Pagi berlalu bergitu cepat , meninggalkan secuil kebahagiaan yang dirasakan oleh yasri , dirinya sedari tadi tersenyum manis sebari memasang kancing bajunya , ia menatap tampilan wajahnya lewat kaca besar yang ada didepannya
'tanpan!'
Siapa yang tidak akan terpesona dengan ceo muda kaya raya , duda anak satu? , ya sayangnya cuma red flag
"Author aja terpesona, sama duitnya doang sih hehe"
"lanjut anj gua mau ketemu suami gua" yasri
"iya ini sabar cuk" author
Dengan berjalan menuruni tangan menyapa seluruh keluarganya , tumben saja anak ini menyapa semua anggota keluarganya bisanya saja hanya memandang mereka cuek
yasri masuk kedalam mobil BMW seri 5 itu , jujur dirinya dag-dig-dug sendiri , ia menghela nafas kasar mencoba menenangkan dirinya , cukup lama ia berdiam diri didalam mobil itu dan dirasa sudah cukup dirinya mulai melajukan mobil itu kerumah ibu putra
Tak lama untuk menuju kerumah putra hanya perlu 3 kilo saja sudah sampai di rumah milik keluarga putra itu, bangunan yang cukup megah mampu membuat yasri rindu suasana disekitar sini, jujur dulu dia sering datang kemari tapi hanya sampai pagar saja, ya karena malu jika harus masuk kedalam
yasri turun dari mobil mewahnya yang ia parkirkan di garasi samping rumah, dengan merapikan pakaiannya dan lagi - lagi memakai parfum ia sudah siap masuk kedalam
yasri disambut baik oleh satpam dan pembantu yang ada disana yasri cukup senang teryata dirinya masih dianggap sebagai menantu dalam keluarga ini walaupun sudah bertingkah laku yang diluar nalar
"selamat malam mas yasri silahkan masuk" ujar salah satu pembantu yang ada disana yang mempersilahkan yasri untuk masuk kedalam rumah
"iya bi terimakasih"
Yasri mengusap tangannya yang tiba - tiba terasa dingin, jujur saja dirinya tiba - tiba canggung dengan keluarga besar putra setelah kematian palsu yang dibuat suami kecilnya itu
"selamat malam menantuku" ujar alin yang menyambut baik yasri didepan pintu
"selamat malam juga bunda" balas yasri, mereka berdua masuk kedalam dengan alin yang mengandeng tangan yasri
Yasri duduk dikursi meja makan yang berseberangan langsung oleh kursi duduk putra, putra hanya menundukan wajahnya tapi tidak dengan anak kecil yang duduk disamping putra dia asik bercerita tentang anak anjing Ollie
Masih ingat dengan anjing itu?, sekarang Ollie sudah mempunyai 3 anak yang lahir sama dengan tanggal lahir arel
"inii om di t - thanan ithuu yaa!" pekik arel senang saat bertemu dengan yasri, sampai dirinya ingin turun dari kursi khusus bayi
"arel diem sayang" ujar putra yang memandang arel
"oke acara makan malam ini akan segera dimulai jadi dimohon semuanya menikmati makanan yang dihidangkan diatas meja, saya yang akan memimpin doa" ujar ayah putra, sesi doa telah selesai mereka memakan makanan yang dihidangkan dimeja tanpa ada yang bersuara siapapun kecuali Arel yang rewel ingin disuapi
"bubuu el mau dicuapinn" ucap arel yang menatap bubunya itu dengan puppy eyes nya itu
"arell bubu sedang makan, nanti ya?" jujur putra hari ini merasa sangat capek sekali mengurus satu anaknya ini, arel hari ini sangat rewel dan manja sekali bahkan tadi siang putra sempat tak makan karena arel yang rewel terus menerus
yasri berdiri dari duduknya, menghampiri kursi milik arel dan mengendong tubuh kecil itu dan membawa satu piring kecil menu makanan milik arel, yasri keluar dari rumah itu untuk ketaman depan
"arel makannya sama om ya?" ucap yasri lembut kepada sikecil yang sudah ia turunkan, jujur mukanya mirip dengan yasri
"umm t - tapi bubu...."
"bubu sedang capek sayang, nanti kita main game bareng deh kalau kamu mau makan sama om?" Tawar yasri yang diangguki mantap oleh arel
arel makan dengan lahap, mulutnya tak bisa berhenti bercerita tentang Ollie, teman temannya, bubunya juga, bahkan ia bercerita bahwa ia pernah dimarahi oleh bubunya karena bermain lumpur dengan anak Ollie dibelakang rumah
"benarkah? bubu mu itu sangat galak sekali yaa" ujar yasri yang lagi - lagi diangguki oleh arel
"iyaa om! bubu ithuu cangatt galak cekali!, eungg....om? el cudah kenyang" ucapnya lucu sebari mengelus perutnya yang terasa penuh
"jangan panggil om ya? panggil daddy aja" yasri juga ingin dipanggil 'daddy' oleh anaknya sendiri, biarkan putra memarahinya dia hanya ingin arel memanggilnya dengan itu
"d - daddy?"
"Nahh seperti itu"
.
.
.
.
.
"bunda biar putra bantu" makan malam telah selesai kecuali makanan milik yasri yang sengaja ia tinggalkan berhitu saja"gausah put mending kamu nyusul suami kamu sama anak kamu diluar"
deg. Putra lupa bahwa yasri masih suaminya, mungkin sebentar lagi menjadi mantan suami sih
"iya bun putra susul takutnya kenapa - napa arel"
"put, jangan cerai sama yasri ya? kasian Arel"
"gatau bun, putra juga bingung yaudah nanti putra pikir sekarang putra ijin keluar susul mereka"
Putra diam memandang yasri yang sedang bermain asik dengan arel di handphonenya itu, dengan sesekali Arel tersenyum lebar sangat lebar, bahkan senyum itu jarang ditujukannya dihadapan putra, memang Minggu - Minggu ini putra sedang merasa dirinya terlalu sensitif bahkan selalu marah - marah karena hal kecil
"kamu jangan bikin bubu marah dulu ya sayang? bubu lagi masaa sensitif takutnya nanti bubu kesel trus marahi kamu" ujar yasri yang lumayan kencang yang mampu putra dengar dengan jelas
"ciapp daddy"
Daddy? Bahkan anaknya sudah memanggil yasri dengan sebutan daddy? apa benar dirinya akan kembali lagi bersama yasri? Bagaimana jika dirinya dipukuli lagi? Dikurung? Disiksa?
maaf semuanya aku up lama bangett, mana ga nyambung lagi, bingung sama alurnya aku niatnya si mau bikin sad ending lagi, kalian gimana mau?
semoga c aku niat lagi ya nulisnya soalnya lagi fokus belajar mau ujian, semoga kalian masih setia dan suka dengan buku yang aku tulis ini, itu aja c yang mau aku sampaikan udah dulu yaa byeee....
btw ygy bau - bau end ini
KAMU SEDANG MEMBACA
YASRI ADITAMA [BL] S2 END
Teen Fictiondimohon untuk membaca S1 nya terlebih dahulu , cerita ini lanjutan dari buku "YASRI ADITAMA S1"