#3

108K 801 2
                                    


Dari tadi Cyntia khawatir dengan Fella yang tak bicara dari pagi hingga sekarang, ia hanya diam memperhatikan pelajaran seni budaya yang paling ia tak sukai karena bosan.

Tapi herannya ia diam memperhatikan tanpa komplen ke Cyntia seperti biasanya.

"apa Fella bertengkar dengan Darren karena kucing ganjen itu?"batinnya.

Fella menggigit ujung bibirnya, masih terasa nyeri dan nyut-nyut di vaginanya karena Kenny sangat kasar. Dia sangat gila, bahkan buat jalan saja bisa merasakan perih.

"Bangsat."gumam Fella.

Cyntia terkejut mendengar kata itu, Fella tak menyadari suaranya bisa di dengar sosok guru di depan.

"Fella kenapa kamu bicara kasar?!"

Fella yang tadi tak fokus tersadar lalu berdiri"maaf pak, saya hanya bicara sendiri"katanya sambil menunduk minta maaf.

"Jaga ucapan mu ya disini, ini bukan rumah mu."ujung kata yang di tekan, seperti menyindir kalau misalnya Fella emang toxic.

Fella duduk lalu memutarkan kedua bola matanya"sialan,"gumamnya lagi tapi lebih pelan.

Cyntia menyikut lengan Fella"Fell, lu kenapa sih?"bisiknya yang dari tadi bingung dengan sikap Fella.

Fella menggeleng"gapapa."ucapnya lalu melihat ke jendela, melihat pemandangan kosong.

Perasaannya benar-benar kacau, satu sisi ia di selingkuhi oleh Darren satu sisi ia berselingkuh dengan adiknya Darren.

Begitu sialnya ia mempunyai cerita cinta yang menyedihkan ini, gimana ia bertemu dengan Kenny nantinya? Apa lagi mereka satu angkatan.

Akhirnya kelas yang masih membosankan ini selesai, Cyntia tadi mengajak Fella ke kantin tapi di tolak olehnya. Ia sangat tidak mood bertemu Darren yang pastinya bersama jalang itu, apa lagi pasti ada Kenny.

Ia memutuskan untuk tidur, menggunakan tangannya yang terlipat untuk menahan kepalanya.

Tak lama ia merasakan seseorang menatapnya, mata Fella terbuka melihat sosok mata coklat yang ikut menaruh kepalanya di atas meja, wajah mereka sangat dekat. Fella mengangkat kepalanya begitu shock melihat Kenny yang tiba-tiba muncul. Sangat horor.

"Kenapa gak ke kantin?"tanya Kenny yang masih nyaman dengan posisinya.

Fella membuang muka ke jendela"ngapain kesini? Ntar orang salah paham"

Kenny menarik wajah Fella mendekat dengan tangan kanannya yang mendorong tengkuknya, mata Fella membulat sangat terkejut"ayo kita buat mereka salah paham."

Tiba-tiba Kenny menyodorkan kecupan di bibir Fella membuat cewek itu terkejud lagi dan lagi. Kenny sangat gila.

Fella menepis tangan Kenny lalu melihat sekeliling, untung saja tidak ada orang di kelas tapi cowok ini sangat gila.

"Gila ya?!"kesal Fella dengan wajah yang menekuk.

Kenny terkekeh terlihat tak berdosa"padahal kemarin lu manis banget di kas-"

Fella membungkam mulut Kenny"kenny, mulut lu belum pernah di jahit ya?"tekan Fella.

Kenny melepaskan tangan Fella lalu mengecup telapaknya"panggil Ken."suara berat itu benar-benar membuat Fella gila, kenapa ia harus terjebak dengan cowok ini. Dari di lihat sifatnya, dia benar-benar hyper.

Kenny berdiri lalu mengelus rambut Fella"kalau mau lanjut, hubungi gw. Gw udah simpan nomer gw di hp lu"katanya lalu berjalan keluar kelas dengan santai.

Fella menatapnya dengan sinis, jika ia sudah tak sakit lagi ia akan memberi cowok itu pelajaran.

***

Darren kini duduk di meja kantin, dari tadi ia duduk bersama Sharyn yang tadi minta di temanin makan. Ia melihat sekeliling tapi tak menemukan apa yang ia cari. Fella, cewek itu dari tadi tak datang ke dia atau memberi pesan.

Pesan terakhir saat ia bilang kemarin sore dimana mereka tidak jadi makan bersama, entah kenapa hati Darren begitu khawatir padahal ia maunya senang Fella tak mengganggunya bersama Sharyn.

"Darren, kenapa diam aja? Gak makan?"tanya Sharyn.

Darren berusaha tersenyum"ngga, kamu aja"ucapnya yang masih melihat sekeliling.

Sharyn tau Darren sedang mencari Fella sekarang, ia menahan marah tapi ia harus bersabar karena sebentar lagi Darren akan menjadi miliknya.

"Darren, main bola gak? Bucin mulu lu sama yang baru"ujar Bastian teman Darren.

"Ih apa sih Bas, gw sama Darren tuh temanan dari dulu"kata Sharyn tapi terlihat malu-malu.

Bastian melihatnya dengan geli, sungguh ia tak suka dengan Sharyn, ia lebih suka Fella walau dingin tapi selalu tau diri tidak seperti Sharyn. Parasnya saja seperti jalang kebelet di belai.

"Lu gak cari fella?"ucap Bastian.

Darren menggeleng, membuat senyum Sharyn mengembang senang. Perasaan Darren sungguh bimbang.

Bastian tak memperdulikan mereka lalu meninggalkan keduanya.

Kenny menatap keduanya di mejanya dari jauh, bibir yang terlihat tersenyum"lanjutkan saja permainan lu Dar"

***

Fella sedang berbaring di tempat tidurnya, ia baru saja kelar makan malam dengan kedua orang tuanya. Ia seorang anak tunggal, ayahnya yang selalu sibuk bekerja, ibunya mempunyai butik dan juga amat sibuk.

Fella menghela nafas kasar melihat beberapa pesan dari Kenny yang membuatnya geli, dia sungguh gila.

"Kenapa gitu si sayang mukanya,"ujar Lodya ibu Fella.

Lodya menaruh piring potongan semangka di samping Fella, lalu duduk di sampingnya.

Lodya mengelus rambut Fella"ibu kangen banget deh sama Fella, gimana kabar di sekolah?"tanya Lodya.

Fella duduk lalu mengambil sepotong semangka"Fella tambah bodoh bu, materi pelajaran gak ada masuk ke otak Fella"katanya dengan wajah cemberut.

Wajah Fella sangat hangat jika bersama orang yang ia sayangi, tidak sinis, tajam maupun judes.

Terlihat berbinar-binar di matanya.

"Fella mau ibu masukin les?"kata Lodya membuat Fella menoleh cepat.

"Em gah usah buu,"balas Fella dengan mulut penuh semangka.

Lodya mencubit pipi Fella"habisin dulu baru ngomong,"

Fella terkekeh membuat lodya tersenyum.

"Ibu ijin keluar kota ya sama ayah ya, ibu nemenin ayah kerja disana"kata Fella.

Fella mengangguk"iya bu, jangan lupa oleh-oleh yaa"ucap Fella lalu tersenyum.

"Iyaa sayang, baik-baik ya di rumah"

ONLY ME! 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang