Hallo guisss....
Happy Reading....
***
Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Jimin dan juga Seulgi. Hari dimana untuk pertama kalinya mereka akan menari bersama dengan posisi yang bersebelahan.
Sedari tadi, Jimin tak henti tersenyum. Jantungnya berdebar oleh alasan yang sudah dirinya ketahui. Jimin merasa sangat bahagia. Saking bahagianya membuat Jimin tak bisa mendudukkan diri dengan tenang di atas kursi yang disediakan di ruang tunggu.
Tak lama lantunan musik milik Billie Elish - Bad Guy terdengar membuat Jimin dengan segera mengangakat panggilan yang masuk ke dalam ponselnya.
Bibirnya lagi-lagi tak bisa menahan senyuman begitu melihat siapa pemilik nama yang menghubunginya.
"Sudah sampai?" tanya Jimin sambil melangkahkan kaki keluar dari ruang tunggu.
"Aku akan menjemputmu ke depan."
"Tidak ada penolakkan. Aku sebentar lagi sampai." putus Jimin sambil terkekeh.
Beberapa saat kemudian, Jimin sampai di pintu samping gedung. Dengan kaus singlet yang memperlihatkan lengan kokohnya, Jimin merangkul Seulgi yang menunduk menyembunyikan wajahnya.
"Kau benar-benar menyebalkan," gerutu Seulgi.
Jimin terkekeh. "Tapi sayang, kan?"
Seulgi merenggut. "Ya, sayangnya aku sangat mencintai lelaki menyebalkan disampingku ini."
Jimin tertawa. Tanpa melepaskan rangkulannya, Jimin mencubit gemas pipi Seulgi sehingga posisi mereka terlihat seperti orang yang tengah berciuman sambil berjalan.
Seulgi berontak. Namun, tenaga Seulgi tak cukup kuat untuk melepaskan rangkulan juga cubitan yang diberikan cowok itu.
"Jim, lepasin atau aku akan marah," ancam Seulgi.
Jimin cemberut. Dengan tidak rela melepaskan cubitannya pada pipi Seulgi. Padahal, Jimin sangat menyukainya.
"Tangannya juga dilepasin, Jim. Gak enak sama yang lain." Seulgi kembali berucap kala melihat banyak idol yang mencuri pandang ke arah mereka.
"Tak usah dihiraukan."
"Tapi Jim - "
"Stt! "
Baiklah. Seulgi menghela nafas. Jimin memang sekeras kepala itu.
"Dah sana masuk, nanti ketemu di backstage" suruh Jimin dengan senyum manisnya.
Seulgi ikut tersenyum. Kemudian memasuki ruang tunggu yang disediakan untuk dirinya juga anggota Red Velvet lainnya.
***
Acara dimulai, setengah jam lagi Seulgi dan Jimin akan mewujudkan impian mereka untuk berada di atas panggung yang sama. Bukan hanya sekedar berdiri tetapi juga menampilkan kolaborasi yang sudah sedari lama keduanya dambakan.
"Seulgi unnie," panggil Lisa begitu melihat Seulgi yang hanya berdiri termenung di samping pintu ruang tunggu.
"Kenapa?"
"Kenapa kau melamun?"
Seulgi menggeleng. "Hanya sedikit cemas. You know lah."
Lisa terkekeh. Mengerti apa yang Seulgi maksud. "By the way, apakah Seulgi unnie ku ini mau menemaniku ke toilet? Sepertinya aku sakit perut,"
Seulgi terkekeh mendengar ucapan formal Lisa. Dengan mengikuti gaya bicara gadis di depannya itu, Seulgi mengangguk setuju. "Tentu saja, Lisa. Mengapa tidak?"
Dan dengan senyum lebar, Lisa menggandeng dan sedikit menyeret langkah Seulgi. "Pilihan yang bagus, unnie. Daripada melamun, lebih baik kau menemaniku. Itu lebih baik daripada kau melamun sendirian." ucap Lisa yang mau tak mau membuat Seulgi mengangguk saja.
Melihat Lisa yang sudah memasuki salah satu bilik toilet, Seulgi memilih mendekati cermin westafel dan memeriksa kembali penampilannya. Tetapi, sedang asik dengan kegiatannya, Seulgi dikagetkan dengan kehadiran seseorang dari bilik toilet lainnya.
Seulgi ingin tersenyum tapi bibirnya kelu begitu melihat orang itu hanya menatapnya sekilas kemudian berdiri di sampingnya dan merapihkan penampilannya. Namun, karena tak ingin membuat suasana tak nyaman, Seulgi akhirnya membuka suara.
"Hai," sapanya.
"Hai,"
Seulgi menghela nafas. Sudahlah. Mungkin orang di sampingnya ini memang sedang dalam kondisi tidak baik. Seulgi berusaha ber-positive thingking. Sebab, dirinya tak ingin membuat kepalanya penuh dengan hal-hal yang seharusnya tidak perlu ia pikirkan.
"Seulgi unnie, mengenai rumor yang beredar,"
Seulgi yang sedang membenarkan rambutnya, menoleh ke arah orang di sampingnya. Dia adalah Jeongyeon. Orang yang menjadi objek yang berhasil memenuhi pikirannya akhir-akhir ini.
"Kenapa?"
"Rumor itu benar. Aku mencintai pacar mu, unnie."
Shit! Damn! Fuck!
To be continued

KAMU SEDANG MEMBACA
What If We... - SEULMIN
Fiksi PenggemarPark jimin tahu, hubungannya dengan Kang Seulgi memiliki resiko yang begitu besar. Selain mempertaruhkan karirnya, hubungannya dengan Kang seulgi juga mempertaruhkan hidup gadis itu. Tapi jimin tidak ingin menyerah. Tekadnya terlalu kuat. Mengakhir...