xix

60.3K 6K 183
                                    

Bayu

Satu hal yang ku dengar dan ku rasakan adalah, jeritan Kira barusan, dan suara tembakan. Gadis itu meringis, lengan kanannya terkena tembakan. Peluru bersarang dilengannya.

Indra dan seorang perempuan kini turun dari mobil, dan langsung membuka ikatan tangan Kira. Setelah berhasil terbuka, Kira memegangi lengan kanannya. Gadis itu tanpa sadar mengeluarkan air matanya.

Indra buru-buru melepaskan ikatan tangan gue, dan setelah terbuka, gue segera menyambar Kira, dan merangkulnya untuk masuk ke dalam mobil.

"Ndra, cepetan jalan." kata gue.

Sebenarnya gue hendak bertanya, siapakah gerangan cewek yang kini tengah bersama Indra. Namun, gue mengurungkan niat.

"Gue bisa ngobatin." kata  cewek yang gak gue kenal itu.

Kami memandangnya sebentar, sementara Kira sudah pucat karena darah lumayan banyak keluar dari tangannya.

"Do it." kata gue, sambil mencari kotak p3k yang sudah dibekalkan Om Dani.

Cewek itu dengan sigap pindah dari jok depan ke jok belakang, lalu mengambil tempat di sisi kanan Kira.

"Jangan cari kesempatan." kata Kira, yang menyadari posisi gue kini setengah memeluknya.

Gue gak perduli, lo tau kan gimana rasanya 'khawatir'?

"Wow, lengkap banget ya." kata cewek itu.

"Namanya Hana." kata Indra.

"Oke, Hana. Apapun yang lo bisa lakuin sekarang, lakuin." kata gue.

Hana segera membersihkan luka Kira dengan alkohol, tidak lupa ia memakai hand gloves yang memang tersedia di sana.

Kira meringis, gadis itu menggigit bibir bawahnya sambil mencengkram erat baju gue. Astaga, gue tahu itu rasanya pasti sakit banget.

"Untung pelurunya cuma satu, dan gak terlalu dalem letaknya. Jadi, gue bisa pelan-pelan ngambil peluru itu." kata Hana.

Kira menjerit saat peluru itu berhasil dikeluarkan oleh Hana, setelahnya, gadis itu tinggal menjahit luka itu. Dan sejak tadi, inilah yang gue khawatirkan sejak awal. Jujur aja, gue sendiri ngilu ngeliatnya.

Indra tetap mengemudikan mobilnya tanpa tujuan ketika Hana menangani Kira. Dan benar saja, Kira menjerit bahkan mulai menangis saat jarum-jarum itu mulai menusuk kulitnya. Oh my gawd.

Gue mulai menghapus air mata Kira, begitu juga dengan keringatnya. Belum pernah gue melihat Kira seperti ini.

"Bayu, kita mau kemana?" tanya Indra.

"Cari hotel." kata gue.

"Nggak, kita harus ke Bali." kata Kira.

"Gak bisa, Kira. Dengan keadaan lo yang seperti ini, sama sekali gak bisa." kata gue.

"Ini cuman luka tembak biasa Bayu, gue udah biasa liat di film-film." katanya.

"Terserah lo, yang penting gue mau luka lo itu benar-benar diperiksa dokter. Nanti tinggal gue yang manggil dokter ke hotel."

"Nah, selesai." kata Hana, yang telah selesai menjahit luka itu serta melilitnya dengan perban.

Sementara Kira, ia masih meringis sedikit. "Thanks." katanya, untuk Hana.

"Oh ya, ga sengaja gue liat obat ini di sini. Lo tau kan, Asam Mafenamat. Pereda rasa sakit, mungkin lo bisa minum ini."

Kira meminumnya. Gue tersenyum. Om Dani. Gue salut sama beliau, karena pria itu dari dulu selalu tahu dan sigap atas apa yang harus dia lakukan. Termasuk memberikan kotak p3k yang isinya amat lengkap ini.

****

Kami sampai di salah satu hotel terkenal di Jakarta Pusat, gue segera turun dari mobil membawa Kira. Sementara gue minta Indra dan Hana untuk membawakan barang-barang.

"Gue gak apa-apa, gausah rangkul gue kayak gini. Gue bukan nenek-nenek lagian." kata Kira, dia memandang gue dengan kesal.

"Kenapa sih, lo susah banget di perhatiin."

"Ya itu sih emang guenya aja yang gamau diperhatiin sama elo."

Gue mengangkat bahu, segera memesan kamar hotel untuk empat orang lalu menunggu Indra dan Hana. Gue akan meminta pertanggung jawaban Indra buat ceritain apa yang terjadi dan bagaimana bisa Hana ada di sana.

"Kira." panggil gue.

"Apaan?"

"Maafin gue yang belom bisa membalikkan keadaan seperti awal." ucap gue.

"No problem, lagian gue sedikit menikmati ini kok." jawabnya, gadis itu tersenyum.

***

a.n :

well, ada yang minta adegan bakir dibanyakin. Oke, mungkin bisa gue pertimbangkan next partnya wkwk btw, ada saran untuk cast indra?

AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang