S E M B I L A N

1.6K 158 7
                                    

Jisung kini menyanggupi keinginan Jaemin, dia berpikir bahwa sudah tugasnya untuk melayani Jaemin yang merupakan suaminya. Tanpa Jisung tahu bahwa sebenarnya ini semua adalah jebakan yang telah dipersiapkan oleh Jaemin dan ibunya.

Sebenarnya Jaemin yang Jisung ciptakan dan Jaemin yang terlahir dengan darah iblis memiliki darah bahkan wajah yang sama. Bisa dikatakan Jaemin yang Jisung tulis adalah sosok nyata dari dunia lain yang tertarik kepada Jisung karena pemuda itu menuliskan kisah dirinya yang tragis.

Tulisan Jisung sendiri adalah sebuah keseharusan yang mengikat Jaemin, padahal Jaemin bukanlah tokoh yang Jisung ciptakan tetapi secara ajaib Jaemin tidak bisa menghindari takdir yang sudah Jisung tuliskan untuknya, setiap yang Jisung tuliskan maka Jaemin akan melakukannya, tetapi itu dulu sebelum ibunya yang merupakan rajanya para penyihir bahkan penguasa dunia bawah menentang takdir yang sudah tertulis.

Dia mengubah segalanya, dia tidak akan membiarkan putranya menderita walaupun sebenarnya putra yang sangat ia sayangi adalah seorang penjahat keji.

°°°

Jisung duduk di ujung ranjang, jantungnya berdebar kencang. Perasaannya bercampur aduk, ada rasa malu, takut, canggung, dan sedikit menyesal seakan-akan ini bukanlah keputusan yang benar. Tapi di sisi lain ada perasaan semangat saat membayangkan dirinya berhasil menjadi pendamping Jaemin seutuhnya bukan hanya di dalam secarik kertas.

Jisung sangat gugup saat ini, bagaimanapun ini adalah pengalaman pertama untuk Jisung, dia takut mengecewakan Jaemin. Karena Jisung yakin Jaemin sudah banyak merasakan kenikmatan di ranjang dengan orang lain, sehingga dia takut Jaemin meninggalkan dirinya karena dia tidak sepandai teman-teman ranjang Jaemin yang lain.

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Jaemin yang hanya memakai handuk di daerah pinggang hingga ke area paha Jaemin. Jisung menatap Jaemin dengan tatapan gugup saat menyadari Jaemin menatap dirinya dengan tatapan tajam yang penuh gairah.

Jaemin mendekati Jisung yang wajahnya memerah, "Sayang, kamu sudah siap?"

Jisung memalingkan wajahnya, dia semakin gugup. "Iya,"

"Kau ingin aku memulai semuanya dengan lembut?" Tanya Jaemin, mengelus pipi Jisung yang memerah.

Jisung mengangguk pasti, menatap mata Jaemin yang terlihat berbeda dari biasanya.

"Tapi aku tidak bisa berjanji apakah permainan ini akan menjadi permainan yang lembut atau permainan yang kasar, apa kau siap?"

Jisung menghela napas, "Lakukan apapun yang kau inginkan, aku adalah milikmu,"

Jaemin menyeringai, ini adalah saat-saat yang paling dia nantikan. "Baiklah, jika itu adalah hal yang kau mau aku tidak masalah."

Jaemin mulai menidurkan Jisung, dia menindih Jisung. Jaemin mengecup bibir Jisung, kecupan perlahan berubah menjadi ciuman lembut.

Jaemin menghisap, menyesap, sesekali menggigit bibir itu dengan gemas. Jisung mulai terbuai dengan perlakuan Jaemin, tapi lama-kelamaan ciuman lembut berubah menjadi ciuman kasar yang membuat bibir Jisung sakit.

Jaemin menyesap bibir Jisung dengan kuat, menggigit bibir itu hingga berdarah. Bibir berdarah itu Jaemin sapu dengan lidahnya, mata hitam berubah menjadi merah.

Jaemin sudah tidak tahan untuk menyembunyikan identitasnya. Dia ingin merasakan kenikmatan lebih daripada ini.

Jaemin ingin mendengar rintihan Jisung.

Jaemin ingin mendengar suara kenikmatan bercampur jeritan kesakitan yang dilontarkan Jisung.
Jaemin ingin bercinta sembari menyiksa Jisung, orang paling indah dan yang paling dia cintai.

My Own Novel : JaemSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang