BAB IV: Edukasi Seks Riyanti (2)

8.9K 25 0
                                    

"Abang bawain makanan buat Riyanti nih", kataku sambil memberikan plastik berisi makanan itu ke Riyanti.

"Wahhh, banyak banget bang", jawab Riyanti gembira.

"Itulah jadi ngerepotin bang panji kan, pake bawa makanan segala", kata bu Tina di belakangku.

"Nggak papa mah, malam ini kan kita malam spesial, hahahha", jawab Riyanti tertawa.

"Bang panji bakalan repot deh malam ini, hihi", lanjut bu Tina tersenyum itu.

"Repot gimana nihh?", tanyaku juga ikut tersenyum.

"Ada dehh, tapi nanti dulu, kakak harus selesaiin ini dulu mah", kata Riyanti sambil meneruskan mengerjakan tugasnya itu.

"Iya beresin tugas sekolah dulu, eh bang panji tas nya ketinggalan kemarin" kata bu Tina.

"Iya kak, baju isi nya kok", jawabku sambil duduk di samping riyanti dan melihat dia sedang sepertinya sedang menjawab soal-soal.

"Bang panji ada bawa baju tidur?", tanya bu Tina yang masih berdiri itu.

"Ada kok kak, masak tidur pake jeans, hehhe", jawabku.

"Kalau nggak bawa pake kolor aja nggak apa-apa kok", ucap bu Tina biasa saja. Malahan aku yang malu jika pake kolor aja, kurang pas aja rasanya.

"Tas nya dikamar saya itu, di samping lemari, bang panji kalau mau ganti baju masuk aja nggak apa-apa", kata bu Tina lagi sambil menuju ke dapur sambil membawa plastik makanan yang ku bawa tadi.

"Oke deh, ganti baju dulu abang kak, bisa kan kerjainnya", tanya ku pada Riyanti mulai berdiri.

"Bisa bang, jawabannya ada di buku semua kok ni", jawab riyanti. Aku pun masuk ke kamar bu Tina. Kamar bu Tina ternyata ada lampu led berwarna soft white itu, terasa remang-remang makin nyenyak tidur kalau gini pikirku. 

Aku pun mengambil tas dan mencari kaos serta celana kolorku. Aku hanya mempunyai celana kolor, seperti boxer namun lebih pendek lagi. Di rumah biasa aku mengenakan itu kalau malam hari. Aku pun membuka baju dan celana jeansku, juga CD ku. Ku gantungkan di belakang pintu karena disitu ada gantungan baju. Lalu aku memakai kaos dan celana kolor yang sudah ku siapkan tadi dan langsung keluar kamar dan kembali duduk di samping Riyanti. Aku duduk sambil menaikkan sebelah lututku.

Bu Tina lalu kembali ke arah kami sambil membawa roti bakar dan berada di depanku, matanya melihat ke arah selangkangan ku.

"Bang panji ikutin kebiasaan kita nih kak, tuh pelernya nongol, hahahah", kata bu Tina sambil menunjuk ke arah selangkangan ku. Riyanti tiba-tiba menurunkan laptop yang ada di pahanya dan juga melihat ke arah selangkangan ku itu.

"Wahhh jadi gitu peler yah",  kata Riyanti dengan kepolosannya itu. Aku jadi malu, mau ku turunkan lututku tapi takut nya mereka juga nanti lakukan itu terhadapku.

"Hahhaha, item jangan diliatin dong, malu abang", jawabku tertawa.

"Hehehh, kakak penasaran sama tubuh laki dia bang, dari semalem pengen liat punya nya cowok, saya bilang liat langsung nanti sama bang panji" jawab bu Tina yang mulai duduk di depanku. Posisinya mengangkang, bu Tina memakai CD bewarna putih. Tampak bulu hitam dari luar area vaginanya itu.

"Hmmm, riyanti buruin siapin ini deh, terus mandi, abis itu kita kerjain bang panji ya mah, hahaha", jawab Riyanti melanjutkan mengerjakan tugasnya itu.

"Hahhahah, makan dulu dong, bang makan juga nih roti bakarnya" kata bu Tina. Sepertinya malam ini aku akan menjadi alat peraga bagi Riyanti. Entah apa yang akan mereka lakukan terhadap ku. Bu Tina berbalik badan menonton TV sambil menikmati roti bakar yang ku beli tadi. Aku juga ikut menonton TV sambil sesekali melihat ke arah Riyanti yang sedang mengerjakan tugasnya itu.

Bu Tina menceritakan tentang masalah persidangan dengan suaminya itu yang akan dilangsungkan dalam minggu depan. Hari sabtu nanti ada pertemuan di pihak kuasa hukum dari suaminya. Mereka membahas tentang hak asuh Ryan dan Riyanti yang mana Ryan saat ini berada di sekolah berasrama itu. Bu Tina juga mengatakan bahwa suaminya tetap bersikekeuh ingin mengasuh Ryan. Suaminya tak berkata tentang Riyanti karena mereka juga tahu jika Riyanti saat ini sudah berumur 17 tahun dan bebas memilih dia ingin mengikuti siapa.

"Kakak ya pasti sama mamah dong titik", kata Riyanti yang juga mendengarkan.

"Iya, tapi adek ni masalahnya", jawab bu Tina.

"Kalau seandainya bertanya ke si adek dia lebih milih papa nya, tapi dia juga ingin seperti sekarang, tetap sama saya terus nginep di rumah papa nya juga beberapa malam sebelum berangkat balik ke asrama", tambah bu Tina.

"Kakak yakin kali papah pasti tetap bekeras itu mah biar adek sama papah tinggalnya", tambah Riyanti.

"Kata om W bisa kok tinggal sama kita, nanti dijelasin pas persidangan", jawab bu Tina yang tak ingin anak terakhirnya itu tinggal bersama mantan suaminya.

"Walaupun papah kamu memperhatikan dan menjaga adek, tapi mamah nggak bakalan yakin sama selingkuhan papa mu itu yang sekarang tinggal bersama mereka", lanjut bu Tina.

"Ohh papah udah nikah lagi, kok nggak kabarin kakak?", Tanya Riyanti tiba-tiba.

"Yang mamah tau papa belum menikah sama  selingkuhannya itu, cuma mereka tinggal serumah", jawab bu Tina.

"Ihh pasti udah tiduran itu mah, dasar pelakor nggak tau diri memang yang namanya Mirna itu", tegas Riyanti dengan nada marah.

"Dia itu pasti cuma ngabisin uang papah, murahan kali dia mah", tambah Riyanti.

"Iya memang itu yang dia kejar, dan mamah nggak peduli lagi sama papahmu kak, mau di apain si Mirna terserah papahmu, mau uang papahmu abis ya bukan urusan mamah, emang papah mu sendiri yang buat ulah", jawab bu Tina.

"Mamah juga nggak butuh harta papah mu, mamah punya cukup uang dan harta sendiri peninggalan nenek kalian, cukup buat mamah besarkan kalian nanti", lanjutnya. Aku hanya mendengarkan mereka berdua berbicara mengenai masalah keluarga mereka. Yang dapat ku ambil kesimpulan disini bahwa Riyanti tetap memilih tinggal bersama bu Tina, dia juga kesal terhadap Ayahnya itu, namun mau bagaimana pun seorang ayah tetap tak tergantikan. Apalagi dia perempuan, ayahnya itu tetaplah menjadi wali nya nanti saat dia menikah.

Yang jadi masalah sekarang adalah hak asuh Ryan. Dimana Ryan memang sangat menyayangi ayah nya, namun dia juga menyayangi bu Tina dan tak mau jika tidak tinggal sama bu Tina. Menurut cerita bu Tina, Ryan tidak peduli jika bu Tina dan suami nya itu bercerai, dia cuma ingin jangan ada pertengkaran diantara bu Tina dan ayah nya itu. Walaupun umurnya yang masih 14 tahun, dia sedikit mengerti akan situasi dan keadaan yang keluarganya alami saat ini. Mungkin saat Ryan dewasa kelak, dia akan seperti bu Tina, menjadi pribadi yang mandiri.

Bersambung ke part selanjutnya...

Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid IVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang