Zaheera Yasmine, seorang mahasiswi yang memutuskan untuk menghabiskan liburan semesternya di daerah perbatasan Indonesia-Sarawak(Malaysia). Ia ingin mengabdikan dirinya untuk mengajar anak-anak perbatasan sebelum ia disibukkan sebagai mahasiswa ting...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🖇️ 🖇️ 🖇️ 🖇️
"Yang buruk tak selalu buruk. Tak ada seseorang yang sempurna, semua pasti memiliki dua sisi. Seperti halnya magnet yang memiliki dua kutub, positif dan negatif"
.
"Kita itu seperti dua kutub magnet. Berbeda, namun, akan menyatu bila bertemu"
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
HARI ini Zaheera kembali mengajar, dan seperti biasa ia berangkat ke sekolah bersama anak-anak.
Kini mereka sudah sampai di sungai untuk menyeberang. Namun, ternyata debit air sungai tengah naik karena hujan semalam. Membuat mereka bingung, bagaimana akan menyeberang?
Untuk ukuran orang dewasa mungkin masih bisa meskipun akan sangat lebih basah nanti. Namun bagaimana dengan anak-anak itu? yang ada nanti mereka malah terbawa arus.
"Yahh... sungainya lagi dalam..."
"Terpaksa gak sekolah lagi deh...,"keluh anak-anak itu.
"Tak sekolah?" beo Zaheera.
"Iya, Kak. Kalau setiap air sungai naik kita terpaksa harus pulang lagi. Tidak jadi sekolah," adu mereka lagi.
Zaheera menjadi kasihan melihat mereka. Gini bener mereka hanya untuk ke sekolah.
Zaheera pun tak tahu harus bagaimana lagi, ia hanya bisa menatap nanar ke arah sungai itu. Ia tak tega melihat wajah murung anak-anak tersebut. Padahal tadi mereka sudah semangat-semangatnya berangkat ke sekolah.
Tak ada pilihan lain, mereka pun terpaksa harus balik badan, pulang dengan hati kecewa. Mereka semua hanya diam, berjalan dengan wajah tertunduk. Tak ada lagi ocehan-ocehan lagi dari anak-anak itu.
