15. Galih Ezhar Aarav

9 4 3
                                    

Aarav

|Ra

ya?|

|Main yuk

main?|
kemana Rav?|

|Keliling kota aja sih
|Mau nggak?

Setelah membaca pesan terakhir milik Aarav lewat window notifikasi Lyra diam berpikir sejenak. Terkejut? tentu saja, dirinya dan Aarav sudah lama lost contact dan menjadi manusia yang asing tidak saling mengenal sama sekali.
Tapi entah dari mana tiba tiba Aarav menyapa dan mengajaknya berbicara saat itu, dan sekarang? malah mengajaknya Main?.

Tiba tiba notifikasi berbunyi lagi dari hp milik Lyra menampilkan nama Aarav lagi.

Aarav

|Pengin ngajak Lyra jalan jalan aja sih
|Just as appreciative of your victory yesterday, Ra

Setelah melihat pesan itu hati Lyra tergerak, dirinya juga sedang bosan berada dirumah saat ini.

emm yauda deh|
boleh Rav|
jemput ya hehe|

|YESS
|Siapp
|Aarav bakal jemput Lyra
|15 menit lagi ya Ra, siap siap

okayy|

Read

^^

Aarav memasangkan helmnya ke kepala Lyra. Aarav juga membuka Footstepnya. Canggung? yes of course. Setelah itu Lyra menaiki motor besar milik Aarav.

"Pegangan Ra.. nanti kaget loh kalau gk pegangan" pinta Aarav ke Lyra.

"I–iya Rav" jawab Lyra. Setelah itu Lyra memegang ujung jaket Aarav untuk berpegangan. "udah Rav" ucap Lyra tanda sudah melakukan apa yang di pinta Aarav.
Setelah mendengar jawaban itu, Aarav melajukan motor besar miliknya.

"Maaf ya Ra, tiba tiba ngajak kamu main keluar gini" ucap Aarav memulai pembicaraan dengan Lyra.

"Gapapa kok, lagian aku juga lagi bosen dirumah" jawab Lyra apa adanya.

"Kamu inget gk sih Ra? kita dulu seru banget terus sering keluar kyak gini juga?" ujar Aarav.

Lyra hanya tertawa renyah mendengar ujaran Aarav itu, canggung. Saat ini bagi Lyra, Aarav adalah orang asing yang mengajaknya main keluar.

"Pengin kayak dulu lagi gk sih Ra?" Tanya Aarav lagi. Kali ini Lyra diam saja Lyra tidak tahu harus jawab apa, dirinya tidak ingin kembali bersama Aarav seperti dulu lagi. mengingat Aarav yang sama sekali tidak peduli setelah membaperi dirinya. Dasar Buaya.

"Gabisa Rav, maaf ya"
kata itu, hanya kata itu yang bisa di keluarkan Lyra ke Aarav. Tidak ada lagi. Bahkan Lyra membayangkan kejadiannya dulu bersama Aarav juga tidak akan mau, karena dirinya sudah hilang respect.

"Kenapa Ra?" Tanya Aarav bingung, saat mendengar perkataan Lyra, yang sangat tidak disukai oleh dirinya. Dirinya benci jika ditolak seseorang.
Tidak dijawab oleh Lyra, Lyra hanya diam bungkam.

Beberapa menit kemudian sampailah mereka ke tempat yang dulu sering mereka datangi, tempat yang ramai, luas, dan sejuk ini. Tempat yang seru saat itu.

"Lo, belum jawab pertanyaan gue Ra!" Cegah Aarav saat Lyra hendak berjalan menuju tempat duduk pinggir taman yang indah itu.

DAREENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang