Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, haii semuaa aku buat cerita baru nih kebetulan aku lagi fokus sama ini cerita.
Semoga kalian suka yaa ♡.................... Selamat membaca ................
Perempuan bermata coklat dengan rambut yang di urai dan pakaiannya yang lumayan seksi membuat naik gairah pria yang melihatnya, setelah puas minum ia keluar dari club dengan keadaan yang mabuk parah.
Adila yang tidak sengaja melewati daerah club ia melihat dari arah luar jendela kaca mobil"Sepi dan gelap sekali daerah sini" batin Adila
Adila kaget dengan perempuan yang berjalan dengan keadaan mabuk berat ia menyuruh supir taksi untuk berhenti dan membantu perempuan tadi untuk masuk ke dalam mobil setelah berhasil Adila kembali menyuruh supir taksi untuk kembali berjalan
Adila mengambil jaket yang lumayan panjang dan kebesaran di dalam tas ranselnya buru-buru Adila memakaikan pada tubuh Laura agar bagian yang tidak seharusnya dilihat tertutup
Adila sedikit berfikir bagaimana bisa perempuan ini bisa mabuk berat seperti ini, mengapa orang tuanya tidak mencarinya?"Maaf neng sudah sampai" ucap supir taksi tadi yang membuyarkan lamunan Adila
"Eh iya maaf pak, ini uang nya pak" Adila segera mengambil uang dari dalam kantong gamis nya dan memberikan beberapa lembaran uang kepada supir taksi
"Tapi ini uangnya kelebihan neng"
"Gak papa pak ambil aja semuanya" jawab Adila lalu segera turun dan juga membantu tubuh perempuan tadi untuk turun
Muka bapak supir taksi berubah menjadi bahagia mungkin bapak supir taksi tidak pernah mendapati penumpang seperti seorang Adila, buru-buru Adila membawa masuk Laura ke dalam rumahnya
"Siapa" Tanya Farrel yang tiba-tiba keluar dari arah dapur membawa segelas air putih
Farrel Anggara putra adalah abang dari Adila semenjak orang tua mereka meninggal dunia Farrel memutuskan untuk bekerja dan memfokuskan diri kepada adik perempuannya dari pada dirinya harus bermain atau berkumpul-kumpul bersama temannya
Adila tidak menjawab pertanyaan dari abangnya ia langsung saja masuk ke dalam kamar kosong yang berada di bawah, selesai membawa Laura ia kembali keluar dan merebahkan dirinya di sebelah abangnya yang masih sibuk mengerjakan berkas pekerjaannya
"Laura, temen SMA aku dulu tadi aku gak sengaja lewat club karena jalanan raya yang biasanya macet dan aku ketemu dia di sekitar club" jawab Adila serta memejamkan mata.
Jujur saja ia benar-benar lelah seharian ini"Kondisi dia tadi mabuk parah bang aku nggak tega biarin dia sendirian jalan di tempat yang sepi, takutnya kenapa-kenapa" terang Adila sedangkan Farrel hanya ber'oh'ria
Adila mendenggus kesal dari dulu reaksi abangnya memang sangatlah cuek terhadap masalah orang lain kecuali tentang keluarganya, Adila akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamar tempat keberadaan Laura
"Eh udah bangun kamu" Adila segera membantu Laura untuk bangun ketika Laura berusaha untuk bangun dari ranjang tempatnya berada
"Dil, Gue kenapa bisa di rumah lo?"
