aman

1.7K 199 0
                                        

pagi pun tiba. jendra langsung bangun dan membuat aplikasi kamera untuk melihat luka pukul dimuka nya.

"ck jancok. gimana gua mau pulang ini, pasti ditanyain nana" dumel jendra

jendra langsung berjalan ketoilet untuk membersihkan diri lalu bersiap untuk pulang. setelah berpakaian lengkap, jendra langsung menuju ke ruang tengah. beberapa anggota sudah terbangun dari tidurnya dan masih mengumpulkan nyawa berjamaah

"udah pada makan belum?" tanya jendra

"oh belum bos" jawab salah satu anggota

"nih duit, pada beli makan dah. gua mau cabut" ucap jendra sambil mengeluarkan tiga lembar uang merah dari dompetnya

"anjay rejeki dah, makasih ya boss baek baek pulang nya bos hehe" ucap mereka sambil mengambil duit yang diberikan jendra

jendra menarik sudah bibir membentuk senyuman kecil. setelah berpamitan jendra langsung menunju pintu keluar dan berjalan santai ke arah mobil nya. tak membutuhkan waktu yang lama, jendra sudah sampai di apartemen nya. untuk urusan nana, jendra memilih menjemputnya saat sore tiba.

saat sudah memasukkan kode pin pintu apartemennya, jendra dikejutkan dengan kinci manis yang terlihat sangat marah. yaa itu adalah nana-nya yang  manis, memasang wajah marah nya yang lucu dengan rambut yang dikuncir berbentuk apel dan piyama kelinci berwarna pink

"cih ngapain pulang lagi kamu??" tanya nana ketus

"ini kan rumah saya juga manis" jawab jendra dengan kekehan nya

"MAS JEN NINGGALIN NANA PAS NANA BOBO ! DISLEK" teriak nana kesal

"kan ada bundaa. ayo masuk dulu, nanti dikira mas nyulik anak puber lagi" ajak jendra

"no no no , mas jen gak leh masuk karen-"
"LOH ITU MUKANYA KOK MERAH MERAH, MAS JEN BERANTEM YAA ?!" tanya nana panik

"stt udah sayang, aku ngomong di dalem" kata jendra

"ga ga ga it-"

belum sempat menyelesaikan kalimatnya, nana merasa diri nya terbang di udara. yap , jendra menggendong nana seperti membawa karung beras

jendra menurunkan nana di sofa ruang tengah mereka. belum sempat untuk duduk, muka jendra langsung di pegang oleh kedua tangan kecil nana

"mas jen ini muka nyaa kenapa ?! berantem yaa ?!" ujar nana sambil menatap jendra dengan wajah sinis nya

"oh engga sayang, ini jatuh saya kemarin di depan rumah ayah yudha hehe. saya ceroboh yaa" kata jendra dengan kekehan canggung

"boong ! mas jen boong pasti" tuduh nana

"mas engga bohong. coba tanya bunda kamu deh bunda liat kemarin" kata jendra

"oke! aku telfon bunda sekarang, kalau mas jen boong kita end" kata nana dengan raut wajah serius

mampus mati gua batin jendra

nana langsung berlari menuju kamar nya untuk mengambil handphone nya yang berada di atas meja rias nya.

tutt.. tutt...

"oh nana, kenapa sayang" tanya bunda setelah telfonnya terhubung

"bunda nana mau nanya, mas jen jatuh ya kemarin didepan rumah??" tanya nana

"emm... oh! iyaa sayang, aduhh kasiann banget mantu bunda kemarin. Jangan lupa obatin sayang" suruh bunda pada nana

mas jen engga boong dong batin nana

"emm.. iyaa bunda, terima kasih yaa" ujar nana

setelah telfonnya mati, nana bergegas turun kebawah untuk menemui jendra sambil membawa kotak p3k di tangan nya.

LAJENDRA (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang