4. yang di nantikan

46 59 2
                                    

Ada yang nungguin cerita ini nggaaa???

Langsung aja deh 🤗

🌻 Happy reading 🌻

4. Yang di nantikan

🍁🍁🍁🍁🍁
Aku ingin mencintaimu seikhlas langit mencintai senja, yang tak pernah berhenti paham, bahwa yang terbit pasti akan tenggelam

apakah Aletta mendengar semuanya batin Risa khawatir...........

Dengan tatapan yang angkuh Andrew melangkah kan kakinya keluar dari rumah itu, tanpa mengucapkan sepatah kata ia meninggalkan Aletta dan Risa.

Aletta memandang punggung kekar milik Andrew yang mulai menjauh, tatapannya sayu, air matanya kembali menetes, ucapan sang ayah masih bersarang di kepalanya, membuat dadanya semakin sesak. " Ayah " ucapnya terisak

" Maafin bunda, maaf sayang" Risa menangkup kedua pipi Aletta " jangan nangis dong, bunda ngga kuat liat Letta nangis, Letta ngga mau bunda ikut nangis juga kan, katanya bunda ngga boleh nangis nanti bunda cepet tua gimana, " sambung Risa dengan suara serak menahan tangis, di tambah senyum paksa nya.

Tangis Aletta semakin pecah kala mendengar penuturan Risa, bahkan di saat seperti ini bundanya itu mampu menghibur nya , kembali berpura-pura kuat , padahal Aletta sangat tau betapa hancurnya perasaan Risa saat ini.

" Bunda ngga perlu minta maaf, bunda ngga salah, justru bunda hebat,makasih ya, selama ini bunda udah berusaha buat pertahanin rumah kita, meskipun bunda harus selalu terluka, sekarang bunda udah lepas dari ayah........" tenggorokan nya serasa tercekat, kalimat yang hendak di lontarkan Aletta seolah enggan untuk keluar dari pita suaranya, namun bibirnya berusaha untuk berucap.

" bunda harus bahagia, bunda ngga boleh sedih, disini ada Aletta sama bang esa yang bakalan selalu ada buat bunda " tutur Aletta panjang lebar. Risa hanya bisa tersenyum miris melihat rasa perduli Aletta terhadapnya.

Keduanya berpelukan, saling memberi kekuatan satu sama lain, menyalurkan kesabarannya masing-masing, saling berbagi luka untuk di sembuhkan bersama-sama.
" Letta ngga papa kok " cicitnya di ceruk leher Risa.

********

Saat ini Aletta tengah duduk di kursi kantin bersama dengan Viona, keduanya tengah menikmati makanan yang di pesannya masing-masing, ralat, hanya Viona yang menikmati makanannya, Aletta sendiri malah melamun, membiarkan kuah bakso milik nya menjadi dingin karena tidak segera di makan. Tatapannya kosong tapi pikirannya sangat penuh, ucapan Andrew masih tersimpan di kepalanya, dadanya tiba-tiba bergemuruh hebat mengingat kejadian 2 hari lalu.

" Ta, heh Taaaa, Alettaaaa!!" Viona menggoncang-goncangkan tubuh Aletta hingga empunya tersentak kaget.

" Ihhhh Vio apaan si " ucap Letta kesal pada Viona

" Lo kalo doa jangan lama-lama keburu dingin nih bakso " ujar Viona ngegas.

" Gue ke kelas dulu ya Vi, ini uangnya tolong bayarin" Aletta menyerahkan satu lembar uang 20 ribu lalu bangkit dari kursinya, dirinya melenggang pergi begitu saja.

Viona menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "kesambet apaan sih lo Ta ya ampun..... mana gue di tinggal sendirian, duh sayang banget sih ni bakso kalo ngga di makan,eh astaghfirullah... , inget Viona, jaga image lo "

dengan perasaan yang berat Viona beranjak dari kursi itu, lalu membayar makanan yang telah di pesan nya tadi,

kalo aja ngga di tempat umum udah habis itu bakso, cuma 1 mangkuk masih muat kali di perut gue batinnya kesal, pasalnya bakso milik Aletta akan terbuang begitu saja duhhh rugii rugi wkwkwk

Luka AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang