meja, ia berjalan membuka kulkas dan melihat sebotol soju.

"Untung masih ada." Winson tersenyum.

"Selamat makan." Winson menuangkan soju ke dalam gelas kecil dan meminumnya.

"Ah...lega." Winson mengambil sumpit dan menyuapkan 2 slice jokbal ke dalam mulutnya. Inilah kebahagiaan, Winson menutup mata menikmati rasa makanan favoritenya itu.

"Erggg, kenyang!" Seru Winson berdiri, mengangkat piring-piring kotor, dan langsung mencucinya. Setelah selesai, ia pergi ke kamar tidur, membuka jendela untuk melihat terangnya sinar bulan. Ia mengenakan airpodnya

"Oh my god, don't chu knaurr I'm a...savij..." Nyanyi Winson.

Tak lama kemudian, Winson tertidur.

MAFIA - WINRINA AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang