Jika boleh memilih, Dila tidak ingin dilahirkan dengan nasib mengenaskan seperti sekarang ini.
Hidup berdua hanya dengan neneknya saja. Ayahnya entah siapa, tidak mau bertanggung jawab sejak dia dikandung. Ibunya meninggal setelah melahirkannya. Dila hanya hidup bersama neneknya di sebuah rumah reyot yang lebih layak disebut gubuk.
Sehari-hari, nenek yang dipanggil simbah berjualan aneka lauk matang dan kue-kue basah titipan orang-orang di pasar tradisional yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari gubuk mereka. Sedangkan Dila tengah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas kelas dua belas.
Berkat kegigihan neneknya dalam berjualan, Dila berhasil disekolahkan sampai ke jenjang SMA. Di mana anak-anak seumuran di kampungnya sudah banyak yang putus sekolah dan bernasib tidak jelas. Ada yang pengangguran dan problematik, ada yang hamil di luar nikah, ada yang jadi TKI, ada pula yang merantau entah ke mana dan tidak pernah kembali pulang.
Di sekolah, Dila dikenal sebagai gadis cantik dan pintar. Meskipun miskin, tetapi kulitnya kuning langsat terawat. Parasnya ayu. Hidungnya mancung. Matanya bulat berbinar. Tinggi tubuh yang sekitar 157 senti meter dengan berat 47 kilo gram itu terlihat sangat ideal, disebabkan karena dia rajin membantu neneknya menimba air untuk mengisi bak mandi.
Tidak hanya itu, dia juga setiap hari berjalan kaki berangkat dan pulang sekolah. Perawakan Dila terlihat sangat sehat dan ideal. Meskipun saat sekolah berhijab, namun rambut Dila yang panjang pun sangat terawat. Halus, lurus, berkilauan. Itu semua dikarenakan Simbah rajin dan telaten meracik bahan-bahan alami untuk perawatan cucu kesayangannya.
Pakaian Dila pun terlihat bersih, bagus, wangi dan selalu baru, tidak ada yang lusuh maupun ketinggalan zaman seperti yang dipakai anak-anak kurang mampu seumurannya. Jika semua perawatan tubuhnya berkat ketelatenan Simbah dalam meramu racikan tradisional, tetapi tidak dengan pakaiannya.
Dila membeli baju-baju baru dan barang-barang mahal sesuai tren bukan pula karena jerih payah Simbah dalam mencari nafkah, melainkan karena meminjam uang dari berbagai aplikasi online. Lalu, dari mana dia mendapatkan uang untuk melunasi pinjaman online-nya?
Dila harus meminjam uang lagi dari aplikasi lain. Lalu, untuk melunasi hutangnya yang baru, dia akan berhutang lagi, begitu seterusnya. Dengan cara seperti itu, Dila belum pernah dikejar debt collector.
Bagaimana caranya agar Dilla mendapat pinjaman uang dari aplikasi online sedangkan umurnya saja masih tujuh belas tahun? Tidak kurang akal, dia mengambil KTP Simbah secara diam-diam dari dompet kain batik yang sudah lusuh itu, lalu mencuri data.
Awalnya, tidak ada masalah. Dila selalu melunasi hutang-hutangnya tepat waktu dengan meminjam online lagi melalui aplikasi yang lain lagi. Hingga suatu saat, salah satu temannya menyindir, "Cantik-cantik masa Hpnya kudet, sih? Nggak level dong sama circle kita."
Dila adalah kaum FOMO (Fear Of Missing Out) dan suka bergaul dengan anak-anak orang kaya yang kondisi perekonomiannya jauh di atasnya. Saat ditanya Simbah apa alasannya, Dila menjawab, "Ya biar aku nanti bisa dapat jodoh orang kaya juga to, Mbah. Kalau aku dapat jodoh anak orang biasa-biasa saja atau malah sama miskinnya dengan kita, lak yo podo ae panggah kere (ya sama aja tetap miskin)."
Dijawab seperti itu, Simbah menepuk pelan mulut cucu semata mayangnya. "Hus! Gak pareng ngomong ngono. Gak elok! (Nggak boleh bicara seperti itu. Nggak baik!) Disyukuri apa yang sudah diberikan Gusti Allah pada kita. Bisa makan, minum, dan tinggal di rumah ini saja kita sudah harus bersyukur, Nduk."
Dila hanya mencibir menanggapi teguran neneknya. Namun, menanggapi sindiran teman satu gengnya, Dila tidak bisa tinggal diam. Dia harus meng-upgrade ponselnya agar tidak dikucilkan oleh teman-teman satu circle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbal Cinta
HorrorDila Amanda terikat perjanjian dengan Bagas yang mengharuskannya hamil serta melahirkan bayi tanpa harus dinikahi baik secara sah maupun siri. Awalnya Dila tidak peduli. Dia hanya ingin melunasi hutang-hutang pinjaman online, serta membiayai nenekn...