6. Be a good parent

307 44 1
                                    

Pagi-pagi buta Jay sudah di bangun kan oleh suara ribut dari dapur. Pria berkaos oblong itu menoleh ke samping, mencari sosok yang juga tidur di sopa sama seperti nya.

"Kemana perginya orang itu?"

Dengan suara yang masih serak khas orang baru bangun tidur, Jay mencoba memanggil Jake.

"Jake!"

Semalam mereka berdua memutuskan untuk tidur di sopa karena Belle tidur di kamar mereka. Awalnya Jay menyuruh agar Jake tetap di dalam, biar dia saja yang tidur di sopa. Tapi tampaknya Jake masih ragu, dan memutuskan untuk tetap tidur di luar.

Bagaimana pun Belle itu gadis belia yang seumuran dengan Ni-Ki, maknae mereka. Tidak baik rasanya satu ruangan dengan seorang gadis yang jelas-jelas hampir seumuran dengan mereka. Meskipun gadis itu keras kepala berkata bahwa Jake adalah ayahnya. Tapi Jake sendiri ragu karena belum ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka punya hubungan darah.

"Jake!"

Masih tak ada sahutan. Jay yang penasaran pun segera berjalan ke arah dapur. Mata elang nya langsung di sambut oleh pemandangan Jake yang sibuk di dapur sementara Belle duduk tenang di meja makan mereka.

"Morning uncle Jay!" Sambut Belle dengan senyuman manis.

Sontak Jay pun tersenyum, " morning too Belle, apa yang sedang di lakukan nya?"

Jay mengarah kan dagunya ke arah punggung Jake. Belle mengikuti arah pandang Jay.

"Oh itu, hehehe Belle lapar jadi minta makan sama Daddy."

Jay mengangguk mengerti. Setelah nya ia tersenyum kecil, merasa lucu dengan tingkah Jake.

Semua tahu, jika roommate nya itu memiliki tingkat kemalasan yang sangat tinggi jika harus berurusan dengan dapur. Bukan berarti pria Aussie itu tidak bisa memasak, ia hanya malas sehingga ketika ingin sesuatu dirinya pasti akan menyuruh Jay yang masak.

Melihat nya pagi ini begitu lihai menggunakan pisau dapur sungguh membuat Jay ingin terbahak.

"Ei what's up bro!" Jay tepat berdiri di samping Jake yang sama sekali tak menggubris keberadaan nya. Melihat wajah serius sahabat nya saat sedang memasak adalah pemandangan yang baru, Jay sampai tidak bisa menahan tawa.

"Aku tidak pernah melihatmu seserius ini Jake, hahaha."

"Jangan mengganggu Jay, sana pergi!"

Usir Jake, namun Jay tidak mendengar kan. Ia malah menyenggol bahu Jake, "mencoba menjadi ayah yang baik heum?"

Jake tidak memperdulikan godaan Jay dan memilih menyelesaikan masakan nya. Meladeni pria itu hanya akan membuat waktu berharga nya terbuang sia-sia.

Sementara Jay yang masih setia berada di samping Jake melotot setelah melihat apa yang baru saja di sajikan Jake di atas piring.

"Wow, Jake aku tidak tahu jika kau ternyata bisa membuat pasta," ujar Jay dengan rasa takjub, sebab pasta buatan sahabat nya itu terlihat lezat.

Jake menatap Jay angkuh lalu tersenyum remeh.

"Kau meremehkan kemampuanku?" Ujarnya sebelum berlalu dari hadapan Jay. Membawa piring berisikan pasta itu ke hadapan sang putri.

"Wuah pasta, aku suka pasta."

Belle bersorak gembira melihat makanan kesukaan nya berada di depan mata. Jake ikut tersenyum senang melihat reaksi itu.

"Makan!"

Belle mengangguk antusias lalu segera memegang garpu. Menggulung beberapa helai pasta ke garpu sebelum di masukkan ke dalam mulut.

Jake menunggu dengan deg-degan. Dia takut jika rasa masakan nya jadi aneh karena sudah lama ia tak menyentuh dapur.

WISHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang