05

151 19 2
                                    


.................... Selamat membaca ................

Laura terbangun dari tidurnya dengan kesal karena suara ponselnya yang berdering terus menerus sedari tadi, ia mengambil ponselnya dan mengangkat telfon yang masuk ke ponselnya

"Siapa?" Tanya Laura dengan malas dirinya masih setengah sadar

"Assalamualaikum, kamu gak lupa kan? Sepuluh menit harus sampai sini" suara di sebrang sana sangat khas membuat Laura membulatkan matanya

Baru saja Laura ingin memarahinya tetapi Ustadz Arsyad sudah mematikan sambungan telfonnya membuat dirinya bertambah kesal dirinya segera bangun dari tempat tidur lalu bergegas menuju kamar mandi.

Dirinya membuka lemarinya tetapi hanya menemukan pakaian yang terbuka dan ketat baginya tidak mungkin untuk datang ke sana menggunakan baju-baju itu, ia menjatuhkan tubuhnya kasur dan melirik ujung kamar apartemennya dan melihat baju miliknya yang terlihat panjang tetapi warnanya sudah pudar. Laura segera mendekat dan mengamati baju miliknya

"Terlalu takut mama pergi jauh, sampai baju dari mama gak pernah gue pake dan gue simpan baik-baik. Ma, mama sekarang dimana?"

Air matanya menetes dirinya segera memeluk bajunya "Aku kangen ma..."

Ponselnya berdering kembali menandakan panggilan masuk Laura segera menghapus air matanya dan meraih ponselnya

Nomornya terlihat tidak asing bagi Laura "Halo"

"Assalamualaikum, Laura" terdengar suara perempuan dari sana

'seperti suara...Adila? batin Laura'

"Waalaikumsalam, iya siapa?"

"Aku Adila ini aku telfon kamu pake nomor ustadz Arsyad, kamu dimana? Maaf aku belum bisa bujuk ustadz Arsyad"

"Iya dil santai aja, tolong share lokasinya gue kurang tau alamatnya"

"Iya, Assalamualaikum" Adila menutup sambungannya lalu Laura segera melihat lokasi yang di kirimkan Adila

***

Laura segera masuk ke dalam taksi yang sudah ia pesan, di saat lampu merah Laura tidak sengaja melihat punggung seseorang yang mirip sekali dengan mamanya di sebrang sana. Tanpa aba-aba dirinya segera turun dari taksi dan berlari menghampirinya

"Mama!" Laura membalikkan tubuh wanita tadi

"Iya neng? Kenapa?" Dirinya hanya terdiam melihat wajah wanita di depannya lalu tersenyum dan melepaskan genggaman tangannya

"Maaf bu saya salah orang"

"Iya gapapa neng" wanita tadi langsung pergi meninggalkannya

Laura tetap terdiam dan melihat sekitarnya. Banyak orang-orang yang sedang memperhatikannya sedari tadi, lampu merah berganti menjadi hijau dan Laura buru-buru masuk kembali ke dalam taksinya

Sesampainya di sana aktifitas sudah di mulai beruntungnya ia tidak mendapat hukuman karena ustadz Arsyad sedang tidak berada di sana

"Ustadz ngeselin itu kemana?" Tanya Laura sedikit berbisik agar tidak terdengar oleh yang lainnya

"Lagi isi kajian offline, kurang tau sih alamatnya dimana tadi selesai aku pinjem handphonenya ustadz Arsyad langsung pergi dia juga cuma bilang mau isi kajian offline" jawab Adila

"Jadi ini gue gak dapet hukuman?" Adila menggeleng sebagai jawaban

Laura terdiam dan kembali memikirkan kembali kejadian tadi saat di jalan "Adila, ke musholla yu"

Adila hanya mengerutkan keningnya sebenarnya dirinya ingin menolak ajakan Laura tetapi tatapan Laura mengartikan bahwa dirinya ingin mengatakan hal penting, mereka berdua pergi ke dalam musholla yang cukup sepi

"Ada apa? Mau ngapain?" Tanya Adila

Laura menundukkan kepalanya sebelum berbicara "gue kangen aja sama mama"

"Itu tandanya kamu harus pulang ke rumah ra"

Laura menggeleng "mama gue kabur dari rumah dan sekarang gue bener-bener gak tau dia ada dimana"

"Maksud kamu? Tante Rosa pergi kayak kamu juga?" Adila benar-benar tidak paham dengan apa yang di katakan temannya

"Alasan gue kabur dari rumah sebenarnya karena orang tua gue selalu ribut jadi gue memutuskan untuk kabur, jujur gue gak pernah mau ninggalin mama dan saat itu gue nekat aja. Gue bahkan kasih tau alamat apartemen ke mama tapi mama gak pernah nunjukin wajahnya di apartemen"

Air matanya menetes dengan segera Adila mengeluarkan tisu dari dalam laci musholla yang memang di sediakan di sana

"Sebulan setelah gue kabur pembantu di rumah gue kasih kabar katanya mama gue juga kabur dan gak ada yang tau dimana mama sekarang"

"Nanti cari bareng-bareng ya ra" Adila berusaha menenangkan Laura yang masih terisak

"Makasih ya, dil"

Laura segera memeluk Adila dan menghapus air matanya tanpa mereka berdua sadari ada sepasang mata yang melihat kejadian itu

🍁🍁🍁

Adila dan Laura sudah kembali ke dalam pondok kecil mereka berdua menyimak penjelasan dari ustadz Arsyad, yang memang bahasa Arab hanya bisa di jelaskan oleh ustadz Arsyad karena hanya dia yang mengerti

"Ra, kamu bawa buku yang di kasih ustadz Arsyad dulu pas kita awal ketemu sama dia"

Laura terlihat berfikir buku apa yang di berikan kepadanya "buku apa? Gue lupa buku yang mana"

"Buku kosakata bahasa Arab, kita juga masih pake buku itu walaupun belajarnya udah bukan di kosakata" terang Adila

"Bukunya gue tinggal di apartemen, buku itu gak muat di dalam tas kecil gue"

Adila hanya tersenyum tipis lalu kembali mendengarkan penjelasan dari ustadz Arsyad di depan, materi bahasa Arab di tutup dengan tugas yang di kumpulkan dua hari hari lagi lalu di lanjut dengan mengajar anak-anak kecil banyak para pedagang berjualan di depan pondok kecil

Tanpa berfikir panjang Laura segera keluar dari pondok kecil dan menghampiri pedagang gulali kapas lalu membelinya, dirinya kembali ke pondok kecil dengan tangan membawa satu gulali kapas yang berbentuk panda

"Jangan terlalu banyak makan gulali nanti sakit gigi kamu" Laura menoleh dan mendapati Ustadz Arsyad di belakangnya

"Ustadz kepengen gulali ya?"

"Saya cuma kasih peringatan ke kamu, gulali membuat gigi kamu sakit"

"Siapa lo berani larang-larang gue"

"Saya suami kamu Laura" ustadz Arsyad berbicara dengan tegas membuat Laura mengerutkan keningnya

"Maksudnya?"

Ustadz Arsyad hanya menggeleng "saya cuma asal berbicara tadi, tidak perlu di pikirkan" jawab ustadz Arsyad lalu pergi dari hadapan Laura

Laura menatap kepergian sang ustadz dengan kebingungan
"Masa iya asal bicara, padahal suami gue di drama cina semua halu kali ya tuh ustadz" 'batin Laura'

Laura tidak memusingkan nya kembali dan kembali menghabiskan gulali yang ia beli tadi, tangannya mulai lengket Laura segera pergi mencuci tangannya setelahnya ia kembali masuk ke dalam menghampiri Adila yang sedang mengajari anak kecil disana.

Maaf yaa telat up seharian
Tolong vote juga ya, yang baca banyak tapi yang vote dikit huhu

Terima kasih semuaa 🤎

Hijrah bersama Ustadz (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang