BAB IV: Edukasi Seks Riyanti (13-END)

4.9K 20 0
                                    

"Enak kakk, hhhh", tanya ku sambil menahan nafas.

"Ahhh..enak sayang..kamu kuat banget sihh..oohhh..mmphh..." ucap bu Tina mendesah keenakan sambil memejamkan matanya. Melihat itu, aku menurunkan kedua kakinya dan lututnya kini melipat di atas badan bu Tina. Aku menidihnya dengan badanku, tanganku memegang kedua tangan bu Tina. Lalu ku maju mundurkan lagi ayunan pantat ku secara cepat.

"Ahhhhhh.. sakitt..enak sayang...ahhh...ahhh...ahhhhh", desah bu Tina makin panas itu. Kurasakan vaginanya makin panas dan pertanda bu Tina akan orgasme.

"Ahhhh..arghhh...arghhhhh...sstttt..." Bu Tina makin mengangkat pantatnya. Dia orgasme! Penisku merasakan cairan yang keluar dari dalam vagina bu Tina. Aku sedikit susah memompa vaginanya, lalu aku ku ubah posisi ku menjadi jongkok, dan ku sodok kembali vaginanya yang sedang mengeluarkan cairan itu.

"Argghhhh bang..nikmat bangett sayangg.." desah bu Tina lagi tak sanggup menahan nafasnya itu. Aku menyodok kuat vaginanya dan merasakan ingin ejakulasi. Penisku berdenyut kencang seraya mengeluarkan sperma ku di dalam vaginanya. Aku tetap memompa pantatku sampai bunyi 'plopp..plopp' dan kulihat cairan sperma ku keluar sedikit saat penis ku keluar masuk vaginanya.

"Ahhhh aduhh bangg..kok makin enakk, ohhhh...", desah bu Tina antar kesakitan dan nikmat itu menjadi satu. Akhirnya aku mencapai batasku, kaki ku lemas, ku cabuti penisku, dan aku duduk melihat bu Tina yang kelelahan itu. Matanya terpejam.

"Baru kali ini aku di entot kuat kayak gini bang, hhhahh hahhh", ucap bu Tina kelelahan sambil memejamkan matanya.

"Memekku liat tuh sampe merah gitu", kata bu Tina lagi memegang vaginanya yang merah akibat sodokan penisku yang kuat dan keras serta cepat tadi.

"Hehehhe", aku tertawa kecil. Ku jatuhkan tubuhku ke atas badan bu Tina yang terlentang itu. Aku mencium bibirnya.

"Lemes aku kak, dari semalam entah berapa kali keluar nih", jawabku kelelahan. Memang, kalau dihitung dari semalam penisku sudah terlalu banyak mengeluarkan sperma. Dan itu membuat penisku sedikit perih saat mengeluarkan sperma saat ini. Jika di film-film porno itu sampai muncrat berapa kali dalam sekali bercinta, menurutku itu tak mungkin. Aku yang baru pertama kali bercinta di toko ku minggu lalu, hanya mampu 2 kali dan itu pun sangat lelah (kaki ku saja bahkan mati rasa pas keluar yang kedua). Terus di film-film porno itu penetrasinya lama, itu juga nggak benar! Jika penis sudah didalam, apalagi mentok, terus merasakan hangat vagina, bisa saja langsung keluar dalam menit yang sama. Menurutku, nafas lah yang mengontrol akan keluarnya sperma, semakin bisa menjaga pernafasan, semakin lama penis dapat bertahan memompa vagina tanpa ejakulasi. Penetrasi sampai puluhan menit itu pastinya tidak normal, jika meminum pil kuat mungkin bisa saja. Aku tak tau karena belum pernah mencobanya. (Hanya menurut pendapatku saja yaa)

"Heheheh", tawa bu Tina yang kembali memelukku. Kami pun terkulai lemas.

Sekitar 5 menit kemudian, aku merebahkan diri ku ke samping bu Tina. Lalu ku rangkul bu Tina dan sedikit bercerita tentang Riyanti semalam. Tanpa ku sadari jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

"Eh udah jam 6 kak, aku mandi dulu deh, si kakak belum bangun-bangun keenakan tidur tuh, hahah", kata ku. Aku lalu bangun, mengambil handuk di belakang dan kuliat langit mulai sedikit terang. Ternyata bu Tina juga berniat mandi berdua dengan ku. Kami pun mandi bersama, saling menggosok bagian punggung masing-masing. Bu Tina juga menggosok penisku sampai berbusa sabun itu. Aku pun melakukan hal yang sama. Namun bu Tina ternyata memang merawat bagian kewanitaannya. Dia memiliki sabun khusus yang wanginya seperti jeruk nipis. Aku menggosok vaginanya. Lalu kami pun selesai mandi. Aku mengeringkan badanku di ruang tamu. Bu Tina masuk ke kamarnya, dan aku mengikutinya karena tas ku berada di dalam kamar bu Tina.

Setelah memakai pakaian, bu Tina juga telah memakai tank top, dan masih mengenakan handuk untuk menutupi pinggangnya. Ku singkap sedikit handuknya dan kulihat bu Tina belum mengenakan CD. Aku mencium dan menjilati vagina bu Tina itu, bu Tina mengelus rambutku.

"Hehehh, nanti lagi sayang, telat bang panji nanti, sarapan dulu yah", pinta bu Tina. Aku pun berhenti menjilati vaginanya.

"Hahahha, penasaran sama harum dari sabun tadi, buat makin enak kalau dijilat kak", kata ku.

"Eh kak, tapi aku sarapan di dekat toko aja, soalnya nanti telat buka toko sih, nggak apa yah", tanya ku ke bu Tina yang mengajak sarapan di rumahnya itu.

"Lahh, yaudah deh, saya belum masak juga, nanti bang panji kelamaan nunggu", jawab bu Tina. Lalu aku mencium bu Tina, ku remas sedikit vaginanya.

"Hmmm, nakal yah sekarang, udah pinter tanpa disuruh, hehhe", ucap bu Tina. Lalu aku dan bu Tina keluar kamar. Bu Tina membuka pintu kamar Riyanti dan melihat Riyanti belum juga bangun.

"Nah kan keenakan si kakak tidurnya pulas banget", jawabku sambil ingin mengambil baju-baju kotorku.

"Bang, baju kotornya biarin disini aja, nanti saya cuciin deh. Besok abang bawa baju lagi ya, di tas kayaknya udah nggak ada baju kan?", jawab bu Tina.

"Ngerepotin nih kak", tanyaku.

"Ndak apa sayangg, sekalian nanti saya bawa ke laundry", jawab bu Tina. Aku pun meletakkan baju kotorku kedalam laundry bag di belakang. Aku bersiap-siap, bu Tina sedang mengambil beberapa telur dan sayur di kulkas. Aku lalu masuk ke kamar Riyanti dan mengecup keningnya. Lalu aku kembali keluar dan menuju ke arah bu Tina.

"Kak aku pulang yah", kata ku sambil mencium bibirnya.

"Iyaa hati-hati yang bang, nanti jangan lupa kabarin yah", jawab bu Tina. Lalu bu Tina mengantarku ke dapan. Bu Tina membuka pintu rumah lalu pintu pagarnya, aku memakai sepatu lalu menghidupkan motor.

"Kak aku pulang yah, dahh", kataku seraya mulai jalan. bu Tina melambaikan tangannya. Aku pun pulang menuju ke toko tempat ku mencari nafkah kembali.

Sampai disini dulu kisah yang memang terjadi kepadaku ya, nanti kalau ada kesempatan akan ku lanjutkan kembali. Seperti biasa, aku bukanlah seorang penulis, aku hanya membagikan kisah kehidupanku yang merasakan hal baru dan tergolong tabu bagi ku yang hanyalah orang pinggiran kota kecil. Jadi kalau ada kata-kata yang salah, atau penempatan kata tidak sesuai tolong dimaafkan. Terimakasih sudah membaca. By: NoName69

Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid IVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang