7. Arion Kara

111 15 4
                                    

Berisi sedikit flashback sebelum acara perayaan.

Time step

Flashback on

Satu bulan setelah surat pertama yang Didi terima, kini tibalah Surat kedua. Tepat satu hari sebelum perayaan ulang tahun.

Dari kapan? Desak Arion yang menuntut penjelasan namun dengan suara yang lembut agar tak menakuti sang adik.

Didi hanya diam. Tak berani menjawab.

Jawab dek, dari kapan adek terima surat ini?

Satu bulan yang lalu kak.

Jadi, sudah berapa surat yang diterima?

Dua kak..

Hening. Arion menatap adiknya tanpa suara. Sedang yang ditatap hanya menunduk dan bingung tak tau harus menjelaskan apa.

Ikut Kakak, kita jelasin sama Ayah.

Enggak, Didi gak mau.

Kenapa?

Didi mau tetep di archery aja.

Tapi Didi kan berhak milih dek. Kalau Didi ngerasa tertekan dan gak nyaman, Didi bisa berhenti.

Didi nyaman kok kak. Didi seneng bisa ada di Timnas.

Oke. Arion tak ingin mendebat lebih jauh dengan adiknya. Jika ia melakukan itu, Didi hanya akan semakin takut untuk akrab dengannya.

Arion lantas pergi meninggalkan adiknya, mungkin butuh waktu untuk Didi berpikir lagi. Namun lagi lagi pikiran Arion dibuat tak tenang, ia terus memikirkan mengenai surat yang diterima oleh sang adik. Apakah sekarang waktunya? Apakah ia harus membuka diri terlebih dahulu agar sang Ayah tak serta merta menghakimi adiknya seorang sendiri. Ya, mungkin ini sudah waktunya untuk Arion mengungkapkan segalanya, apa yang selama ini ia lakukan di belakang Ayahnya. Ia akan mengorbankan dirinya untuk Didi, tak peduli risiko apa yang akan ia terima jika mengatakan semuanya kepada sang Ayah.

Entah bagaimana caranya Arion bisa menemukan surat itu, padahal Didi tak pernah sekalipun menunjuk kannya kepada penguhuni rumah ini.

Arion di rutuki rasa bersalah karna mendesak Adiknya untuk berbicara. Untuk menebus rasa bersalah itu Arion berencana membelikan sesuatu sebagai hadiah ulang tahun untuk sang adik. Malam itu juga Arion langsung pergi untuk mencari hadiah.

Skip

Sore sebelum berangkat ke restaurant, Arion menghampiri Didi lagi. Ia ingin memastikannya sekali lagi.

Malam ini kakak mau ngomong sama Ayah.

Maksud Kakak?

Tentang surat itu. Adek mau kan?

Kak, Didi gatau.

Kenapa? Adek punya potensi. Dance adek bagus, Kakak udah pernah liat, bahkan suara adek juga bagus. Adek suka dance kan?

FallingWhere stories live. Discover now