Bab 1

72 34 31
                                    

Welcome to first my storyHappy enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Welcome to first my story
Happy enjoy

***

Pembelajaran di kelas 3 IPS 1 terpaksa berhenti sejenak ketika terdengar suara keributan dari luar kelas.

Pak Bambang selaku guru BK menggiring masuk salah satu dari dua anak lelaki yang tengah dijewernya masuk ke kelas.

"Pak saya mau bolos kan." ucap anak lelaki tersebut seraya mengusap telinganya yang memerah akibat jeweran maut pak Bambang.

"Diam kamu!" lantas pak Bambang menggiring satu anak lagi untuk diantar ke kelasnya juga.

"Bir, kita berpisah disini." ucapnya dramatis sebelum akhirnya menghilang dibalik pintu.

Bu Isni yang memang berada dikelas 3 IPS 1 hanya menggeleng pasrah. "Biru, Biru kamu gak bosen cari gara-gara terus? Kalo kamu niatnya mau bolos mending gak usah sekolah sekalian."

"Nggak dong Bu, malahan seru saya jadi terkenal gara-gara kenakalan saya." jawab Biru enteng.

"Bangga kamu terkenal dengan cara seperti itu?"

"Eits, saya terkenal bukan karena kenakalan saya aja Bu, tapi ini." Biru segera menyugar rambut lebat nan basah karena keringat ke belakang. Menampakkan jidat paripuranya yang menambah kesan aura ketampanannya menguar.

Bu Isni saja sampai memalingkan wajahnya karena salah tingkah. Ia tidak munafik, muridnya yang satu ini memang tampan alami.

"Saya tau, Ibu juga terpesona sama kegantengan saya kan?" tanya Biru menaikkan kedua alisnya dengan senyuman lebar. Menggoda sang guru.

"Ih apa sih kamu ge-er banget, cepat push up dua puluh kali sebelum saya izinkan duduk!"

"Kenapa harus dikali sih Bu? Kenapa gak dikurang aja?"

"Atau mau saya tambah hah?" ancam sang guru.

Biru menyengir cepat. "Eh nggak, Bu. Iya iya saya push up nih."

Usai melaksanakan hukuman yang ringan, Bu Isni sempat menurunkan pandangannya pada seragam Biru.

"Masukin baju kamu!"

"Hah? Masukin kemana Bu?"

"Kedalem celana lah Bir!" sahut teman kelasnya greget karena gara-gara Biru pembelajaran jadi tertunda.

Biru membulatkan mulutnya berbentuk 'O' dan mengangguk-angguk. Ia membuka tali sepatu yang dijadikan gesper diikat pinggang celananya.

"Eh tutup mata lo semua!" tunjuk Biru ke anak perempuan sebelum benar-benar membuka resletingnya.

"Ck Biru, keluar aja."

"Lah Ibu gimana sih? Masukin itu kan ke dalem bukan keluar."

Sekali lagi Bu Isni menghela nafas mencoba sabar. "Maksud saya, kamu masukin bajunya diluar kelas gantengggggg!" kata Bu Isni menekan kata terakhirnya.

"Nah gitu kek ngomongnya yang jelas kalo saya emang ganteng."

Sebenarnya Biru paham apa maksud gurunya namun ia pura-pura tidak mengerti saja karena ingin menguji kesabaran sang guru. Kalau guru itu marah pasti dirinya akan dikeluarkan dari kelas dan berakhir di warung per belakang sekolah, tempat nongkrong.

Saat kembali masuk ke kelas Biru menyelonong ke tempat duduknya yang berada paling belakang. Dengan santai tanpa menghiraukan Bu Isni yang tengah menulis dipapan tulis. Ia sempat melirik ke barisan sebelah sebelum mendudukkan bokongnya dibangku. Ia merasa asing dengan keberadaan seorang cewek dikelasnya.

Biru menggeser bangkunya mendekati cewek yang pandanganya fokus ke depan.

"Eh lo murid baru ya? Gue kok baru liat elo?"

"Nggak kok." jawab cewek itu agak cuek.

Biru meneliti setiap wajahnya membuat gadis itu mengernyit bingung ditatap intens oleh seseorang.

"Gue kayak pernah liat lo, bukannya lo yang tadi dikantin nabrak gue?"

"Nggak, salah orang."

"Iya bener itu lo anjir. Lo ngapain ada dikelas gue?"

"Belajar lah emang kayak lo bolos mulu dan sekolah cuma biar dikasih uang jajan." sindirnya.

"Anjir lo nyindir gue ceritanya? Gue ngerasa loh!"

"Oh bagus deh kalo lo ngerasa."

"Btw nama lo siapa?"

"Kamu nanya?" tanya balik gadis itu meledek.

"Gue serius bangs---" ucapan Biru terhenti kala melihat tulisan didada kanan cewek itu.

Brakk...

"BIRUUU MASYAALLAH malah ngobrol lagi, udah pdkt nya nanti aja istirahat sekarang belajar."

"Siap Bu guruku yang cantik," sahut Biru, sekali dorongan dengan kakinya pada lantai. Bangku yang diduduki lantas kembali ke tempat semula.

"Kita belum kenalan, Zeha."

Zeha, sang empunya nama pun menoleh terheran pada Biru. Darimana cowok itu tahu namanya? Biru malah mengedipkan sebelah matanya lalu fokus ke depan sementara Zeha baru menyadari nametag diseragamnya tetera nama.

"Hey Zeha!" bisik Biru pelan disela-sela guru tengah menjelaskan.

Gadis itu menoleh pada Biru yang berada dibarisan sebelah.

"Kenalin nama gue Shabiru, panggil gue Biru! Khusus buat lo harus panggil gue sayang aja ya." Sekali lagi Biru mengedipkan kedua matanya dengan senyuman kotak yang dimiliknya, sangat manis.

***
.
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak voment kalian☺️🙏

Salam purple🙏

by:penaparpel

SEVEN DREAMERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang