Kira-kira Laura beneran di ruqyah gak yaa?
.................... Selamat membaca ................
Adila akhirnya berhasil membujuk Laura untuk ikut bersamanya setelah beberapa kali Laura menolaknya dengan alasan tidak ingin bertemu dengan ustadz muda itu, dirinya pasti akan ditanyai tentang kehidupannya itu sungguh sangat memalukan bagi Laura
Adila terkekeh melihat wajah Laura yang sudah tidak ada semangat sama sekali "Tenang aja ra, kita ke sana cuma belajar sama-sama"
"Iya" jawab Laura singkat aja
Setelah sampai mereka berdua turun dari taksi, Laura sedikit terpana dengan pondok kecil didepannya bangunan sedikit sederhana tetapi sangat tersusun rapi dan bersih
"Ayo ra, berdiri mulu emang gak capek?" Adila sedikit menyadarkan Laura
"Eh...., iya-iya" Laura menyusul Adila yang sudah berada di pintu masuk
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" salam Adila dengan dengan seseorang didalam sana"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Adila udah dateng ternyata tumben kamu dateng cepet anak-anak belum dateng loh"
Laura mengendus kesal dirinya seperti tidak dianggap disini bahkan di sapa pun tidak
"Iya ustadz soalnya aku bawa temen jadi dateng cepet supaya bisa ngobrol dulu sama ustadz, gapapa kan ustadz?" Tanya Adila kepada seseorang di depannya sedangkan Laura hanya mendengarkan percakapan mereka berdua
"Gapapa dil, santai aja kalo sama saya oh iya abang kamu gimana kabarnya saya udah lama belum ketemu soalnya belum ada waktu"
"Alhamdulillah baik ustadz, gapapa ustadz abang juga lagi sibuk kuliah hehe. Kebetulan ini Laura teman aku jadi dia satu hari ini ikut kegiatan aku jadi ustadz gak keberatan kalo aku bawa temen?" Laura yang mendengarnya hanya tersenyum tipis untuk menghargai laki-laki di depannya
"Mengapa tidak selamanya saja?" Tanyanya secara tiba-tiba membuat bola mata Laura hampir lepas
"Nanti saya pikir-pikir dulu" jawab Laura singkat
"Saya justru senang loh jika kamu bisa selamanya ikut dalam kegiatan yang saya buat ini, kamu nanti bisa belajar banyak hal disini dan nanti juga kamu bisa banyak teman ada juga kok yang seumuran kamu disini. Pertimbangkan baik-baik ya"
Adila hanya tersenyum mendengar jawaban ustadz-nya sudah tidak heran baginya karena ustadz-nya memang selalu menawarkan kegiatan yang bermanfaat seperti ini kepada semua orang, sedangkan Laura hanya mengangguk saja sebagai jawaban
"Kenalin ini Ustadz Arsyad ra, dia pemilik pondok kecil ini jadi di sini ada kegiatan setiap siang sampai sore tapi untuk yang siang itu untuk yang seperti kita-kita ini kalo sore untuk anak kecil mengaji setiap dan setiap minggu juga ada kajian yang biasa di pimpin sama Ustadz Arsyad"
Laura hanya beroh-ria lalu mengulurkan tangannya "Gue Laura"
Adila yang melihat langsung melotot ke arah temannya sedangkan ustadz Arsyad hanya tersenyum dan berkata "Maaf Laura tapi saya tidak bersentuhan dengan yang bukan mahram"
Malu? Pasti, Laura menarik tangannya kembali dan menaruh rasa kesal pada laki-laki didepan-nya
"Padahal gue cuma ajakin salaman doang bukan aneh-aneh, huh awas aja nanti dasar Ustadz sombong" batin Laura
"Sebentar" Ustadz Arsyad kembali masuk ke dalam dan kembali dengan buku yang ia pegang lalu memberikan pada Laura
"Ini apaan ya makasudnya?"
"Buku kosakata bahasa Arab, di sini harus bisa bahasa Arab dan belajar bahasa Arab wajib" Terang ustadz Arsyad
"Hubungannya saya sama buku ini apa? Saya cuma satu hari di sini" Tanya Laura jujur dirinya tidak paham apa yang di maksud ustadz muda ini
"Untuk kamu belajar, saya ingin kamu selamanya disini jadi tidak hanya satu hari saja" Adila dan Laura di buat kaget oleh kalimat yang tiba-tiba dilontarkan secara tiba-tiba
"Ustadz tap..." Adila ingin membantu Laura tetapi ucapannya sudah dibantah oleh ustadz Arsyad
"Maaf dil, tapi ini sudah keputusan saya"
Jika di tanya seperti apa kondisi Laura saat ini? Pastinya sudah tidak terkendali dirinya sudah benar-benar malas untuk berbicara dan keluar secara tiba-tiba dari pondok kecil, sedangkan ustadz Arsyad hanya tersenyum tipis melihatnya.
"Temanmu urusan saya" Adila hanya mengangguk dirinya juga tidak memiliki kendali atas keputusan Ustadz-nya
🍁🍁🍁
Kini Adila dan Laura sedang berada di cafe, Adila benar-benar bersalah jika saja dirinya tidak mengajak Laura mungkin tidak akan seperti ini jadinya
"Dil, ini gimana? Gue gak mau" bujuk Laura
"Sorry ya ra, nanti gue coba buat bujuk deh supaya lu gak usah ikut kegiatan sepenuhnya"
Laura hanya mengangguk sebagai jawaban, handphone Adila tiba-tiba berbunyi menandakan ada telfon masuk Adila buru-buru mengangkatnya dan sedikit mengobrol sebentar dengan orang diseberang sana. Setelah selesai ia kembali menghampiri Laura
"Ra, aku tinggal gapapa kan? Aku ada urusan di kampus oh iya nanti siang jangan lupa datang ya ke pondok kecil tadi, nanti aku juga bakalan dateng"
"Iya tenang aja gue bakalan dateng"
Jawab Laura sedikit malasAdila hanya tersenyum lalu berpamitan dengan Laura dan segera keluar dari cafe.
Laura menghabiskan waktunya hanya dengan duduk di cafe menunggu waktu untuk dirinya datang ke pondok kecil tadi, jam sudah menunjukkan pukul 13.00 itu artinya dirinya harus dengan cepat berangkat"Huh, ketemu ustadz nyebelin itu lagi" batinnya, dirinya segera meninggalkan cafe dan menuju ke pondok kecil tadi
Laura berhenti didepan pondok kecil dirinya sangat ragu-ragu untuk masuk ke dalamnya
"Mau kabur?" Tanya seseorang di belakangnya
"Loh, lu kok di sini?"
"Memang kenapa? Saya gak boleh disini? Ini juga daerah saya, masa saya gak boleh ada di sini"
Laura memutar bola matanya rasanya malas mendengarkan ucapan dari ustadz muda itu
"Masuk" perintah ustadz Arsyad
"Pasti mau aneh-aneh ya?!" Tuduh Laura lalu menyilangkan kedua tangannya
Ustadz Arsyad hanya menggelengkan kepalanya baru beberapa detik perempuan ini sudah membuat dirinya darah tinggi "pikiran kamu kotor ya, nanti saya ruqyah kamu ya"
"Biarin lagian nyuruh-nyuruh masuk pasti aneh-aneh lah"
"Memang kamu mau diluar?" Tanya ustadz Arsyad dengan sedikit terkekeh sedangkan Laura hanya diam dan langsung masuk ke dalam meninggalkan ustadz Arsyad di luar
Di dalam Laura duduk bergabung dengan anak-anak kecil ia juga mencari Adila tetapi tidak menemukannya, kini Laura hanya bermain handphone dirinya tidak tau harus bersikap bagaimana di sana banyak anak kecil yang sedang mendengarkan apa yang di ajarkan oleh perempuan seusianya.
Perempuan yang sedang mengajar tak sengaja melihat Laura yang sedang bermain handphone di belakang sana pun langsung menghampirinya dan merebut handphone Laura secara tiba-tiba
"Kamu kalo niat datang ke sini cuma untuk main handphone, mending keluar dari sini!" Bentak wanita tadi
"Apaan sih balikin handphone gue!"
Laura tidak terima dan mengakibatkan mereka berdua beradu mulut dan banyak anak lain yang melihatnya"BERHENTI!"
"Kalian berdua masuk ke ruangan saya sekarang" ucap Ustadz Arsyad dengan tegas lalu segera masuk kembali ke dalam
"......"
Waduh siapa kira-kira yang akan kena omel yaa?
Hihihi....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah bersama Ustadz (REVISI)
Teen FictionASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH HARAP TIDAK PLAGIAT!! Siapa yang tidak ingin bersanding bersama ustadz Arsyad. Ustadz muda dengan style gaya kekinian tetapi tetap taat pada agama walaupun sikap Arsyad cukup tegas tetapi tanpa diketahu...