Pada akhirnya, Alvino pulang sendiri tanpa membawa kucing oyen kesayangannya.
Dia melepas sendal didepan sebelum masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum." Salam Alvino memasuki rumahnya, dan berpapasan dengan Amel yang akan keluar seraya membawa bungkusan jajan yang isinya telah berpindah tempat, di perutnya.
"Bu, kak Ino dah pulangg tapi tangannya berdarahh. " Teriak Amel dari dalam rumah seraya menatap keadaan Alvino yang berantakan.
"Amel, jawab dulu salamnya. " Ujar Alvino, Amel nyengir kuda.
"Hehe.. Wa'alaikumsalam, kak nih. " Jawab Amel memberikan bungkusan jajannya kepada Alvino.
Setelah memastikan kakaknya menerima bungkusan itu. Amel berbalik dan berteriak memanggil ibundanya.
"Ibu!! Kak Ino dah pulang! Tapi tangannya berdarah! Ibuuu.. . "
Alvino geleng kepala dan kembali keluar untuk membuang bungkusan yang diberikan Amel ke tong sampah.
"Mana Kak Ino-nya Mel ? "
"Tadi disini Bu. "
"Mana? Nggak ada loh Mel kakak kamu."
"Tadi ada kok Bu, mungkin kakak Ino keluar lagi."
Samar-samar Alvino mendengar suara ibunya serta Amel dari dalam rumah. Dia pun masuk kedalam dan benar saja, ia berpas-pasan dengan ibu serta adiknya tepat ditempat dia dan Amel bercakap tadi.
Melihat anaknya ada didepan matanya, ibu Vanya menghampiri, mengecek keadaan anaknya itu.
"Kata Amel kamu berdarah, mananya yang berdarah? Sakit nggak?" Tanya ibu Vanya dengan khawatir.
Alvino mengangkat kedua tangannya memperlihatkan kedua telapak tangannya yang baret tanpa mengeluarkan darah.
Ibu Vanya melongo. "Cuma itu? "
Alvino mengangguk.
"Hanya itu? "
Lagi-lagi Alvino mengangguk.
"Ibu kira berdarahnya seember ternyata seupil. Aduhh.. cucianku! "
Selepas mengatakan itu, ibu Vanya ngacir kedalam, ketempat ia mencuci pakaian. Meninggalkan kedua anaknya yang saling memandang dengan Amel yang nyengir kuda lalu anak itu juga ikut ngacir kedalam.
Alvino menghela nafas seraya menggelengkan kepala.
Ia masuk ke kamarnya dan membersihkan diri. Setelah selesai, ia mengerjakan tugas sekolah sebelum keluar kamar untuk beribadah bersama dan makan malam.
"Bu, kata Mama lusa Nana pulang. " Ucap Alvino memberitahu ibu Vanya serta yang lainnya.
Ya, tadi dipertengahan akan pulang dari rumah Aletta, dia diberitahu Mamanya lewat telepon. Bahwa adiknya akan pulang dari pondok pesantren dan akan menetap selama tujuh hari lamanya.
"Wahh,, beneran? Baru juga tadi diomongin. Ya 'kan Mel?" Ujar ibu Vanya menatap Amel. Amel mengangguk sembari mengunyah ayam goreng kesukaannya, dibagian paha.
"Tapi, cuma tujuh hari. "
"Yahh,, sayang banget kalo tujuh hari mah. "
(Note: aku disini enggak tahu kalo misal anak pondok biasanya pulang itu berapa hari. Kasih tau kalo ada kesalahan ya..)
"Itu kenapa siku kakak? " Tanya ayah Arkan saat melihat anak dari mba'nya terbalut handsplast di lengan kanannya.
"Tadi jatoh yah, nggak sengaja nabrak temen. " Jelas Alvino, ayah mengangguk. Kemudian ia kembali berkutat dengan makanan yang ada didepan matanya. Menikmati masakan dari istri tercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Jawaku
SonstigesSequel Alvino Ini adalah kisah Alvino yang telah beranjak remaja. Alvino, si anak badung yang cuma nurut sama ibu saja. Bertemu dengan Aletta si murid baru dari solo. ------------- "Gue suka sama lo. " - Alvino "Mboten pareng matur kasar nggih. "...