Rendi meminta pada Abang untuk dirinya ikut mengantarkan kesekolahan dengan ayah yang menyetir mobil dan buna juga ikut. Selama perjalanan Rendi terus berceloteh memberikan tahukan bahwa dirinya sangat senang bisa merasakan kebahagiaan bersama keluarga nya.
"Abang tau engga adek seneng banget sekarang" Rendi duduk dipangkuan Abang.
"Seneng kenapa dek?" Tanya Abang yang penasaran
"Seneng banget bisa merasakan kebahagiaan bersama Abang, Buna, dan ayah pastinya"
"Abang juga seneng kok, kalau adek bahagia"
"Tapi adek kangen sama adek adek, nanti kalau adek pergi menyusul adek adek di surga Abang jangan sedih yah, Abang tetap jadi Abang Randi yang keren, jaga Buna sama ayah. Abang harus tetap sehat terus yah baik secara mental maupun fisik, nanti kalau Abang sudah lulus sekolah Abang bantuin ayah di perusahaan. Karena sudah engga ada lagi yang bisa bantuin ayah nantinya, Abang juga jangan lupa harus tetap tersenyum bahagia yah. Janji yah abang"
"Ngomong apa sih dek, ngelantur gitu. Kamu masih ngantuk kah?"
"Janji dulu abang, adek mohon Abang janji dan harus ditepati. Yah jangan sampai Abang ingkar janji adek sayang Abang, pokok nya Abang tidak boleh sedih nanti kita main lagi adem tunggu yah. Ohhhh iya. Adek Engga adek engga ngantuk kok heee" Rendi tertawa bahagia. Buna dan ayah ikut tertawa melihat putra bungsunya itu tertawa, sertaa melihat putra sulungnya kesal karena permintaan dari si bungsu.
"Iya iya Abang janji kok"
Tapi siapa sangka Rendi yang terus berceloteh tiba tiba terdiam. Randi pikir mungkin Rendi kecapean berceloteh mengatakan dia senang diajak bermain bersama dirinya, Makan disuapin Buna, dan digendong Ayah serta berbagai hal yang dilakukan bersama keluarga nya.
"Dek bangun pindah duduknya yah, Abang mau sekolah. Kita sudah sampai nih di gerbang sekolahan Abang" tapi Randi kaget setengah mati tubuh yang dia pangku itu sudah dingin terkulai lemas tanpa terdengar sama sekali deru nafasnya. Bahkan detak jantung Rendi tidak dapat Randi rasakan lagi.
"Adek bangun.
Abang mohon, Buna adek engga mau bangun" Buna berusaha membangunkan Rendi namun hasilnya nihil ayah juga berusaha tapi tidak ada respon Ayah segera tancap gas menuju rumah sakit terdekat dan dokter memohon maaf karena tidak dapat menyelamatkan Rendi.
Rendi telah meninggal dengan damai di pangkuan Abang kesayangan nya dia tidak akan lagi merasa iri atau pun terasingkan, diakhir hidupnya Rendi akhirnya mendapat apa yang dia ingin kan yaitu kasih sayang orang tua, sudah tak adalagi penyesalan dalam hidupnya, mungkin sedang tuhan mengijinkan Rendi untuk selamat dalam kecelakaan waktu itu sehingga dirinya dapat merasakan kebahagiaan dulu walaupun sesaat sebelum dirinya pergi untuk selamanya.Randi tentu menangis, meronta ronta saat bunda dan ayah memaksanya untuk pulang saat pemakan Rendi telah usai, tapi dunia terus berjalan tanpa dia bisa hentikan Randi juga ingat bahwa dia harus sehat secara mental dan fisik untuk Buna dan ayahnya karena ketiga adiknya telah pergi dengan damai tanpa rasa sakit. Sekarang yang dimiliki ayah dan buna hanya dirinya tak ada sibungsu, ditengah atau sisulung sekarang hanya ada dia yang harus menjadi penguat bagi kedua orang tuanya kala dia lemah bagaimana kedua orang tuanya dapat menjalankan hidup, Randi harus ikhlas dan tegar demi kedua orang tuanya dan mewujudkan impian adiknya.
Tamat
Tbc
Suka engga endingnya tadinya mau panjang tapi takut kalian bosan heee
KAMU SEDANG MEMBACA
si tengah rendi
Randomhallo gays encok jadi ceritanya Rendi tuh anak kedua dari 4 bersaudara, dia tuh engga suka kalau bunda sama ayah sibuk sama dedek nya doang Rendi umurnya 16 tahun dedek 15 tahun dan adek umurnya 1 tahun jadi wajar kan bunda kaya perhatian sama bay...