Happy Reading and Enjoying!
Budayakan vote sebelum membaca🙏****
Zeha merasa tidak enak dihari pertama sekolah sudah membuat kekacauan pada teman barunya. Membuat Dara merasa tidak nyaman dengannya.
"Dar, maafin gue ya?" kata Zeha tak enak. Ini juga akibat ia memaksa Dara untuk bercerita tentang Selena.
Dara tengah membersihkan seragamnya yang basah dikelas. Seragam yang basah itu tembus pandang memperlihatkan bayangan bra yang dikenakan. "Nggak apa-apa Ze, gue udah biasa kok diginiin sama mereka. Hmm gue boleh minta tolong ga?"
"Boleh, apa?" sahut Zeha antusias sedikit untuk menebus kesalahannya.
"Tolong ambilin seragam gue diloker dong sekalian sama jaket. Seragam gue tembus pandang, nggak enak diliatin sama orang kalo gue ke sana."
"Oh oke." kata Zeha usai menerima kunci loker dari Dara.
Belum sempat Dara memberitahukan letak lokernya, Zeha sudah lebih dulu keluar kelas.
Di tengah lorong, Zeha berhenti melangkah, ia menyadari kalau ia tidak tahu tempat loker ada dimana. Ingin kembali ke kelas, tapi kejauhan. Keadaan lorong pun sepi karena sebagian murid berada di kantin menghabiskan waktu istirahat. Tak lama muncul dua lelaki yang ingin melewati lorong. Zeha mengenali kedua lelaki itu karena tadi sempat diberitahu oleh Dara.
"Permisi, kalian tau gak loker kelas IPS 1 ada dimana?"
Minji, cowok yang lewat dan kebetulan ditanya oleh Zeha melebarkan matanya dan berbinar menatap Zeha. Sedangkan yang ditatap menjadi bingung sendiri ada apa dengannya.
"Kalo kalian nggak tau yaudah gue duluan ya." kata Zeha canggung.
"Sebentar, lo Zeha?" tanya Minji.
"Iya gue Zeha."
"Ah kebetulan banget, kenalin gue Minji, temennya Biru. Kayaknya Biru salah deh nilai lo, kata Biru lo itu jutek banget tapi nyatanya nggak ah. Muka lo malah manis."
Biru? Apa yang sudah Biru katakan tentang dirinya pada teman-temannya? Apa hak Biru menilai dirinya seperti itu. Dasar.
"Lo nanya ruang loker dimana? Mau gue anterin? Kebetulan gue abis dari sana."
"Nggak bisa, apa-apaan sih lo!" sergah Agus menarik dasi Minji untuk menahannya agar tidak kabur.
"Kasian bang Gus, dia kan cewek."
"Bodo amat! Cepet ke kelas!" Agus menarik Minji seperti seekor kerbau untuk kembali jalan menuju kelasnya. Tidak mempedulikan Zeha.
"Eh eh bang, Zeha loker kelasan lo ada di samping gudang. Lo belok aja ke kanan ABIS ITU KE KIRI!" ujar Minji berakhir delapan oktaf suara yang sangat nyaring sesudah menghilang dibalik tembok.
Zeha geleng-geleng kepala. Benar apa yang dikatakan Dara mengenai geng mereka, sangat bobrok dan konyol. Berkat Minji akhirnya Zeha menemukan deretan loker siswa. Benar saja di sampingnya terdapat sebuah gudang.
Ketika melewati gudang tersebut, Zeha seperti mendengar suara alunan musik dan orang bernyanyi. Tak mau ambil pusing, Zeha segera saja mencari loker yang bernamakan Dara. Karena tempat ini cukup sepi dan remang oleh cahaya lampu yang minim. Auranya sedikit menakutkan, jadi Zeha harus buru-buru pergi dari sini.
Sementara orang yang ada di dalam gudang, melihat siluet seseorang yang berjalan melewati gudang. Ia pun menoleh ke jendela dan mematikan musik di ponselnya kemudian beranjak.
Ketika Zeha tengah mengambil seragam Dara di loker, ia terkejut ketika seseorang menarik tubuhnya dan membalikkan badannya. Kemudian menutup pintu loker dan mendorong tubuh Zeha hingga punggungnya membentur loker.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN DREAMERS
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Cerita ini mengkisahkan takdir tujuh lelaki pemimpi yang berasal dari panti asuhan yang terlantar dan beralih menjadi pengamen jalanan. Perih pedih kehidupan pun harus mereka lalui tuk bertahan hidup. Cacian, makian dan hinaan. Hiruk...