E N A M

2K 255 52
                                    

Jisung menatap Jaemin dengan tatapan sangsi, pasalnya Mafia muda ini mengajaknya bangun pagi-pagi dan menyuruhnya untuk berbenah diri.

"Ada apa?" Tanya Jaemin yang merasakan bahwa Jisung sedang menatapnya.

"Kita akan pergi?" Tanya Jisung.

Jaemin mengangguk, "Kita akan pergi ke tempat aku bekerja."

Jisung melotot tidak percaya, tempat Jaemin bekerja sama saja dengan neraka. Jisung tidak bisa membayangkan sama sekali dengan apa yang akan dia hadapi jika kesana.

Tapi, bukankah hal ini tidak pernah terjadi di novel? Apakah alur mulai berubah? Tapi Jisung kan tidak melakukan apapun?

"Untuk apa aku pergi kesana?" Tanya Jisung dengan wajah sedikit takut, dirinya sudah merinding membayangkan teriakan orang-orang yang mereka siksa, ataupun organ-organ tubuh manusia yang mereka jual.

Jaemin yang melihat ketakutan di wajah Jisung hanya tersenyum tipis, "Aku hanya ingin memperlihatkan istriku kepada anak buahku, agar mereka tahu bahwa kau harus selalu dilindungi dan kau tidak boleh diganggu oleh siapapun."

"Tapi bukankah lebih baik mereka saja yang kerumah?" Bujuk Jisung kepada Jaemin.

"Jangan takut, markas ku tidak seburuk yang kau bayangkan. Disana kau tidak akan mencium bau darah sama sekali!" Seru Jaemin yang mengecup dahi Jisung gemas.

Jaemin tidak gila, dia masih ingin melihat pendampingnya itu tersenyum tanpa trauma sama sekali. Oleh karena itu pagi-pagi sekali Jaemin menelepon anak buahnya untuk membersihkan markas tanpa ada noda darah sedikit pun.

Jisung menatap dengan tidak percaya ke arah Jaemin, "Benarkah?"

"Iya, sayang." Seru Jaemin dengan senyuman lembut.

Wajah Jisung kini memerah panggilan Jaemin dan juga senyumannya membuat Jisung benar-benar merasa malu. Dirinya menjadi salah tingkah karena tidak pernah menduga akan melihat sisi Jaemin yang seperti ini.

Jisung menundukkan wajahnya menyembunyikan kemerahan yang ada diwajahnya, sayangnya telinga Jisung juga memerah sehingga membuat Jaemin menyadari bahwa cintanya kini sedang salah tingkah.

Jaemin mengusap rambut Jisung dengan gemas, "Sayang, aku tahu kau malu. Jadi tidak perlu kau sembunyikan wajah memerah mu itu!"

Kini wajah Jisung malah semakin memerah, Jaemin benar-benar berhasil menggodanya.

Jaemin tertawa gemas, tawanya begitu indah dan jernih. Jisung dibuat sedikit terpesona karena setahu dia Jaemin bukanlah tipe orang yang mudah tertawa dengan tulus seperti itu karena biasanya Jaemin akan tertawa sinis dengan nada yang jahat.

Jaemin memeluk Jisung mengusap punggung pemuda itu hingga merasa nyaman, Jaemin juga mengecup dahi Jisung dengan lembut, "Bersiap-siap lah sayangku, aku akan menunggu dibawah selagi para pelayan membantumu." 

Jisung hanya mengangguk kaku dengan wajah yang memerah.

"Ya tuhan, kenapa dia bisa menjadi begitu manis?" Gumam Jisung.

Para pelayan kini masuk ke kamar Jisung, mereka mulai mempersiapkan Jisung untuk pergi bersama tuannya.

Salah seorang pelayan itu bernama Rabella, seseorang yang terobsesi dengan Jaemin. Dia sangat menginginkan cinta dari Jaemin tapi sialnya cinta itu malah di rebut oleh Jalang yang sedang dia layani ini.

My Own Novel : JaemSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang