3

174 21 2
                                    

"Park Jihoon!"

Duk!

Akibat langkahnya yang tergesa setelah mendengar teriakan dari Hyunsuk, kaki kanan Jihoon menghalangi kaki kirinya dan membuatnya jatuh menubruk lantai koridor kelas.

Hyunsuk yang menjadi tersangkanya hanya meringis tanpa sedikit pun timbul niat untuk membantu Jihoon.

"Hati-hati."

Jihoon berdiri. Kedua tangannya membersihkan celananya mana bila ada debu yang menempel. Memeriksa lututnya, takutnya ada luka yang tercipta. Untungnya lututnya masih putih mulus.

"Udah jatuh baru bilang hati-hati."

Jihoon kembali melangkah. Kali ini langkahnya santai karena takut terjatuh kembali. Kalau Hyunsuk bilang dirinya lelet, ya tinggal dorong saja Hyunsuk biar merasakan juga bagaimana sakitnya jatuh.

"Maaf."

Tak!

Jihoon menampik lengan Hyunsuk yang ingin merangkulnya. Mau merayu Jihoon, tidak semudah itu Choi Hyunsuk.

Namun kalau dipikir ulang, bukankah mereka masih dalam tahap canggung. Jihoon menyadari kebodohannya. Karena takut Hyunsuk marah, Jihoon berinisiatif merangkul Hyunsuk balik. Biar kalau ditanya, Jihoon punya alasan yang tepat.

"Kakak kan pendek, kasihan nanti nggak nyampek, hehe."

Hehe.

Duk!

"Aduh!"

Berkas yang sedari tadi dipegang Hyunsuk telah berhasil memadu irama nyaring dengan perut Jihoon. Hyunsuk itu sabar, terlewat sabar malah, tapi kalau soal tinggi badan tidak ada ampun pokoknya.

"Nih formulirnya. Bawa ke sekre sana."

Berkas berisi formulir pendaftaran untuk pengurus OSIS itu berhasil berpindah tangan ke Jihoon. Saat Jihoon sibuk menunduk melihat isi formulir, Hyunsuk pergi.

"Loh kakak mau ke mana?"

"Kelas."

"Trus ini gimana?"

"Taruh aja di sekre! Istirahat nanti kita ke sana bareng."

Teriakannya semakin keras seiring semakin jauh jangkauan keduanya. Hyunsuk terus memacu langkahnya, menghiraukan Jihoon yang nampak bingung dengan banyaknya formulir di tangannya.

○○○

Syuu~

Tak!

Bruk!

"Astaga!"

Suara gaduh dari dekat pintu dan juga teriakan Junkyu membuat kelas yang awalnya rame menjadi hening.

Bruk!

Tubuh Jihoon terlihat sangat lentur, berjalan ke bangkunya dan langsung menelungkupkan kepalanya di antara kedua lengannya di atas meja. Mengabaikan kekesalan Junkyu yang belum terselesaikan akibat tas Jihoon yang melayang tiba-tiba di depannya.

"Tugas sosio udah, Hoon?"

Baru datang Yoshi langsung menanyakan tugas pada Jihoon. Tidak memahami keadaan Jihoon yang sudah tanpa tenaga.

"Udah."

"Mana?"

Yoshi duduk di bangkunya sendiri di samping Jihoon. Sejak perkenalan tanpa persiapan antara Yoshi dan Junkyu saat pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS tempo hari, Junkyu memilih pindah tempat duduk di dekat bangku Jihoon dan Yoshi. Ketiganya mulai akrab sejak saat itu, khususnya untuk Junkyu karena Jihoon dan Yoshi sudah kenal sejak kelas sepuluh.

HELLO BOYS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang