1. ᕕ( ᐛ )ᕗ

1.9K 127 17
                                    

Mari awali cerita ini dengan kehebohan 3 putra dan satu bocil perempuan dari keluarga Aabhavannan ini.

"Mas! Abang! Kakak! Adek! Bangun! Masa mau telat ke sekolah lagi"

Sang Bubu yang emok membangunkan 3 putra dan 1 putrinya yang pada jadi tukang molor itu, sedangkan tokoh Bapak disini asyik menyeruput kopi paginya dengan Ipad ditangannya.

Beralih lagi pada kamar seorang Nalendra yang terlihat tentram, pria manis nan cantik itu terbangun dengan kicauan burung dan alarm yang menyala tepat pada waktunya.

Eits, cantik cantik gini Nalendra mengawali hari dengan ngudud ya yorobun. Astaga ni anak.

Buku, seragam sekolah, dan segala jenis benda yang akan mempersiapkan nya menuju kesekolah sudah siap semua. Nalendra anak nya rapi, tidak grasak-grusuk. Dia tinggal mandi dan memakai seragam. Sarapan bisa dimakan di sekolah nanti, tungkai putih itu jatuh turun dari kasur. Melangkah menuju kamar mandi.

BRAK!

Nalendra menghentikan langkahnya, menatap seorang pria yang kini setengah telanjang berdiri diambang pintu kamarnya.

Dia Nagendra dengan muka bantalnya, khas baru bangun tidur. Dengan gerakan cepat tangannya meraih gagang pintu kamar mandi milik Nalendra, jangan ketuker nama keduanya yap.

"Eh paan nih, minggir gue mau mandi" Ga disangka cowok cantik itu suaranya berat, masa puber sih ini. Suaranya jadi kek bapak-bapak.

Nagendra cengengesan. "Mas numpang berak dek, keran di kamar mandi mas rusak lagi"

Nalendra melotot, menarik tangan Nagendra ketika pria itu akan menyelak acara mandinya. "Kagak, Adek ga mau Mas. Pinjem kamar mandi Abang Vije sono, gue mau mandi ga mau telat"

"Aduh dek, berak 5 menit doang" Nagendra masih menjadi penguasa pintu kamar mandi itu, dengan kuat mencengkram gagang pintunya.

"5 menit lo itu sejam ya ege, kagak. Nanti gue telat mas ih!"

"Yaelah dek, bentar doang"

"Mas mah enak kalau telat ga dikunciin gerbang sama Pak Asep, lah gue selalu kena hukum tau gegara mas. GA MAU!"

Nagendra yakin telinganya jadi tuli karena teriakan berat Nalendra.

"Plis dek, ini udah diujung. Kalau keluar semua kan ga elite banget"

"ANJING! MAS LU JOROK BANGET!!" Nalendra menggila memukuli Nagendra saat pria itu mengeluarkan gas tubuhnya alias kentut, mana bau sampah.

"Adek berangkat sama mas deh nanti, biar dibukain gerbang. Beneran udah ga bisa ditahan loh dek"

Satu pukulan lagi maka Nalendra kembali berebah di kasurnya. "Cepet asu"

"Nah gitu dong, kan cakep Adek gue kalau gini. Mas beraq dulu ya"

"Kagak usah ijin tai"

Pagi yang sangat indah bukan, ini kalau begini terus tu rumah kek nya bakal rubuh karena teriakan Nalendra dan tawa keras Nagendra. Tapi jangan khawatir, segala struktur rumah yang kokoh ini tak mudah terguncang.

Semuanya sudah diperhitungkan Bapak Jamal Aabhavannan sang Arsitek dari rumahnya sendiri. Pak Jamal pasti memakai semen yang ada cap tiga rodanya. Btw ini bukan endorse.

"Duh pusing deh lama-lama Bubu denger dua anak itu ribut terus" Oceh Bubu sembari membawa sayur-mayur yang telah di olah itu keatas meja makan.

"Biasa Bu, nanti juga akur lagi"

Beda lagi sama Vijendra yang super diam, enggak sih, lagi sariawan anaknya. Kalau sariawan tu bisa setiap bulan njir, dia juga ga paham kenapa bisa gitu. Meraih gelas berisi adem sari buatan Bubu, Bubu Tio menarik bibir bawah putra keduanya itu.

CofATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang