"Enak kakk", tanyaku.
"Enak banget bang, padahal cuma diluar ya, ssttt", ucap Riyanti menikmati penisku itu. Aku pun berhenti menggesek vaginanya dan ku colok ke dalam sedikit hanya sampai kepala penis saja.
"Uuhhh, enak bang", kata Riyanti lagi. Aku melanjutkan posisi itu dan tetap ku pertahankan diriku agar tidak sampai menusuk lebih kedalam vaginanya itu agar Riyanti tidak kehilangan keperawanan nya.
"Kalau segini dalamnya kayaknya nggak apa-apa, tapi kayakya mamah tetap nggak bolehin pake cara ini loh", pinta ku ke Riyanti agar dia tidak menceritakan ke bu Tina.
"Enak banget tapi bang, bang aku sesak pipiss", jawab Riyanti. Aku merasakan Riyanti seperti menjepit daerah selangkangannya itu, dia pun mengangkat badannya lalu berlari keluar kamar.
"Bentar sesak pipis bangg, bentar", kata Riyanti sambil berlari keluar itu. Aku tertawa melihat nya, sebenarnya dia itu merasakan kenikmatan dan ingin orgasme. Namun memang untuk orang yang baru merasakan itu pasti mengira bahwa air kencing lah yang keluar, padahal cairan lain.
"Kok lari-larian sih", terdengar suara bu Tina.
"Sesak pipissss", kata Riyanti yang sudah sampai ke kamar mandi. Aku pun kembali keluar kamar dan melihat Riyanti telah jongkok di kamar mandi. Bu Tina melihatku sambil tertawa.
"Hahhahah, bukan pipis itu kakakk", kata bu Tina.
"Pipis mah, bentar", jawab Riyanti dari kamar mandi.
"Coba lah,kalau pipis lama dia pasti", kata bu Tina lagi. Memang benar, riyanti sangat lama jongkok di kamar mandi namun belum juga kencing. Lalu riyanti berdiri karena kencingnya tidak keluar, namun kembali jongkok dan baru keluar kencingnya. Aku menghapiri bu Tina dan membantu bu Tina meletakkan piring berisi ikan dan kuah ke bawah. Riyanti keluar dari kamar mandi sambil telanjang itu.
"Iya kan bukan sesak pipis kamu? Emang bang panji apain dia hahahah?", tanya bu Tina sambil tertawa itu.
"Bang panji gesekin kontolnya ke memek kakak mah, tapi nggak masuk kok cuma di klitorisnya yang mamah bilang itu", Riyanti langsung menjawab. Aku menjadi sedikit takut akan bu Tina yang mungkin marah padaku.
"Oh yaa, ooo bang panji ini nakal ya, kakak pun udah rasain kontol yah, hahaha", jawab bu Tina tertawa. Ternyata bu Tina tidak keberatan.
"Mamah liat kok tadi karena suara kakak kok enak enak gitu, hahahah", kata bu Tina lagi. Ternyata bu Tina melihat apa yang kami lakukan di dalam.
"Mamah liat bang panji juga ngontrol dirinya, jadi mamah biarin deh, sebenarnya mamah nggak mau gitu ya", lanjut bu Tina yang mulai duduk itu. Riyanti lalu berdiri di hadapan kami.
"Tanpa sadar kakak udah merasakan kontol cowok masuk ke pepek kakak, walaupun cuma main-main di ujung aja, cukup sampai segitu dan sedalam itu dan hanya sama bang panji aja, ada denger kak?", kata bu Tina serius ke Riyanti.
"Iyaa iya iyaa mah, janji kakak sama mamah", jawab Riyanti yang menunduk ingin memeluk bu Tina.
"Pake baju dulu dong, nggak malu kakak", pinta bu Tina.
"Yee ngapain malu, kan bang panji secara nggak sadar udah ngentot kakak, hahahha", jawab Riyanti berlari ke kamar nya itu. Aku menggeleng-gelengkan kepala dan tertawa lalu duduk dekat bu Tina.
"Yakin nggak marah kakak?", tanyaku ke bu Tina.
"Yaudah mau gimana bang, dia juga udah rasain gimana, asal jangan diluar aja, kalau di rumah bisa saya pantau kan kayak tadi", jawab bu Tina.
"Terus abang juga, harusnya jangan pake kontol abg gitu, kan bisa abang mainin jari aja", tambah bu Tina lagi.
"Tapi yaudah deh nggak apa-apa, kesalahan saya juga sebenarnya, dan saya juga makasih banget abang udah jagain keperawanan si kakak, padahal bisa aja abang tembusin tadi kan", ucap bu Tina.
"Nggak kok kak, saya dapat jaga diri. Makanya saya nggak nikmatin", jawabku tenang.
"Yee nggak nikmatin tapi tegang kali kok", jawab bu Tina menyenggol badan ku itu. Riyanti pun keluar dari kamarnya sudah memakai CD namun tidak memakai BH, kaos juga masih dipegangnya.
"Bang panji kok kayak nggak enak gitu tadi mah", tanya Riyanti ke bu Tina.
"Bukan nggak enak, tapi bang panji ngontrol nafsunya biar nggak sampe masuk terlalu dalam itu, baik kan bang panji, nggak ada cowok lain gitu kak", jawab bu Tina.
"Ohhh gitu, pantesan bang panji liatin aku terus ya hahaha", jawab Riyanti lagi dengan tawa manisnya.
"Kalau abang nikmati udah nggak perawan lagi dong kakak ntar, heheh", kata ku.
"Nah bener itu", sambung bu Tina.
"Makanya mamah bilang lebih baik tau hal seks itu dari rumah, dan kakak juga udah tau rasa-rasanya, sampe mau orgasme lagi kan", tambah bu Tina.
"Hmm, tapi kakak belum orgasme mah. Memang orgasme itu sesak pipis?", tanya Riyanti polos itu dan duduk di hadapanku dan bu Tina. Seperti biasa, dia tak peduli lagi akan CD nya yang kelihatan olehku itu.
"Hahahah, iya emang gitu. Kakak itu sama kayak mamah, itu namanya squirt kak, kakak kalau bisa itu luar biasa banget, nggak semua cewek bisa gitu", lanjut bu Tina.
"Beneran mah? nanti keluar kecingnya terus di situ?", tanya Riyanti penasaran.
"Makanya pake handuk biar nggak kena sprei, bisa aja keluar kencing, tapi bisa juga keluar cairan putih kental dia", jawab bu Tina.
"Kayak sperma cowok, nah kita juga bisa keluarinnya, tapi nggak semua cewek mampu", lanjut bu Tina.
"Berarti kita cewek hebat dong mah, ahahha", jawab Riyanti tertawa.
"Yukk makan, lapar dehh", kata Riyanti.
"Yuk bang", lanjut bu Tina seraya memberikan piring kepadaku. Bu Tina menuangkan nasi ke piringku. Lalu kami pun makan malam bersama saat itu.
Bu Tina dan Riyanti saling tanya jawab tentang rasa yang Riyanti dapatkan saat dikamar tadi bersamaku. Riyanti menjawab kalau jantungnya berdegup kencang, ada takut tapi enak saat tangan ku menyentuh vaginanya. Apalagi saat penisku langsung bersentuhan dengan bibir vaginanya itu, sangatlah lain dari sentuhan tangan. Besar penisku itu membuat Riyanti keenakan apalagi langsung terkena klitoris nya itu.
Bu Tina menjelaskan bahwa klitoris itu adalah salah satu titik kenikmatan pada wanita. Banyak titik lain, contohnya puting payudara itu dan saat penis masuk ke dalam, ada nanti rasanya. Dan itu adalah tempat paling nikmat, kalau sampai penis masuk sampai kesitu pasti membuat lupa diri kata bu Tina.
Kami pun melanjutkan makan malam itu sambil mengajarkan teori tentang seks kepada Riyanti. Riyanti tampak menyimak semua perkataan bu Tina dengan serius. Entah memang tipikal orangnya begitu, atau dia memang suka sama hal yang berbau seks. Aku hanya tertawa dan tersenyum saat melihat mereka berdebat dan bercanda ria.
Bersambung ke part selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid IV
Nouvelles--Kategori 21+ (Mengandung kata-kata yang hanya dapat dikonsumsi oleh kalangan dewasa)-- Cerita kali ini mengisahkan kelanjutan dari cerita sebelumnya (Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid III). Keesokan harinya, tepat pukul 7 malam Panji menuju ke...