"Iya tadi aku lewat jalan pintas pas pulang dari kajian tapi pas di dalam taksi aku liat kamu mabuk jadi aku bawa aja kamu kesini dulu. Aku takut kamu kenapa-kenapa soalnya kondisi kamu gak memungkinkan untuk pulang sendirian" terang Adila panjang lebar
"Maaf ya jadi ngerepotin lo" Laura sedikit tidak enak hati kepada Adila karena Adila dan Laura hanya sebatas teman pada saat MPLS SMA
"Gak repot ra santai aja, aku boleh tanya sesuatu?" Laura hanya menjawab dengan anggukan kepala
"Maaf kalo sedikit nyinggung perasaan kamu, kamu ada masalah ya sampe kamu mabuk berat kayak gini? Soalnya kamu dulu baik-baik aja dan gak pernah ngelakuin hal-hal begini"
Jujur saja Adila sungguh penasaran kenapa Laura menjadi perempuan yang suka minum padahal dulu sangat tidak suka dengan hal-hal seperti ini
"Eh, tapi kalo kamu gak mau jawab juga gapapa, maaf ya aku kepo tentang urusan kamu" Adila sedikit takut Laura menjadi tidak nyaman dengan pertanyaan yang ia lontarkan tadi
Laura hanya tersenyum "gue tau pasti lo kaget sama perubahan gue, jadi setelah gue lulus SMA orang tua gue sering ribut gitu. Akhirnya gue capek sama smuanya dan gue sering minum di club buat ngilangin beban pikiran, gue ke club cuma buat minum doang dan gak lebih dari itu"
Adila sekarang mengerti kenapa Laura sangat amat berubah dan Adila sadar ucapan ustadz-nya benar bahwa lingkungan benar-benar akan merubah segalanya
"Yaudah kamu bersih-bersih dulu aja, soal baju nanti kamu pake punya aku dulu. Nanti aku anterin ke sini bajunya"
"Makasih ya, gue beruntung bisa kenal sama lo"
"Iya sama-sama, dalam Islam kan kita memang harus saling tolong-menolong" Laura hanya tersenyum
🍁🍁🍁
"Dil, ini lo semua yang masak?" Tanya Laura yang baru memasuki ruang makan dan melihat beberapa makanan yang sudah terhidang di sana
Adila hanya tersenyum "bukan aku yang masak, ini masakan beli di warung depan tadi gapapa kan ra?"
"Iya gapapa, gimana kalo nanti gue traktir lo makan siang sebagai tanda terima kasih gue atas kejadian semalam"
"Makasih atas tawarannya tapi aku ngebantuin kamu ikhlas tanpa minta imbalan sedikit pun dari kamu, ra"
"Tapi gue yang ngerasa gak enak sama lo"
Adila tampak berfikir sebentar
"Gimana kalo kamu ikut kegiatan aku satu hari full, mau?""Hmm...,Oke gue mau"
Adila yang mendengarnya sedikit kaget bahkan dirinya kira bahwa Laura akan menolak ajakannya tadi
"Astaghfirullah, maaf ya Allah udah suuzon" batin Adila
Setelah selesai sarapan Adila segera mengambil salah satu gamis dan juga hijab syar'i pilihannya lalu pergi menemui Laura
"Kamu pakai ini mau?" Tawar Adila, Laura mengangguk lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya
Setelah selesai ia berdiam didepan cermin melihat dirinya yang memakai gamis panjang dan hijab panjang rasanya terlihat asing bahkan dirinya tidak tau kapan terakhir kali ia memakai hijab, mungkin saat dirinya masih bersekolah dulu
Laura membasuh wajahnya dengan air agar menenangkan pikirannya sejenak sebelum dirinya bertemu dengan Adila, setelah siap ia membuka pintu kamar mandi dan melihat Adila yang sudah menunggu sedari tadi
"Eh udah ra? Sini aku pasangin kerudung dulu"
Laura mengangguk lalu mendekat dan duduk disamping Adila "Dil, bisa jangan pake ciput gak?"
"Kenapa ra? Kamu gak suka ya?" Tanya Adila bingung
"Agak gerah aja kalo pake, hehe"
Adila mengangguk "Gapapa ra tapi nanti kamu jadi sering sering benerin kerudungnya ya supaya rambutnya gak kelihatan"
Laura hanya mengangguk sebagai tanda jawaban
"Masya Allah ra kamu cantik banget"
Puji Adila setelah selesai memasangkan kerudung pada LauraLaura melihat pantulan dirinya dari kaca sangat berbeda dengan kepribadian yang sering mabuk-mabukan, Laura hanya tersenyum tipis
"Ayo ra" Ajak Adila
"Kita kemana sebenernya?"
Adila hanya tersenyum lalu berbisik "ketemu ustadz"
"HAH?!"
"................."
Hayo Laura kenapa mau di ajak ketemu ustadz ya....
Apa jangan-jangan Laura mau di ruqyah? hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah bersama Ustadz (REVISI)
Teen FictionASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH HARAP TIDAK PLAGIAT!! Siapa yang tidak ingin bersanding bersama ustadz Arsyad. Ustadz muda dengan style gaya kekinian tetapi tetap taat pada agama walaupun sikap Arsyad cukup tegas tetapi tanpa diketahu...