viii

83.1K 8.4K 353
                                    

Kira mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya saat sudah berada di dalam kamarnya, ia tak habis pikir kenapa hal ini harus terjadi. Dan parahnya, apa yang akan ia lakukan setelah ini lebih buruk di bandingkan harus berurusan di pengadilan atau penjara.

Kira membuka lemari bajunya, ia memilih memakai jeans berwarna hitam dengan t-shirt yang juga berwarna hitam. Tidak lupa, sepatu converse berwarna navy dan jaket dengan warna sama.

Ah, apalagi? Handphone. Walaupun Kira tidak tahu siapa yang harus di hubungi karena gadis itu yatim piatu, tapi setidaknya, ia memiliki akses untuk menelepon Ibu Panti Asuhannya dulu atau... Khafi? Ah persetan, siapapun yang penting seseorang.

Kira melirik penampilannya di cermin, ia merasa ada sesuatu yang kurang atau entah apa...

"Kira jangan lama-lama," teriak Bayu dari luar.

"Sabar nyet!" balas Kira dari dalam, ia mengambil sesuatu dari laci nakasnya. Gunting.

>>>

Bayu tidak berkedip saat melihat gadis itu keluar dari kamarnya, bukan, bukan kostum Black Widow atau Wonder Women. Tapi, rambut Kira. Gadis itu memotongnya.

"Rambut lo?" tanya Bayu.

Kira tersenyum sinis, "Gue rasa, gue harus menghilangkan semua memori pada rambut itu, termasuk memori gue dengan Bayu." katanya.

"Gue?"

"Bukan, lo Conor."

Bayu hanya memandang Kira yang berjalan melewatinya, gadis itu mengangkat kedua tangannya keatas. Geovani, rekan Bayu yang juga bekerja dengan professor West pun mengikat kedu tangan gadis itu.

Entah kenapa, Bayu merasa melakukan hal yang salah. Memang, memang semuanya ia lakukan karena pekerjaannya. Tapi, sadarkah, nyatanya ia sudah jatuh cinta.

•••

Mereka semua sudah berada di dalam mobil, dan entah akan kemana Geovani akan membawa Kira. Kenyataannya, Bayu tidak mengetahuinya. Geovani tahu benar Bayu adalah anak remaja tujuh belas tahun yang bisa saja merasakan jatuh cinta dan berkhianat. Maka dari itu, laki-laki berusia dua puluh empat tahun itu merahasiakannya dari Bayu.

"Kita mau kemana?" tanya Kira, suaranya memecah keheningan malam.

"Apakah gue bisa di sebut penculik jika gue ngasih tahu ke elo?" ucap Geovani, ia duduk di kursi depan.

Kira menghela napasnya, ia menyenderkan tubuhnya. Sudut matanya melihat Bayu yang tengah memandang dengan tatapan kosong ke arah jendela, sedangkan tangannya masih memegang sebuah pistol berukuran kecil.

Kira tidak menghiraukannya, ia lebih memilih memejamkan matanya dan mencoba menebak-nebak kemana Geovani membawanya.

Bayu melirik Kira yang memejamkan matanya, tangan kirinya meraih tangan gadis itu yang diikat. Kira membuka matanya, ia mengerutkan dahinya melihat kelakuan Bayu.

Karena tidak ingin mengganggu ketenangan Geovani, Kira memilih tetap bungkam sambil menghindari tangan Bayu perlahan. Kira benar-benar tidak mengerti apa yang tengah terjadi.

"Kita ke hotel dulu abis ini, besok di lanjut lagi. Dan jangan harap lo bisa kabur, Kira. Connor bakal jagain lo, dan udah pasti ada dua penjaga di luar yang bakal jagain kamar lo berdua." jelas Geovani.

Bayu terdiam, otaknya berputar untuk memikirkan bagaimana caranya ia meloloskan Kira dari Geovani. Menyesal? Ya, Bayu rasa, ia benar-benar jatuh cinta pada Kira.

Hotel....

Bayu mengecek ponselnya, ia mengirim sms pada seseorang. Yang pasti, ia akan sedikit meminta bantuan pada orang itu.

Van, gue butuh mobil lo. Nanti gue hubungin lagi dimana lo harus anterin mobil itu, oke?

####

a.n :

Hai, dan ya.. Gue kembali lagi bersama Kira dan Bayu/conor. Gue lebih suka nama Bayu, btw. Terkesan masuk akal didunia nyata wkwk makasiii bangetbanget yang masih stay di cerita ini, thanks a lot mwah.

AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang