Part 20-1

8.7K 1.3K 132
                                    


Info gaes. Untuk part 63 di karyaka sudah update yah. Cuma ga ada notifikasinya.

*

Dengan backless dress hitam berlengan tangan panjang sementara kaki jenjang dibiarkan terbuka hingga lutut namun memiliki belahan di bagian belakang hingga pamerkan setengah paha ketika ia melangkah, Ivanka yang tampil memukau dengan rambut digelung ke belakang sedang beberapa anak rambut dibiarkan terurai di samping wajah itu turun dari range rover sport berwarna merah milik Xaveer yang jarang sekali pria itu gunakan.

Namun di hari penting Ivanka, pria itu keluarkan mobil kesayangan untuk mengantarkan wanita ini ke tempat pembantaian.

Begitu yang Ivanka bilang tadi.

Dengan sudut mata yang meruncing, wanita itu menatap Damian yang berdiri di depan pintu utama Laime Glory, menanti kehadirannya yang terlambat satu jam dari waktu yang dijanjikan.

Tentu.

Pihak yang harus disalahkan adalah Xaveer yang tak bisa mengenal kata sebentar jika itu berurusan dengan masalah ranjang.

Tersenyum puas karena kerja kerasnya selama lima hari sudah cukup untuk kumpulkan banyak bukti, wanita itu menoleh ke samping, menatap suami yang tampil necis dengan kemeja dan celana bahan.

Xaveer tak menggunakan pakaian yang dipakai ketika menyambut Ivanka di rumah tadi. Tentu. Pakaian itu sudah kotor dengan bukti gairah mereka.

"Ayo masuk," ajak wanita itu memberi senyum tipis pada Xaveer yang kemudian mengangsurkan tangan padanya namun hanya ia pandangi jemari kokoh pria itu dengan alis bertaut.

"Kamu ngga akan minta aku jalan di belakang kamu seperti pengawal, kan?" tanya pria itu yang di tangan kiri menenteng sebuah koper milik Ivanka.

Ada banyak bukti yang ia bawa untuk menyudutkan orang-orang yang sudah mencurangi ia selama ini.

"Kamu ikut sebagai pengawal, kan?"

Xaveer menahan dengkusannya. "Aku ikut sebagai suami."

Desah geli wanita itu lalu terdengar.

Ivanka hanya bercanda.

"Ayo." Ia sambut tangan Xaveer yang dirinya genggam dengan erat.

Pria ini sudah berjanji akan melewati semua proses hukum yang mungkin terjadi jika mereka yang sudah memakan uangnya tak mau mengganti sejumlah uang yang ia ajukan sebagai ganti rugi. Bahkan Xaveer sudah menghubungi pengacara pria itu yang lebih kompeten dalam menangani kasus penggelapan dana dan pemalsuan data ini.

"Apa aku sudah bilang kalau kamu cantik hari ini?"

Ivanka ingin sekali mengembangkan senyumnya namun ingin terlihat berwibawa, ia harus menahan diri untuk tak menunjukkan betapa bungah hatinya kini.

Xaveer tak baru sekali ini memuji kecantikannya. Namun semua sikap manis pria itu seolah selalu baru ia rasakan, hingga bahagia yang dirasa selalu saja sama.

Dia tak bosan.

Bahkan meski puluhan kali ia mendapatkan pujian dari Xaveer seorang.

"Memangnya kapan aku jelek?" balasnya kemudian..

Saling berbincang sambil melangkah tanpa alihkan pandangan dari bangunan Laime Glory di hadapan mereka, Xaveer lalu mendengkus. "Kalau kamu mulai menjengkelkan."

"Aku lebih menarik ketika aku menjengkelkan." Seringai Ivanka terbit. "Seperti hari ini."

Ah ... Tentu.

Xaveer tak mampu menyangkalnya.

"Kamu seksi." Lirikan matanya mulai berpindah pada tato bergambar naga yang memeluk pedang di punggung kiri Ivanka. "Tapi ini terlalu terbuka." Lalu ia pertegas raut cemburu terlebih ketika mereka sudah berdiri tepat di hadapan Damian yang menatap kagum pada sosok Ivanka.

Kisah Yang Kan Pisah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang