7. Nasi goreng 🥀 (Gistara)

22 2 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum wr.wb.
Happy Reading kawan kawaan!!📚💖

***

Pukul 19.30

"Assalamualaikum." Ucak ibuk dan ayah menguluk salam dan membuka pintu rumah.

"Waalaikumsalam." Jawabku serentak dengan mas Yusuf. Kami menyalami ibuk dan ayah bergantian.

Terlihat rona lega di raut wajah ibuk ,mungkin ibuk dan ayah sudah bercerita semuanya kepada mbah yai.

"Ayah,ibuk,kenapa kulo ndak di ajak sowan?." Tanyaku kepada mereka.

"Maaf nduk,ibuk sama ayah lagi ndak mau ganggu kamu dulu." Jawab ibuk sambil mengelus pundakku

"Iya,biar kamu tenang dulu,kamu masih shock." Timpal ayah.

"Mboten kok,Gistara ndakpapa,kalau tadi ayah sama ibuk ngajak Gistara,pasti kulo ndak nolak." Jawabku masih ngeyel.

"Yawes,kapan kapan ayo sowan bareng2, sama mas Yusuf mu barang,suwi dia nggak sowan kesana,tadi di tanyakan mbah yai." Pungkas ayah.

"Yah,terus pripun hasil sowannya tadi?" Kini giliran mas Yusuf yang bertanya.

Ayah menoleh ke arah ibuk seperti mengisyaratkan boleh memberi tahu atau tidak,ibuk hanya mengangguk.

"Ayah sama ibuk sudah cerita dari awal kepada mbah yai,tanggapan beliau cuma singkat, 'belum jodoh' katanya,tapi masih ada 2 orang yang melamar Gistara dan Gistara belum memberi jawaban yang pasti kepada semuanya. Tapi ayah dengan halus menolaknya,karena ayah tau,Gistara butuh waktu untuk beradaptasi dan menerima laki-laki yang baru lagi."

"Ayah tau siapa yang ngelamar kulo?."

"Tau,yang satu anak Tulungagung, alumni situ juga, dia ngelamar kamu karena dia kagum dengan caramu ndidik adiknya di pesantren,dia banyak tau tentangmu dari adiknya,dia merasakan banyak perubahan di adiknya sangat signifikan. Terus dia ngelamar kamu lewat mbah yai,kamu tau apa jawabannya mbah yai?."

Aku menggeleng.

"Intinya mbah yai itu ndak mau langsung nerima begitu saja, apalagi yang di lamar ini masih anak sekolah, mbah yai harus tanya ke kamu dulu, dia itu ngelamar kamu pas kamu masih kelas 11 MA. Yang kedua ini ayah agak sungkan nolak,dia ini anaknya Yai Achmad Sidoarjo, dia baru di amanah i untuk ngurus pondok unit baru abahnya,ndak tau gimana dia bisa tau kamu,bisa ngelamar kamu,mbah yai ndak cerita."

Aku tertegun,berarti yang melamar aku selain cak Amar dan santri Tulungagung tadi adalah gus Ubay,salah satu guru madin yang mengajar nahwu di kelasku. "Tapi ayah tetep nolak kan?." Tanyaku penasaran.

"Iya,tak tolak semua, kamu mau ta sama anaknya yai Achmad?."

"Mboten,Gus Ubay niku guru madin kulo yah."

"Piye arek e?." Tanya ayah.

"Nggeh ngoten,pinter."

"Maksudku ganteng ora?."

"Nggeh,kan laki laki,kalo perempuan nggeh cantik." Jawabku seadaanya. Ayah hanya terkekeh

Gus Muhammad Ubay Faiz,anak bungsu Yai Achmad yang mengajar di madin DM karena di utus abahnya, sosok Gus yang sangat menguasai ilmu agama,terutama ilmu nahwu dan tafsir, berperawakan gagah,berkulit putih dan berparas tampan,wajahnya memancarkan aura orang berilmu layaknya Gus Gus di luaran sana. Beliau sangat humble kepada siapapun,bahkan kepada santrinya. Aku masih belum menyangka, aku yang bukan siapa siapa ini bisa bisanya di lamar oleh orang orang hebat. Ada apa dengan mereka?. Aku masih ingin menetralkan hatiku terlebih dahulu,baru aku akan membuka hati lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GistaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang