Halo gaiss...
Happy reading and enjoy...
***
Sebenarnya, siapa yang gila disini? Jeongyeon yang terang-terangan mengatakan mencintai Jimin yang notabennya kekasih Seulgi sendiri. Atau Seulgi yang gila karena masih bisa tersenyum manis dihadapan gadis itu?
Terlatih untuk selalu terlihat baik-baik saja, bukannya marah, Seulgi memilih untuk tersenyum manis ke arah Jeongyeon. Seolah apa yang barus saja gadis itu katakan hanyalah hal sepele yang tak perlu Seulgi takutkan. Padahal, jauh di lubuk hatinya, Seulgi ingin sekali mengucapkan sumpah serapah pada Jeongyeon yang dengan lancang dan terang-terangan mengatakan mencintai kekasihnya.
Tentu saja, Seulgi mempercayai Jimin. Gadis itu tahu sesayang apa kekasihnya itu padanya. Tapi yang menjadi persoalan disini adalah Jeonyeon - Temannya yang sebentar lagi akan dia cutoff dari hidupnya itu yang tidak bisa Seulgi percaya. Karena bukan tidak mungkin, gadis itu akan mencoba merebut Jimin dari hidupnya.
"Kau memang gila, unnie."
Seulgi mengerjap begitu suara Lisa terdengar. Gadis itu menghela nafas - lupa bahwa saat ini yang ada di toilet bukan hanya dirinya dan Jeongyeon, ada juga Lisa yang saat ini tengah berjalan menghampiri mereka dengan wajahnya yang datar.
"Jangan ikut campur, Lisa. Aku tidak ada urusan dengan mu."
"Tentu saja kau memiliki urusan denganku, unnie," balas Lisa dengan lembut. Tapi Seulgi tahu, ucapan Lisa akan penuh dengan racun seperti yang selanjutnya gadis itu katakan.
"Memalukan sekali, unnie. Kau terang-terangan mengatakan mencintai Jimin diihadapan kekasihnya langsung. Kau sungguh-sunggu tidak punya harga diri."
"KAU!"
"Apa ucapanku salah?!" tanya Lisa penuh ejekan. Mendengar teriakan Jeongyeon tak lantas membuatnya mundur.
"Jaga mulut sialanmu itu, kau tidak tahu apa-apa," balas Jeonyeon penuh penekanan.
"A-
"Sudah. Kita keluar sekarang," sela Seulgi sebelum Lisa kembali berargumen. Ternyata yang gila bukan hanya dirinya dan Jeongyeon.
"Tapi unnie-
"Sudah, sebentar lagi giliran kita akan dimulai. Kau tentu tidak mau mengacaukan panggung hari ini, kan?" Bujuk Seulgi.
"Baiklah," putus Lisa. Gadis itu mulai mengikuti langkah Seulgi keluar dari toilet. Tapi, sebelum benar-benar keluar, Lisa kembali menghadap ke arah Jeongyeon yang ikut mengamati setiap langkah keduanya.
"Aku peringatkan padamu unnie, kau sudah menghancurkan pertemananmu demi cinta yang belum tentu terbalas. Selamat menikmati harimu, semoga kau bahagia selalu."
***
"Terima kasih karena sudah membelaku. Tapi kedepannya, lebih baik kau diam lisa. Aku tidak ingin kau terseret dalam drama menyebalkan ini," ucap Seulgi begitu mereka kembali ke backstage.Lisa terkekeh. "Anytime. Sebenernya aku tidak sedang membela mu, unnie. Aku hanya terpancing emosi, karena seketika mengingat seseorang," balas Lisa kesal.
Seulgi yang mengetahui arah pembicaraan gadis itu seketika mengangguk paham.
"Tapi unnie, kenapa tadi kau hanya diam saja? Kau tidak marah? Jika aku ada di posisi mu, aku sudah mencaci maki orang itu."
Seulgi terkekeh. Siapa bilang dirinya tidak marah? Gadis itu marah, sangat marah malahan. Hanya saja, jika tadi dirinya memilih untuk meluapkan kemarahannya, Seulgi yakin, bukan hanya lisa saja yang akan mengetahui drama diantara dirinya dan Jeonyeon, tapi artis lain dan para staff mungkin juga akan mengetahuinya. Belum jika drama ini sampai ter-up ke media, biasa bayangkan sekacau nantinya? Memikirkan saya sudah membuatnya pusing.
Oleh karena itu, alih-alih melupakan, Seulgi memilih untuk meredam. Persoalan bagaimana kelanjutan dari drama ini, akan Seulgi pikirkn nanti. Ya, meski sebeneranya saat ini gadis itu sudah kepikiran. Tapi sebisa mungkin untuk ia lupakan sejenak. Semoga saat perform nanti, tidak ada hal yang men-trigger dirinya untuk kembali memikirkan masalah ini.
Namun sialnya, fokusnya sedikit teralihkan. Seulgi seketika melupakan gerakan dance yang harus dirinya lakukan. Gadis itu kesal juga panik. Tapi untungnya, orang didepannya adalah Jimin. Dan sepertinya, kekasihnya itu mengetahui bahwa Seulgi melupakan gerakannya. Jimin yang seharunya hanya maju satu langkah menambahkan langkahnya menjadi dua langkah. Hal itu sontak membuat Seulgi menghela nafas lega.
Dengan menahan senyum, dan semaksimal mungkin menjaga ekspresi wajahnya, Seulgi akhirnya bisa kembali mengimbangi dance yang lainnya sampai selesai. Penonton bersorak, dan Seulgi yakin bahwa para penggemar akan menyadari kesalahannya dan keinisiatifan Jimin dalam melangkahkan kakinya.
Tapi tidak apa, setidaknya dengan itu Seulgi dapat tersenyum puas melihat Jeongyeon yang terus saja menatap datar kearahnya dari kursi penonton.
Ketika mereka akhirnya sampai di belakang panggung, Seulgi menghampiri Jeongyeon dengan senyum manisnya, yang kebetulan atau mungkin sengaja kembali ke backstage dan menemui Mina.
"Tadi aku tidak sempat mengatakan apapun di toilet. Sejujurnya, kau boleh mencintai siapa saja, itu hak mu. Salahmu adalah memberitahukan perasaanmu pada kekasihnya," ucap Seulgi di hadapan Jeongyeon. Mina. Gadis itu pasti mendengarnya, dan Seulgi sengaja melakukan itu.
Dengan senyum manisnya, Seulgi kemudian menatap Mina. "Temanmu ini mencintai kekasihku. Apa kau tahu Mina?"
Seulgi terkekeh melihat keterdiaman gadis itu. "Tak apa, kau pasti tahu. Aku minta maaf jika ucapanku terasa mengintimidasi mu."
Mengabaikan Mina, Seulgi kembali menatap Jeongyeon kemudian memeluk gadis itu dan membisikan sesuatu.
"Berusahalah merebutnya dariku. Semoga berhasil."
To be continued

KAMU SEDANG MEMBACA
What If We... - SEULMIN
FanfictionPark jimin tahu, hubungannya dengan Kang Seulgi memiliki resiko yang begitu besar. Selain mempertaruhkan karirnya, hubungannya dengan Kang seulgi juga mempertaruhkan hidup gadis itu. Tapi jimin tidak ingin menyerah. Tekadnya terlalu kuat. Mengakhir...