Bel pulang berdering, beberapa detik kemudian siswa-siswi SMA Pembina Selatan berbondong-bondong keluar dari kelas selepas guru pengajar keluar ruangan.
Bahkan kelas XI 2 tak luput dari itu. Mereka keluar kelas dan bukannya pulang kerumah masing-masing, melainkan pergi menuju lapangan basket terbuka.
Una, Aletta, Salma dan Aisha. Keempatnya duduk dibarisan tengah dan mengeluarkan Snack yang dibelinya saat istirahat kedua.
"Lihat mereka udah datang! Kyaa.. my baby Alvino! "
"Omaigat omaigat! My Caka, pake kacamata aja ganteng apalagi enggak. Ya tuhan, nggak kuat hati dedek mas!! "
"Ya Allah gusti, jodohin aku dengan Alvino aku nggak papa, aku ikhlas. "
"Kyaa!! A'a Rendy makin handsome aja. "
"Mas Anan hari minggu kita nikah!! "
"Omo! Omo! Bang Tino mau kesini, bang Tino mau kesini! Pasti mau ke gue, "
"Ngaco! Pasti ke gue lah!! "
Begitulah teriakan-teriakan yang ada disekitar Aletta, yang membuat kupingnya perlu naik ambulans saking membahananya teriakan tersebut.
Tino, sang salah satu idola dari teriakan para fansnya, duduk disebelah Una dan dengan santainya mencomot Snack yang berada ditangan Una.
Una yang saat itu sedang berbicara dengan Salma menoleh kesamping dan mendapati Tino disana.
"Seenak jidat lo ambil, beli sendiri sanalah! " ujar Una kembali merebut snack yang ada ditangan Tino. Ia memberengut kesal sembari melihat isi snacknya yang ternyata sisa sedikit.
"Yaelah minta sedikit doang. " kata Tino.
"Dikit apaan?! Orang banyak gini! Tadi tuh baru gue buka belum gue sentuh. " protes Una.
"Yaudah maaf. "
"Dahlah buat lo aja! " kata Una memberikan kembali snacknya kepada Tino yang diterima dengan senang hati. Mayan dapet snack gratis.
"Makasih yak,"
"Hmm..."
"Tumbenan mau berbaik hati sama gue, biasanya juga nggak. " tanya Tino seraya memakan snacknya.
"Lihat samping lo, lihat belakang, lihat depan. Semuanya pada nyinyirin gue, katanya cuma satu jajan doang diributin. Iyalah, daripada lo nggak bisa duduk bareng idola lo kan, nggak bisa pegang-pegang idola lo kan?! Nggak bisa ngobrol bareng kan?" Sindirnya dengan blak-blakan dengan tampangnya yang julid.
Siswi yang berada didepannya, selaku penggemar Tino garis keras menoleh ke Una dan melotot padanya.
"Lo!! "
"Apa!! Bisanya cuma, kyaa bang Tino kyaa bang Tino!. " nyinyirnya meniru apa yang dilakukan oleh siswi itu tadi dengan bibir manyun kebawah.
"Awas aja lo nanti!! " Ancamnya, kemudian siswi itu berpaling dengan muka merah padam, menahan amarah.
Tino yang berada disampingnya tertawa terbahak-bahak mendengar Una berkata seperti itu.
"Ngapain ketawa! "
"Huft.. sorry, lo kayak chiko. " ujar Tino selepas meredakan tawanya sembari membayangkan kucing betinanya, pemberian Alvino. Yang selalu ngomel-ngomel jika sesuatu yang diklaim miliknya diambil.
"Chiko siapa? " tanya Una penasaran, menoleh ke Tino.
"Yakin mau tau, " ujar Tino mendekat ke Una.
"Ck.. tinggal kasih tau doang, "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Jawaku
De TodoSequel Alvino Ini adalah kisah Alvino yang telah beranjak remaja. Alvino, si anak badung yang cuma nurut sama ibu saja. Bertemu dengan Aletta si murid baru dari solo. ------------- "Gue suka sama lo. " - Alvino "Mboten pareng matur kasar nggih. "...