4. Tentang rasa🥀

23 4 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum wr.wb.
Happy Reading kawan kawaan!❤

Rumah Gistara

Jam 3 pagi alarm di hp Gistara berbunyi,ia segera bangun lalu melangkahkan kaki ke kamar mandi yang berada di kamarnya untuk mengambil wudhu',setelah itu ia Sholat Qiyamul lail, lalu berdzikir seperti biasanya dan memanjatkan do'a yang teramat panjang.

Ia mengambil mushaf yang ada di meja belajarnya,lalu membaca nya dengan khusyu' ia tenggelam dalam ayat ayat-Nya,hingga terdengar adzan shubuh dari musholla sebelah rumahnya.

Ia segera bangkit,berjalan keluar kamar, dan segera berangkat ke musholla bersama mas Yusuf yang kebetulan baru saja keluar kamar. Ayah dan ibuk hari ini tidak ikut berjama'ah,mereka jama'ah sendiri di rumah.

Setelah sholat shubuh selesai,ia pulang ke rumah dan melenggang pergi menuju kamarnya.

Gistara membuka pintu kamarnya,lalu ia melepas mukenah dan merapikannya,menaruhnya di kursi dekat meja belajar. Ia duduk di tepian ranjang yang berukuran sedang,lalu membuka hp,membuka Whatsapp,memeriksa apakah ada pesan masuk atau tidak,ternyata nihil,tidak ada pesan terbaru,yang ada hanya pesan dari teman temannya kemarin.

Lalu ia membuka Instagram,memutar video video lucu sampai membuatnya tertawa sendiri di pagi yang masih buta ini, ia tak memeriksa pesan instagram,karena ia tau,yang mengirim pesan kebanyakan buaya buaya yang cari makanan. Ia malas sekali menanggapinya.

Sejenak,pikirannya terusik atas apa yang di dawuhkan mbah yai saat ia sowan. Ia bingung mengapa bisa,ia santri yang biasa biasa saja bisa di minta oleh 3 orang untuk menjadi pasangan hidupnya,ia bingung harus menerima yang mana,karena bahkan ia tak tau siapa siapa orang yang meminta nya.

Gistara membulatkan tekad,pagi ini setelah sarapan ia harus menyampaikan masalah ini kepada keluarganya.

Di pikirannya terlintas cak Amar, ini adalah takdir yang selama ini ia takutkan,tak bisa bersama cak Amar sampai kapanpun,atau bahkan selamanya?.

Setelah sarapan,semua keluarga Gistara berkumpul di ruang tengah,ayah dan ibuk sibuk berbicang,sesekali tertawa kecil,mas Yusuf yang sibuk dengan hpnya, Gistara datang,duduk di sofa sebelah ayah,lalu dia mulai membuka topik pembicaraan.

"Mas,sampean libure sampe kapan?." Tanya Gistara kepada mas Yusuf

"Tanggal 7 januari,lah kamu sampe kapan?."

"Sampe tanggal 5 aku"

"Ayah,ibuk, kulo mau bicara." Ucap Gistara ragu
Kulo : Saya

"Bicara apa nduk?." Ayahnya menjawab,dan kini semua fokus kepada Gistara.

"Kulo kemarin pas sowan pulang di sanjangi mbah yai,kulo di suwun sama 3 orang yah."
Lalu Gistara menceritakan apa yang di katakan mbah yai terhadapnya.

Ayah Gistara kaget,pun begitu pula mas Yusuf dan ibunya mereka sama sama kaget bukan main.

"Terus kamu jawab e piye?." Tanya mas Yusuf

"Aku diem aja mas,terus mbah yai bilang kalau mau nyampein sendiri ke ayah."

"Kamu tau siapa yang nyuwun kamu?." Tanya ibu Gistara

"Mboten semerep buk,kulo mboten tanglet teng mbah yai".
" nggak tau buk, saya ndak tanya ke mbah yai"

GistaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang