3

2.5K 193 5
                                    

"udah siap semuanya put?" Ujar alin menatap putra yang menganggukan kepalanya

"sudah bunda , eum tiketnya?" tanya putra

"Tiketnya sudah diurus oleh ayahmu tenang saja , kita tinggal berangkat sampai dirumah dengan selamat , ayahmu sudah berangkat sejak kau pergi ke tempat kerja mu untuk mengundurkan diri" jawab alin panjang lebar

"Oo , baiklah , mungkin udah masuk semua barang nya bun , aku bakalan kangen vibes disini semoga saja besok yang menepati apartment ini juga bersihin seperti diriku hehe"

"kalau bergitu ayo langsung berangkat saja , kamu udah siap arel sayang?" Ujar alin menatap cucu pertamanya itu , jujur ia sedikit khawatir dengan cucunya itu mengigat bila ini kali pertama cucunya Menaiki pesawat

"cudahh , anti ael ambil awan na ya?" ujar cadel yang khas dari arel membuat dirinya terlihat juga mengemaskan

"no no no" balas putra , anaknya ini selalu saja ingin mengambil awan dari langit alasannya ia ingin membuat roti dengan wan tersebut dan memakannya agar dirinya bisa terbang , mungkin anaknya terinspirasi dari sebuah film , dan yang membuat putra kesal , Arel selalu meminta awan setiap dirinya sakit , jadi ketika Arel sakit ia selalu ingin dibelikan awan , ya yang dibelikan bukanya awan malah kembang gula , dan arel percaya bahwa itu adalah awan , awan warna warni

"ah sudah Bun , ayo aku juga sudah memesan mobil di bawah" ujar putra dengan mendorong beberapa koper keluar , bakalan kangen putra hidup dibelanda , jujur Belanda tempat yang sangat nyaman dan damai , ia rela bila harus menua dibelanda

Putra dan alin tak lupa juga bintang utamanya arel sudah turun , agak lama sih mereka turun karena putra berpamitan dengan tetangga - tetangganya dulu , karena mungkin ia akan jarang atau sama sekali tidak akan pernah kembali lagi ke Belanda

Bahkan sekarang putra tengah berpamitan dengan satpam yang ada disana , mobil yang dipesan oleh putra sudah datang satpam yang ada disana langsung sigap membantu mereka untuk memasukan koper dibagasi belakang mobil , driver yang dipesan putra adalah langganan , dirinya selalu mengantarkan dirinya dan arel untuk berjalan - jalan

"dank u, meneer, ik neem afscheid" ujar putra sopan dengan satpam tersebut yang langsung diangguki dan melambaikan tangannya

Sepanjang perjalanan menuju ke bandara
Schiphol Airport , tak henti - henti nya mulut tipis dari arel tak berhenti selalu saja terbuka melantunkan kata - kata imajinasi nya , ia bercerita pada alin bahwa , ayam pink itu ada , awan yang dimakan bisa terbang , duluan bebek daripada telur dan ayam

Tak ada hentinya ide dari anak mungilnya ini , bahkan dulu arel terlalu berisik dan mulutnya di masukan kertas oleh putra

"al aangekomen mevrouw" ujar sang sopir yang membuat putra menunjukan raut wajah kesalnya

"ik ben een man hé!!" Balas putra langsung turun dari mobil , ia membuka bagasi belakang dibantu oleh sang sopir dan satpam yang ada disana , sang sopir bahkan menolong putra masuk di bandara , mungkin ini perpisahan dirinya dengan sang sopir semoga ia bisa bertemu lagi

"opaa" teriakan itu terdengar nyaring ditelinga ayah putra , ia menggelengkan kepalanya ketika sang cucu berlari menuju dirinya yang sedang terduduk dengan membaca koran

"ouh cucuku" ucapnya lembut , memang dulu ayah putra seorang yang tak bisa di ganggu , seseorang yang tegas dan disiplin bahkan ia tak suka anak kecil , tapi sekarang dengan lahirnya arel ayah putra membuang sifat - sifatnya itu

"ayah berubah ya bun" ucap putra dengan menatap sang bunda yang mengangguk tanda setuju , mungkin si kecil arel bisa merubah sifat dari suaminya itu

YASRI ADITAMA [BL] S2 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang