T U J U H

1.9K 234 32
                                    

Tap!
Tap!
Tap!

Jaemin berjalan dengan penuh emosi, dia harus menghabisi pelayan sialan itu, berani sekali dia menyentuh istrinya yang manis itu.

"Dimana dia?" Tanya Jaemin kepada anak buahnya.

"Di tempat biasanya tuan!" Seru sang anak buah mempersilahkan Jaemin masuk.

Di mansion miliknya ada ruangan khusus dimana Jaemin bisa bebas menghabisi seseorang, ruangan ini sengaja dia rahasiakan dari para pelayan ataupun orang orang yang tidak terlibat langsung dalam dunia bawah.

Jaemin memasuki ruangan itu dengan senyum mengerikan, Jaemin tidak bisa berpikir jernih, amarah menguasai dirinya. Sekarang Jaemin hanya dikendalikan oleh amarah, dia harus membunuh agar dirinya mendapat ketenangan.

Inilah salah satu sisi buruk Jaemin yang di ciptakan oleh Jisung yaitu Jaemin terlalu mudah dikontrol oleh emos dan ketika emosi itu memuncak biasanya Jaemin akan melakukan pembunuhan dengan cara yang sadis.
Sebenarnya saat menulis ini Jisung hanya membayangkan saja. Karena dia yakin di dunia nyata tidak akan ada orang seperti itu.

Jaemin kini menatap Bella yang sedang ditutup matanya, penampilan wanita itu terlihat mengenaskan. Dimana pakaian maid Bella terkena noda sepatu.

Jaemin tersenyum culas, ternyata Bella melawan saat dibawa kesini sehingga para anak buahnya menendang wanita itu.

Jaemin menarik penutup mata milik Bella, Jaemin tersenyum mengerikan tapi di mata Bella itu adalah senyum kepuasan karena berhasil melukai jalang sialan itu yang tak lain adalah Jisung.

"Tuan, anda kesini pasti untuk berterima kasih kepada ku bukan? Anda akan menikahi aku kan? Hahaha! Dengarkan itu bajingan sialan! Berani sekali kalian memukuli calon nyonya kalian!" Seru Bella kepada seluruh anak buah Jaemin yang ada di dalam ruangan tersebut.

Jaemin mendengus jijik, wanita gila ini terus berhalusinasi bahwa dia akan menjadi istri dari seorang Na Jaemin.

"Tuan, ayo katakan pada mereka bahwa aku adalah calon istrimu yang sebenarnya bukan Jisung yang merupakan seorang jalang yang tidak berguna!" Seru Bella penuh harap.

Jaemin mendecih marah, bagaimana bisa mulut kotor itu mengatai istrinya. Emosinya semakin naik ke permukaan dan

Plak!

Terdengar suara tamparan yang menggema dalam ruangan itu, "Berani sekali mulut kotor mu itu mengatai istriku. Asal kau tahu saja ya! Istriku lebih baik seribu kali daripada dirimu sialan!"

Bella sedikit meringis, bibirnya mengeluarkan darah akibat tamparan Jaemin yang kasar. Tapi bukan berarti Bella menyerah untuk mendapatkan Jaemin.

"Saya benar tuan! Jalang itu tidak berguna! Dia seorang pria, dia tidak akan bisa memberikan mu keturunan. Aku lebih baik daripada Jisung yang tidak berguna itu! Jadi kau harus menikahi aku tuan! Jangan terpengaruh oleh jalang sialan itu!"

Plak!

Jaemin kembali menampar wajah Bella, kini Jaemin juga menjambak rambut Bella dengan kuat membuat wanita itu meringis namun, tidak menangis. Obsesinya yang besar mengalahkan sakit yang dia rasakan.

Jaemin menonjok perut Bella, membuat wanita itu berteriak sekeras mungkin.

"Argh! Sakit tuan!"

"Itu bukan apa-apa karena sebentar lagi kita akan ke menu utama!" Seru Jaemin dengan tawa mengerikan membawa gergaji mesin.

"Aku akan memotong tangan yang telah berani mencoba menyelakai istriku!"

Jaemin tertawa sembari membawa gergaji mesin itu, dirinya dapat melihat raut wajah panik milik Rabella.

"Tuan apa yang kau lakukan? Aku sedang menyelamatkan mu dari jalang sialan itu!" Ucap Bella panik.

Sret!

Tangan Bella kini terlepas dari tubuhnya, darah menyiprat ke seluruh baju dan wajah Jaemin. Rabella memucat, tubuhnya kesakitan dan lemas.

"Itulah akibat kau mengganggu istriku!"

Rabella menangis, "Apa salahku? Bahkan aku seribu kali lebih baik daripada jalang yang bermodalkan lubang analnya saja! Aku memiliki vagina yang bisa melahirkan anak-anak mu!"

Jaemin semakin meradang. Bella benar-benar memancing emosinya, Jaemin dengan segera mengarahkan gergaji mesin itu ke kepala Bella.

"Aku sudah muak!" Jaemin langsung menebas kepala itu, tubuh Bella pun tidak selamat Jaemin menggunakan gergaji itu untuk memotong seluruh tubuh Bella.

"Hahaha, itulah akibat dari mengganggu istriku!" Jaemin tertawa menikmati darah yang terus menyiprat saat dia memotong tubuh Bella.

Setelah merasa puas Jaemin keluar dari ruangan itu, dengan tawanya yang mengerikan dan tubuhnya yang penuh akan darah, Jaemin langsung saja pergi menuju kamar Jisung.

Clek!

"Sayang, aku datang! Aku sudah memberikan pelayan busuk itu hukuman, kau senang bukan?" Tanya Jaemin dengan senyuman mengerikan, tangannya yang penuh darah mengelus pipi Jisung.

Tatapan Jaemin benar-benar mengerikan, ditambah lagi darah yang melekat padanya, jika Jisung sudah sadar dapat dipastikan pemuda itu akan kembali pingsan melihat sosok Jaemin yang kini tampak begitu mengerikan.

Jaemin mengambil tangan Jisung, mengelus tangan itu dan mengecup tangan itu, "Sayang kau tau, aku sangat menyukaimu saat tidur tapi aku tidak suka saat kau seperti ini, aku ingin melihat matamu yang indah itu. Ayo bangun sayang! Atau haruskah aku membunuh seluruh orang yang ada disini lalu mempersembahkannya padamu agar kau bisa kembali bangun?"

Pelayan yang menjaga Jisung bergedik ngeri, dirinya berharap agar Jisung cepat sadar dari pingsannya. Jika tidak mungkin saja ucapan Jaemin akan menjadi kenyataan dimana mereka semua merenggang nyawa hanya karena Jisung yang belum sadar.

"T-tuan, lebih baik anda membersihkan diri. Saya takut saat tuan muda bangun dia akan kembali shock melihat keadaan anda yang seperti itu." Ucap pelayan itu dengan takut-takut.

"Kau benar, sayang aku pergi dulu! Kau bersihkan noda darah yang melekat pada Jisung-ku!" Perintah Jaemin.

Sang pelayan menghela napas lega, "Tuan muda cepatlah sadar, jika tidak saya takut akan terjadi pembunuhan besar-besaran di mansion kelam ini!" Gumam sang pelayan.

Setelah membersihkan diri Jaemin kembali ke kamar, dirinya memeluk Jisung dengan erat seakan-akan takut Jisung akan pergi meninggalkan dirinya.

"Sayang, ayo bangun!" Gumam Jaemin sedikit manja.

Tapi tetap saja tidak mendapatkan jawaban, hal itu membuat Jaemin lelah. Akhirnya Jaemin tertidur saat memeluk Jisung.

"Sepertinya aku harus membuat mu bertemu dengan sosok lain suamimu yang sangat menyeramkan itu," gumam seorang wanita yang memperhatikan Jaemin dan Jisung yang sedang tertidur.

My Own Novel : JaemSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang