.................... Selamat membaca ................
Mereka berdua masuk ke ruangan Ustadz Arsyad yang di penuhi dengan buku-buku tebal dan juga kitab-kitab yang tersusun rapih pada lemari juga rak membuat Laura terpana dan hanya berdiri di pintu masuk sedangkan perempuan tadi sudah maju terlebih dahulu ke hadapan Ustadz Arsyad
"Masuk Laura" Laura yang mendengarnya langsung sadar dan maju beberapa langkah sejajar dengan perempuan tadi
Ustadz Arsyad menghela nafas sebelum berbicara, dirinya tidak ingin terlalu marah "Kalian berdua kenapa ribut? Kalian harusnya sadar kalian bukan anak kecil lagi yang ribut cuma hal kecil"
"Tapi ustadz dia main handphone, dia melanggar peraturan sini" ucap Zara membela dirinya sendiri
"Laura itu baru sehari di sini, wajar kalo dia belum tau aturan sini" Laura yang mendengarnya hanya tersenyum penuh kemenangan
"Saya tidak membela siapa pun disini dan saya juga tetap menerapkan hukuman pada kalian berdua"
"HAH?!" Laura kaget ia kira dirinya tidak mendapatkan hukuman
"Hukuman apa ustadz?" Tanya Zara
"Tulis surah Ali-Imran ayat 134 beserta artinya lalu kasih ke saya dan handphone kamu Laura saya pegang sampai nanti sore" jawab ustadz Arsyad dengan tegas
"Loh, gak bisa gitu dong nggak saya intinya gak setuju!" Bantah Laura
Ustadz Arsyad hanya menghela nafas rasanya kepalanya sangat pening menghadapi sikap Laura
"Saya kasih keringanan tetapi saya tetap akan sita handphone kamu dan kamu bisa ambil setelah kamu kasih ke saya surah Ali-Imran ayat 134 yang kamu tulis kalo kamu masih nggak setuju yaa... saya bisa tidak mengembalikan handphone kamu selamanya" ucap ustadz Arsyad di barengi dengan senyum jailnya sedangkan Laura hanya memasang muka kesal dan mengangguk pasrah
Mereka berdua keluar dari ruangan ustadz Arsyad dan menuju ke musholla kecil di samping dan segera mengambil Al-Qur'an lalu menulis surah Ali-Imran, setelah beberapa menit Zara keluar dari musholla sedangkan Laura masih menulis artinya sampai selesai ia menutup pulpennya lalu melihat tulisannya yang sudah amburadul dan hampir tidak terbaca
"Gapapa deh yang penting gue udah nulis, tangan gue pegel banget lagi gara-gara tuh ustadz nyebelin gue yakin istrinya gak bakalan kuat tuh sama dia" omel Laura walaupun dia hanya berbicara sendiri
Karena merasa mengantuk Laura beristirahat sebentar di sana, ia menempelkan tubuhnya pada dinding dan menutup sebentar matanya lalu mulai terlelap
***
Setelah beberapa menit Ustadz Arsyad menemui Zara yang duduk bersama teman-teman yang lainnya
"Zara"
Zara menoleh ke arah ustadz Arsyad "kenapa ustadz?"
"Laura belum balik ke sini?" Tanyanya dan melihat sekitarnya
"Belum ustadz, kabur mungkin anaknya dia kan anak berandalan" jawab Zara dengan enteng
Ustadz Arsyad hanya mengangguk "makasih infonya" ucapnya lalu pergi meninggalkannya Zara dan yang lainnya lalu menuju musholla dan menemukan Laura sudah terlelap di sana
Ustadz Arsyad hanya menghela nafas lalu menaikan kedua sudut bibirnya dan melangkahkan kakinya menuju Laura, tangannya hampir bergerak untuk mengelus kepala Laura tetapi tiba-tiba dirinya langsung tersadar dan menarik tangannya kembali
"Astaghfirullah" dirinya mengusap wajahnya dengan tangannya lalu meraih kertas milik Laura dan melihatnya
Ia memasukan kertas milik Laura ke dalam kantung kemejanya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju luar musholla dan membiarkan Laura tertidur dengan tenang, handphone ustadz Arsyad berdering menandakan bahwa ada telfon masuk ia segera mengangkatnya
"Assalamualaikum ustadz, maaf gangu aku mau tanya Laura jadi datang ke sana ustadz?" Ucap manusia di sebrang sana dengan nada terburu-buru
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh iya dil, Laura ada di sini kamu tenang aja"
"Alhamdulillah, aku takut dia kenapa-kenapa soalnya handphonenya mati" Adila sedikit tenang mendengarnya walaupun di sebrang sana tetapi ustadz Arsyad jelas mengetahuinya
"Handphone Laura saya sita sementara karena tadi sempat ada ricuh sedikit tapi Alhamdulillah semua sudah aman" jawab ustadz Arsyad
"Aku titip Laura sebentar ya ustadz kebetulan tadi niatnya aku datang nyusul ke sana tapi ternyata aku masih sibuk di sini"
"Saya sudah pernah bilang sama kamu urusan Laura urusan saya juga" Ustadz Arsyad terlihat tenang
"Syukron ustadz, aku tutup ya Assalamualaikum" Adila menutup telfonnya dan ustadz Arsyad hanya mengangguk lalu menjawab salam dari Adila
🍁🍁🍁
Laura pelan-pelan membuka perlahan matanya dan mencoba untuk kembali mengumpulkan nyawa nya, setelah sudah sepenuhnya sadar ia kemudian mencari kertasnya tadi tetapi tidak berhasil ditemukan karena panik dirinya akhirnya masuk ke dalam pondok dan mencari ustadz menyebalkan baginya itu
"Oh masih di sini ternyata kirain udah pulang karena gak kuat di suruh nulis surah" sindir Zara ketika Laura tidak sengaja berhadapan Zara
Laura tidak merespon apapun dan kembali berjalan menuju ruangan ustadz Arsyad untungnya ruangan ustadz Arsyad tidak terlalu jauh dari pintu masuk sehingga dirinya mudah untuk menemukannya
Laura segera membuka pintunya dan terlihat Ustadz Arsyad sedang membaca buku dengan tenang
"Ustadz! Kertas gue hilang, jangan nulis ulang yaa ustadz ini tangan udah pegel"
Ustadz Arsyad sedikit terkejut karena Laura yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"
Laura terdiam lalu tersadar dan meringis "iya ustadz Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Duduk" perintah Arsyad dan Laura hanya menuruti perintahnya
"Lain kali jangan lupa salam setiap mau pergi ataupun masuk ke ruangan dan kertas kamu sudah ada sama saya" terang ustadz Arsyad
"Kok bisa ustadz?! Tadi...." Laura berusaha mengingat kembali waktu dimana dirinya di musholla
"Tadi apa? Tadi kamu tidur?" Tanya ustadz Arsyad
Laura hanya tersenyum tipis "oh iya tadi gue tidur ya"
Ustadz Arsyad menghela nafas "iya tadi kamu tidur di musholla, intinya kertas kamu sudah sama saya"
Ustadz Arsyad membuka lemari lalu mengeluarkan handphone Laura dan menaruhnya di atas meja baru saja Laura ingin memegangnya tetapi ustadz Arsyad langsung menarik handphonenya kembali
"Loh? sini balikin gak!"
"Ingat pesan saya Laura jangan main handphone saat sedang ada yang menjelaskan, itu sudah ketetapan aturan di sini" Laura hanya mengangguk dan menunggu handphonenya kembali
Akhirnya ustadz Arsyad kembali meletakkannya di meja, Laura segera mengambilnya lalu bangkit dari duduknya dan keluar tanpa mengucap sepatah kata. Ustadz Arsyad yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya
Hai hai semuanya maaf baru bisa update lagi karena kemarin baru bisa nulis setengah huhu...
Oh iyaa aku mau minta maaf juga karena tulisan ku belum sepenuhnya bener karena aku juga masih sadar tulisanku belum terlalu bagus untuk di jadikan sebuah cerita, insyaallah aku akan terus berusaha lebih baik untuk ke depannya 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah bersama Ustadz (REVISI)
Teen FictionASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH HARAP TIDAK PLAGIAT!! Siapa yang tidak ingin bersanding bersama ustadz Arsyad. Ustadz muda dengan style gaya kekinian tetapi tetap taat pada agama walaupun sikap Arsyad cukup tegas tetapi tanpa diketahu...